Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.
Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.
Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.
Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Habis mengantar Kanara ke kamar tamu, wanita bernama Yara tadi keluar. Kanara menatap kamar tamu yang sangat besar. Kamar berlatar putih dengan interior mewah. Di sisi ruangan kamar ada rak buku yang tersusun banyak sekali buku. Kanara heran kenapa di dalam kamar tamu ada buku sebanyak itu, tapi kemudian dia berpikir kemungkinan besar pemilik rumah ini gemar membaca.
Kanara menghela nafas panjang. Pandangannya beralih ke putranya yang tertidur pulas di atas ranjang. Ia tersenyum kemudian. Akhirnya mereka berhasil kabur. Dia berharap anak buah Damian tidak pernah menemukan mereka. Walau laki-laki tadi bersikap sangat dingin padanya, setidaknya dia tidak di usir malam ini. Karena dia tidak tahu harus mencari penginapan terdekat di mana. Kanara juga berterimakasih sekali kepada adik dari pria itu yang menyambutnya dengan positif.
"Aku berharap Damian tidak pernah menemukan kami." gumam Kanara kemudian. Sesaat kemudian ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Habis mandi dan mengeringkan rambut, ia langsung naik ke kasur, tidur di sebelah putranya. Sudah jam dua dini hari, hanya tersisa beberapa jam dia tidur karena dirinya berencana akan keluar dari rumah ini pagi-pagi sekali.
"Mama ..."
Pukul enam pagi, Kanara mendengar suara suara putranya memanggil. Wanita itu membuka mata perlahan.
"Hm?"
"Bian haus,"
Perkataan tersebut langsung membuat kantuk Kanara hilang dan wanita itu cepat-cepat mengganti posisi menjadi duduk.
"Bian haus?" Ia bertanya lagi memastikan kalau yang dia dengar betul atau tidak. Ketika putranya menganggukkan kepala, Kanara turun dari tempat tidur.
"Ayo ikut mama, kita cari minum."
Wanita itu menarik tangan sang putra keluar kamar. Rumah masih sepi. Belum ada satupun orang yang bangun. Dapur pun masih kosong. Sebenarnya dia tidak enak masuk sembarangan ke dapur orang walau hanya ingin meminta air putih. Tapi demi putranya, Kanara mengabaikan segala rasa malunya.
"Duduk di sini," ia menggendong Bian dan mendudukkannya di kursi.
Lalu mata Kanara mulai mencari-cari di mana letak gelas untuk mengisi air minum. Cukup lama ia mencari dengan teliti tapi belum ketemu-ketemu juga.
"Mama, Bian haus bangeet," rengek Bian lagi.
"Iya sebentar ya sayang mama lagi cari gelas."
Pandangan Kanara berhenti ke lemari yang tertempel di dinding atas kulkas. Ia pun berjalan ke arah lemari tersebut dan membukanya. Begitu melihat gelas-gelas dengan berbagai macam tipe tertata rapi di sana, Kanara bernafas lega.
"Dapat,"
Ia lalu berjinjit berusaha menggapai gelas yang terletak di sana. Setelah berusaha keras, akhirnya jemarinya dapat menyentuh benda tersebut. Ya ampun, kenapa barang ini harus di letakkan paling atas sih? Memangnya mereka tidak kesulitan ambilnya? Kanara masih tidak habis. Apa karena mereka tinggi? Terutama pria dingin itu.
Saat Kanara mau mengambil salah satu dari gelas di atas, tangannya tak sengaja menyenggol gelas yang lain. Hampir saja gelas yang dia senggol itu jatuh kalau seseorang di belakangnya terlambat sedikit saja.
Ya, ada yang berdiri di belakangnya. Orang itu tampaknya jauh lebih tinggi dari dia. Sudah pasti seorang laki-laki. Pria itu terlalu dekat, hingga Kanara bisa merasakan tubuh pria itu yang menempel di belakangnya. Awalnya Kanara mengira pria itu adalah seorang pelayan rumah ini, namun saat pria itu bersuara, Kanara langsung mengenali suaranya.
"Kalau pendek jangan memaksa mengambil barang di ketinggian."
Suara itu ...
Kanara merutuk dalam hatinya. Lagi-lagi dia harus berhadapan dengan laki-laki galak itu. Tapi apa katanya, pendek? Kesal juga Kanara di katain pendek sama laki-laki itu. Tinggi badannya 161 cm, tergolong cukup tinggi untuk ukuran perempuan asia. Pria itu saja yang terlalu tinggi.
"Ini." Brandon mengambil gelas yang hampir jatuh tadi dan memberikannya ke Kanara.
Kanara berbalik. Tubuh Brandon masih dekat sekali dengannya. Dia merasa aneh. Berdiri sedekat ini dengan wanita yang bukan adiknya, biasanya membuatnya langsung risih dan berusaha untuk menjauh secepat mungkin, tapi wanita ini tidak membuatnya merasa risih. Aneh, ini pertama kalinya dia tidak risih dengan wanita yang berdiri sedekat ini dengannya. Bahkan sekilas wanita ini tampak familiar.
"Te-terimakasih." gumam Kanara. Tiba-tiba dia merasa malu karena kedapatan masuk ke dapur pria itu tanpa ijin. Bahkan sembarangan membuka-buka lemari.
"A ... Aku, pu-putraku haus ja-jadi aku ..."
"Jangan bicara lagi, putramu menunggumu untuk minum." Brandon memotong ucapan Kanara, menunjuk dengan dagu ke bocah yang sedang menunggu wanita itu memberinya minum.
Kanara merutuk dirinya sendiri lalu cepat-cepat menuangkan air di gelas yang ia pegang dan meminumkannya ke Bian. Brandon memperhatikan mereka dari tempatnya berdiri. Sekarang ia mengamati anak kecil itu.
Semalam ia tidak terlalu memperhatikan bocah tersebut, tapi pagi ini entah kenapa ia merasa bocah itu mirip seseorang? Dan ada perasaan aneh dalam hatinya ketika melihat bocah itu, entah perasaan aneh seperti apa, dia juga bingung.
"Sa-saya minta maaf sudah masuk tanpa ijin ke dapur anda." wanita itu sudah berdiri di depan Brandon lagi, minta maaf dengan bahasa yang baku.
Brandon tidak tersenyum, wajahnya datar namun ia juga tidak mempermasalahkan masalah wanita ini masuk ke dapurnya tanpa ijin. Apalagi alasan wanita itu untuk memberi anaknya minum.
Brandon memang kesal pada wanita ini sedari pertama mereka bertemu. Ketika buggati barunya harus masuk bengkel gara-gara di tabrak motor bututnya, lalu mereka bertemu lagi dengan cara yang tidak terpikirkan oleh Brandon.
Wanita gila mana coba yang berani masuk diam-diam ke dalam bagasi mobilnya membawa anak yang masih kecil coba? Memangnya dia tidak punya mulut untuk meminta tolong? Brandon bukanlah orang sekejam itu yang akan membiarkan seorang wanita dan anak kecil di jalanan gelap sendirian. Masuk ke dalam bagasi mobil itu berbahaya karena udaranya kurang. Kalau terjadi sesuatu pada mereka, tentu Brandon yang akan diperiksa.
Laki-laki itu kesal karena itu. Juga merasa perempuan ini sedikit aneh. Seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan. Entah apa itu tapi Brandon tidak akan gampang percaya dengan orang asing. Dia berharap setelah ini ia tidak akan berurusan dengan wanita ini lagi.
"Kau akan segera pergi saat matahari terbit kan?" pria itu angkat suara. Ia masih pria yang dingin seperti tadi malam. Caranya tampak jelas kalau ia sedang mengusir mereka dari rumah ini dengan cara halus.
Kanara terdiam sebentar lalu menganggukan kepala. Dia adalah wanita yang tahu diri. Pria ini pasti tidak menyukai kehadiran dia dan putranya. Dia juga tidak seharusnya menumpang di rumah ini lagi.
"Mm, kami akan pergi habis ini. Te-terimakasih sudah mengijinkan saya dan putra saya beristirahat di sini semalam."
Brandon tak membalas perkataan Kanara, pria itu hanya melewati, mengisi air putih di gelasnya lalu keluar dari dapur, berlalu begitu saja meninggalkan Kanara dan Bian.
aku suka
anak buah Brandon telp dan mengatakan semua,
Brandon tau kalo Bian anaknya tapi Kanara masih mengelak_____
#mungkin
lanjut thorrr
si Brandon Mlah ga pake gengsi, lngsung ungkapin lgi😭 gw smakin yakin disaat mereka udah saling buka hati, rintangan terbesar mereka berdua untuk bersatu ya si Damian, Damian ga bakal lepasin kanara utk Brandon