Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melarikan Diri
*
*
Setelah memastikan Sanungga tertidur lagi di bawah pengaruh obat tidur yang ia berikan di sup pengar buatannya, Danastri tersenyum puas, dan mulai mengganti baju serta mengambil tanda pengenal Sanungga.
Setelahnya, ia bergegas pergi ke bank dengan menggunakan mobil milik Sanungga.
Dengan tas besar, ia memasuki bank dan mulai melakukan transaksi, mencairkan uang dari cek yang di dapatnya.
Kebetulan cek tersebut adalah cek umum yang digunakan banyak orang, maksudnya adalah cek yang tidak ada trade mark di atasnya. Jadi Danastri dengan mudah menarik uang, setelah ditanyai identitas dan lainnya.
Senyum Danastri merekah, setelah mengucapkan terimakasih, ia lantas pergi dengan tas besar tersebut. Di dalam mobil, ia mengganti tas tersebut dengan keresek karung kecil dan dilapisi lagi dengan keresek hitam.
Setelahnya, ia melajukan mobil, mampir ke kios pinggir jalan yang menjual baju murah, dan mengganti baju dengan cepat di dalam mobil. Menumpuk baju jelek di atas uang agar tidak dicurigai dan dicuri orang-orang jahat.
Mobil melaju lagi, Danastri menuju pelabuhan. Tapi ditengah jalan, ia berhenti sebelum mobil mengarah ke pelabuhan untuk mengelabui, dan keluar dari mobil dengan keresek hitam di jinjingannya. Berjalan jauh, sampai ia merasa cukup jauh, iapun mulai menaiki angkutan umum yang jarang lewat pada tahun 2000 an untuk pergi ke pelabuhan.
Banyak orang di angkutan umum yang terlihat sama dengan penampilan Danastri saat ini. Jadi semua orang hanya mengabaikannya, tidak tertarik sama sekali padanya.
Sampai dipelabuhan, ia naik kapal menuju tempat tinggal dirinya sebelumnya, di desa. Yang langsung sampai ke desanya tersebut.
Di perjalanan, ia hanya makan dua roti uang dibelinya dari penjual keliling di kapal. Mencoba untuk tidak mencolok sama sekali.
Ia menunggu dan diam di kapal selama kurang lebih 5 jam, sampai ke desa sekitar pukul 8 malam. Dan ia adalah satu-satunya orang yang datang ke desanya pada saat ini.
Desanya gelap, hanya ada sedikit cahaya dari obor dan bulan. Suasananya juga sangat sepi, karena pada saat ini, pada jam ini, pada tahun 2000, semua orang jelas sudah terlelap di rumahnya masing-masing setelah beraktifitas di siang hari. Tapi di tepi pantai akan menjadi ramai ketika tengah malam tiba, karena lara nelayan akan pergi berlayar lada jam ini. Mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada saat ini, Danastri menghela nafas lega karena sampai di jam-jam sepi seperti ini. Jadi, tidak akan ada warga yang melihatnya datang. Juga, tidak akan ada warga yang melihatnya pergi bersama keluarganya dalam dua jam ke depan.
Danastri menghirup nafas dalam-dalam, kedua matanya sudah basah, tapi ia tetap berjalan dengan penuh kerinduan di sepanjang jalan menuju rumahnya dengan keresek yang masih dijinjingnya.
Sampai akhirnya ia sampai di depan rumah, mengetuk pintu di keheningan malam dengan memanggil-manggil nama Ayah dan Ibunya.
"Bapak, Ibu, ini Tri... Tri pulang, Bapak, Ibu..." Panggilnya dengan suara sedang. Tidak akan terdengar oleh tetangga, sebab pada tahun ini, rumah setiap orangnya berjarak.
Terdengar suara dari dalam rumah, dan Danastri menghela nafas lega dengan senyum kecil. Ayah dan ibunya tidak akan pernah mengabaikannya. Mereka adalah orang yang paling menyayangi dia dan adiknya Wudira.
"Tri? Benar-benar kamu? Cepat, masuk, di luar dingin." Ucap Ayah Danastri, dan ibunya dengan cepat menyambutnya, membawanya masuk ke dalam.
*
"Bajingan!" Pekik Ayah Danastri tertahan. Rautnya penuh amarah dan matanya memerah. Jelas sangat marah setelah mendengar cerita Danastri tentang dirinya yang ditipu dan dijadikan rahim pengganti.
"Bapak, Tri sudah menjelaskan semuanya, ayo kita pergi secepatnya dari sini sebelum Sanungga mendatangi Tri dan membawa Tri kembali ke kota." Ucap Ibu Danastri dengan tergesa-gesa. Meski ia sama marahnya sampai menangis tersedu-sedu memeluk Danastri yang sama tersedunya, ia masih bisa berpikir dengan rasional.
Bukan waktunya marah, semuanya memang datang terlalu cepat, tetapi tidak ada waktu untuk marah. Jadi ketiganya dengan cepat bersiap.
Danastri dan Ibunya menyiapkan makanan dan beberapa potong pakaian, pakaian hangat serta selimut untuk diperjalanan, sedangkan Bapak Danastri menggendong adiknya, Wudira yang masih terlelap di atas dipan bambu. Umurnya masih sangat belia, masih sekitar 4 tahun, jadi ia tidak terganggu sama sekali ketika digendong oleh Bapak Danastri.
Kemudian keempatnya menuju tepi pantai, menuju salah satu kapal yang paling besar, yang paling memungkinkan bisa dibawa oleh Bapak Danastri untuk pergi ke kota lain dengan kapal tersebut.
Bapak Danastri awalnya ragu, tetapi ketika Danastri meninggalkan segepok uang dan tulisan di atas kapal lain, akhirnya ia mulai mengemudikan kapal tersebut dengan perasaan lega.
Detik itu juga, pada pukul 10 malam, sekitar satu jam setengah sebelum tepi pantai ramai oleh warga desa yang hendak mencari ikan datang. Danastri dan keluarganya benar-benar pergi dari desa tersebut tanpa sepengetahuan satu orang pun.
Sampai akhirnya, para laki-laki di desa sampai di tepi pantai, melihat kapal yang paling besar hilang, keriuhan terjadi. Kepala desa dipanggil, dan pemilik kapal jelas tertekan karena ini.
Tapi setelah sekitar 15 menit tertekan, seorang pemuda menemukan segepok uang dengan catatan kecil di atasnya.
'Pak Awil, maaf mengambil kapalmu tanpa izin. Ini uang untuk menggantikan kapalmu. Semoga lebih dari cukup.'
Akhirnya, pak Awil selaku pemilik kapal pun mengikhlaskan kapalnya. Karena uang uang diberikan Danastri lebih dari cukup untuk ukuran kapal tersebut di tahun 2000 an.
Keriuhan diakhir dengan para lelaki di desa yang pergi, melanjutkan niat awalnya melaut untuk mencari ikan.
Sampai keesokan paginya, desa kembali ramai. Setelah keriuhan di malam hari, ketika matahari bersinar, orang-orang dari kota datang dan menuju rumah Danastri.
Para tetangga yang melihat hal tersebut jelas penasaran dan mengikuti orang-orang ini. Kemudian ketika orang-orang dari kota mulai maraj dan menendang pintu rumah Danastri sampai rusak, oara tetangga terkejut dan mundur satu persatu.
"KEMANA?! KEMANA DANASTRI DAN KELUARGANYA PERGI?!" Teriak Sanungga, orang yang dikenal ramah dan baik oleh warga desa, mendadak mengeluarkan wajah aslinya.
Warga desa jelas ketakutan, alhasil kepala desa kembali muncul untuk menuntaskan masalah. Tetapi Sanungga tidak mau berdamai, ia malah membuat kepala desa jatuh, membuat warga desa beramai-ramai mengusirnya.
"Kami tahu Danastri dan keluarganya seperti apa! Tidak mungkin mereka pergi jika mereka tidak di zolimi!"
"Benar! Mereka begitu baik hati sehari-hari!"
"Justru kamu! Monster yang akhirnya menunjukkan wajahnya!"
"Pantas saja keluarga Danastri melarikan diri!"
"Pergi dari desa kami!"
"Ya, pergi! Untuk apa merusak fasilitas dan melukai kepala desa kami!"
"Pergi!"
"Pergi!"
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut