Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU SEPUPU KEDUA
Mohon maaf untuk ketidaknyamanan nya, ceritanya author putarin dulu ya readers, biar nambah bumbu, sesekali author pengen bikin yang agak tragis, boleh kan?
...----------------...
Li Chen terdiam, matanya menatap wajah Wang Zuyi dengan jantung yang berdebar-debar. "Apa yang terjadi dengan Jiang Jiyun? Kenapa dia hilang ingatan?"
Wang Zuyi menghela nafas panjang, "Seseorang sengaja melepaskan racun yang sangat langka, dia tidak ingin adik sepupuku hidup lebih baik."
Li Chen menarik nafas beberapa kali, "Apakah penawar racun itu sudah di temukan?"
Wang Zuyi menggelengkan kepalanya, "Ayao telah menyerap sebagian racunnya, kami hanya bisa menemukan cara untuk menekan racun ini, bukan untuk menyembuhkan."
Li Chen tidak bisa berkata-kata, dia mengembalikan surat cerai itu pada pria di depannya. "Biarkan Jiang Jiyun sendiri yang memutuskan!"
Wang Zuyi terkekeh, "Pada akhirnya kamu menyerah, tuan muda Li."
Li Chen menggelengkan kepalanya, "Empat tahun ini, aku berhutang banyak padanya, dia juga telah mengurus keluargaku dengan baik, jika Jiang Jiyun yang menginginkan perceraian ini, meskipun hatiku merasa tidak nyaman, aku akan tetap melepaskannya."
Wang Zuyi berdiri, tangannya mengambil kembali surat cerai tersebut. "Aku berharap kalian semua bisa mencapai alam liar dengan nyaman!"
Setelah Wang Zuyi pergi, Li Chen tertunduk, dia tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ada pertarungan besar di dalam hati dan pikiran pemuda itu, terutama setelah mengetahui tentang apa yang terjadi pada istrinya di masa lalu.
Sementara Jiang Jiyun telah sampai di sebuah rumah besar, dia melangkahkan kakinya masuk dan melihat seorang pemuda tampan berbaring di atas kursi panjang.
"Sepupu kedua!" panggil Jiang Jiyun, pemuda itu membuka mata, dia segera duduk dengan tenang.
"Qian Qian telah bertemu tuan aula!" ucap Qian Qian sambil membungkukkan badannya.
"Duduklah! Kenapa kalian datang satu hari lebih lambat dari yang seharusnya? Apakah terjadi masalah saat berada di jalan?" tanya Wang Huiyi atau jauh lebih di kenal sebagai tuan aula.
Qian Qian mendengus, "Itu semua karena keluarga Li cabang kedua, mereka sengaja melarikan diri sehingga perjalanan kami terganggu. Para petugas terpaksa harus melakukan pengejaran dan menunda waktu berangkat 1 hari."
Wang Huiyi menganggukkan kepala, "Mereka terlalu bodoh dan gegabah! Seluruh wilayah ini adalah milik Kaisar, kemana mereka bisa melarikan diri?"
Jiang Jiyun duduk, dia menuangkan teh ke dalam mangkuk, kemudian menyesapnya. "Sepupu, apakah anda sudah mendapatkan titik terang untuk masalah yang terjadi di keluarga Li?"
Wang Huiyi mengangguk, dia mengeluarkan sebuah buku dan menyerahkannya pada Jiang Jiyun. "Periksalah! Jika ada hal lain yang sepupu kecilku inginkan, katakan saja!"
Jiang Jiyun menerima buku tersebut dan membacanya, tak lama kemudian muncul garis-garis hitam di dahi gadis itu. "Seperti yang aku pikirkan! Mereka tidak berniat untuk melepaskan keluarga suamiku. Kakak sepupu, apa kau memiliki rencana untuk menghadapi orang-orang seperti ini?"
Wang Huiyi menarik nafas panjang, "Saat ini terjadi pertarungan antara para pangeran di ibukota, baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Mereka telah mengumpulkan begitu banyak kekuatan dan bersabar untuk waktu yang cukup lama, mungkin dinasti ini akan kembali jatuh."
Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Mereka terlalu sombong dan menganggap nyawa manusia tidak berharga. Hanya saja aku sedikit penasaran dengan pangeran keenam, untuk apa dia menyerang Li Chen hingga seperti ini? Bukankah sebelumnya di katakan bahwa mereka berdua tidak memiliki koneksi apa pun? Jenderal bahkan menolak ajakan permintaan pangeran ke-6 untuk bergabung dengan orang-orang nya."
Wang Huiyi tersenyum tipis, "Masalah internal keluarga istana, bukanlah sesuatu yang bisa kita bicarakan dengan santai."
"Aku curiga bahwa mereka sengaja melakukan ini karena Li Chen tidak bersedia untuk memberikan dukungan bagi pangeran mana pun. Di bandingkan menyimpan orang yang seperti itu, mereka jauh lebih suka untuk menghancurkannya." ucap Jiang Jiyun.
Wang Huiyi mengangguk, "Tepat! Yun'er, meskipun kau telah kehilangan sebagian ingatanmu, namun prediksimu masih cukup tajam."
"Apaaa? Kehilangan ingatan?" tanya Jiang Jiyun, matanya melotot karena kaget.
Wang Huiyi tersenyum tipis, "Tidak apa-apa, keluarga kita pasti akan segera menemukan obat untuk menyembuhkannya."
'Mungkinkah pemilik tubuh yang sebenarnya mengalami amnesia? Tapi rahasia apa yang mereka sembunyikan? Aku adalah seorang dokter dari abad ke-21, dengan kemampuan medis dan berbagai perlengkapan modern, aku bisa mendeteksi gejala penyakit apa pun. Tapi apa yang terjadi sekarang? Aku tidak merasakan apa-apa, tubuhku dalam kondisi normal dan sehat.'
Jiang Jiyun menopang dagu, dia terus memikirkan kata-kata Wang Huiyi, jika dia benar-benar kehilangan ingatan, mungkinkah bisa di sembuhkan? Ataukah akan tetap seperti ini selama hidupnya?
"Kakak sepupu kedua, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana aku bisa kehilangan ingatan?" tanya Jiang Jiyun. Wang Huiyi tanpa ragu menceritakan apa yang terjadi pada gadis itu 5 tahun yang lalu. Dia yakin, semakin banyak informasi yang di terima, maka otaknya akan terangsang lebih cepat dan dia bisa mengembalikan semua ingatannya dengan segera.
Jiang Jiyun mencoba untuk mengingat-ingat, meskipun harus menahan rasa sakit yang sangat parah di kepalanya, namun gadis itu tidak mau menyerah. Dia terus berusaha untuk mencari kebenaran atas rahasia yang terkubur selama 5 tahun ini.
Hingga akhirnya, bayangan seorang pria tampan muncul dalam otaknya, bibir gadis itu tanpa sadar memanggil, "Ayao!"
Li Chen baru saja datang, dia berniat untuk menjemput gadis itu, namun saat telinga nya mendengar Jiang Jiyun memanggil nama pria lain dengan sangat lembut, sudut hatinya langsung merasa tidak nyaman.
"Jiang Jiyun!" ucap Li Chen sambil mengepalkan kedua tangannya, dia tidak bisa membayangkan jika sampai istri kecilnya itu di pertemukan kembali dengan Ayao, mungkin saja saat itu dia akan menjadi gila.
Jiang Jiyun membuka mata, melihat Li Chen berdiri, dia juga segera bangkit. "Kau disini? Aku terlalu senang berbicara dengan sepupu kedua, tunggu sebentar, aku akan mencari sesuatu untuk di makan."
Li Chen memalingkan wajahnya, "Tidak perlu! Mereka sudah makan tadi. Jika kamu tidak memiliki hal lain, cepatlah pulang! Ibu dan adik-adik mencarimu dari tadi."
Jiang Jiyun tidak tahu apa yang di pikirkan oleh pemuda itu, dia bergegas memanggil Qian Qian kemudian segera berjalan menuju gubuk bobrok. Saat dia kembali, wajah semua orang terlihat sedikit sedih, mereka berusaha untuk tersenyum menyambutnya.
"Yun'er! Kau sudah kembali? Kemarilah! Tadi ibu memasak sesuatu untukmu." ucap Wu Jia sambil menggandeng Jiang Jiyun.
"Itu benar, kakak ipar, cobalah kue buatan ibu, rasanya cukup lezat," ucap Li Shuang, dia memegangi tangan kakak ipar nya, seolah takut akan di tinggalkan.
"Kakak ipar! Ayo makan!" ajak Li Yu, anak berusia 10 tahun itu terlihat masih energik dan penuh semangat.
Jiang Jiyun mengangguk, dia duduk di kursi sambil menikmati layanan yang di berikan oleh ibu mertua serta adik-adik iparnya.
"Ibu, kue ini sangat lezat." ucap Jiang Jiyun.
"Makan lah, selama kamu menyukainya." ucap Wu Jia, ada setetes air mata yang jatuh dari sudut matanya.