Gadis yang tengah patah hati karena kekasihnya kedapatan tengah bermesraan di dalam kamar dengan adik tiri itu memilih pergi ke sebuah pulau untuk menenangkan hatinya. Ia merasa begitu hancur setelah kematian sang ibu, karena ayahnya menikah lagi. Dan hal tergilanya, adik tirinya tidur dengan kekasihnya sendiri. Dalam kekalutan, ia memilih pergi ke sebuah club malam untuk melampiaskan kemarahannya. Namun kondisinya yang tengah mabuk membuat ia tak sadar dan merayu seorang pria hingga malam itu menjadi malam terburuk dalam hidupnya. Ia kehilangan mahkota yang telah ia jaga selama ini. Hidupnya bahkan semakin hancur setelah pria yang telah merenggut kesuciannya itu datang dan terus mengusik kehidupnnya. Sampai pada akhirnya ia positif hamil dan mencoba mengakhiri kehidupannya yang begitu rumit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.
Dave duduk di sebuah sofa seraya meneguk minuman yang ia pesan, tak berselang lama perempuan setengah mabuk berambut panjang dan seperti nya keturunan luar berjalan menghampiri dirinya yang tengah asik menikmati minuman.
"Apa aku boleh duduk di sini." Tanya nya pada Dave.
"Tentu." Balas Dave singkat, gadis itu pun duduk di samping Dave, jarak keduanya hanya sekitar lima jengkal.
"Heh..dunia memang membuat gila tanpa sebotol minuman yang bisa melegakan tenggorokan mu." Ucap si gadis seraya meneguk minuman.
"Itu hanya berlaku untuk sebagian orang." Balas Dave.
"Lantas apa alasanmu datang kemari."
"Gue cuma pengen keluar karna merasa bosan di kamar."
"Bukan kah itu berarti dunia mu hampa jika kau tak pergi kemari."
Ucap wanita yang ada di samping Dave itu seraya menjambak rambut bagian depan nya, sepertinya kepala nya mulai pusing.
"Gak juga, gue pergi lantaran bosan bukan lantaran permasalahan hidup." Lagi lagi dengan santai Dave menjawab seraya meneguk minuman. Saat akan meletakan gelas nya tiba tiba wanita itu pun mendekat kan wajah nya di dekat wajah Dave.
*apa lagi ini.* batin Dave sambil membuang nafasnya kasar.
"Heh lelaki memang manusia yang mudah bosan dan mencampakan." Lirih si gadis.
Sedetik kemudian ia mencoba untuk mengecup bibir Dave namun Dave tepis, dab gadis tersebut tak menyerah, ia mengalungkan tangan nya di leher Dave dan mencoba menggoda Dave. Dave hanya diam menerima perlakuan nya.
Toh memang tujuan ia kemari adalah mencari pelampiasan dari sesuatu yang tertunda
"Siapa nama lo." Tanya Dave seraya memejamkan mata menikmati apa yang di lakukan si gadis.
"Nica." Balas nya pelan dengan nafas memburu namun dapat Dave dengar dengan jelas nama nya.
"Ikut gue." Ucap Dave seraya menarik tubuh si gadis yang sempoyongan menuju ke lantai atas bar. Ia kemudian menyewa sebuah kamar untuk malam ini. Tangan gadis tersebut terus meracau. Hingga saat sampai di kamar Dave pun segera merebahkan tubuh gadis tersebut di ranjang.
Ia pandangi wanita yang berbaring di depan nya dengan mulut terus meracau dan tangan yang terus mencoba menggapai tubuh nya yang berdiri.
Wanita yang cantik, bahkan tubuh nya juga sexy, lebih sexy dari wanita yang baru saja ia temukan mabuk di tepi pantai.
Dave memilih duduk menyilangkan kaki nya di kursi, sambil memainkan ponsel menunggu reaksi wanita tersebut.
Dave memang cenderung senang melihat wanita memohon mohon untuk ia puaskan.
"Kemari, aku benci menunggu mu bodoh!!." Gadis tersebut lantas meneriaki Dave.
Sedang Dave hanya diam dan asik memainkan ponsel nya.
Dan benar saja gadis yang sudah di mabuk gairah itu bangkit mendekati nya.
"Apa kau tuli." Ucap nya di depan wajah pria yang belum pernah ia temui sebelumnya itu seraya mengungkung tubuh Dave di kursi.
Dave masih saja diam tak menanggapi nya. Sedetik kemudian.
"Fuckkk...!!! Sinting lo." Teriak Dave saat tangan gadis tersebut tiba tiba meremas miliknya dengan kuat hingga Dave mendorong tubuh si gadis sampai gadis tersebut tersungkur ke lantai.
"Heh milikmu kecil tapi sombong mu luar biasa." Ucapnya seraya tersenyum Smirk mengejek Dave
Sedang Dave masih merintih seraya menggenggam miliknya yang terasa begitu sakit.
"Bitch..." Geram Dave kemudian seraya menarik tubuh gadis tersebut dan mendorong nya hingga telungkup di sofa, setelah itu Dave menjambak rambut gadis yang ada dibawahnya.
"Lo pikir lo siapa bodoh!."
Hardik Dave seraya menjambak rambut si wanita hingga dahi nya terangkat.
"Fuck you.."
Balas wanita tersebut seraya berusaha bangkit. namun kemudian, Dave justru menarik dress yang ia pakai hingga robek.
Dave lantas mencengkram tangannya dan segera melucuti celana yang ia kenakan dengan cepat. Setelah itu ia menyeret tubuh Nica menuju ranjang. "Lepas!!" Teriak Nica sambil mencoba melepaskan diri. "Heh, tak perlu berontak, bukan kah tadi kamu yang meminta, sekarang saatnya kamu merasakan," ucap Dave. "Lepas! Aku tidak mau!" Teriak Nica lagi, namun Dave tidak menghiraukannya. Dave memegang kedua tangan Nica dengan erat. "Akh, sakit!!" Nica terus mencoba berontak menggunakan kakinya namun Dave berhasil menenangkannya. "Ampun!!" Teriak Nica namun tidak dihiraukan, Dave tetap berusaha mendekatkan diri, sambil terus berusaha menenangkan Nica. Setelah beberapa saat, Dave berhenti dan keduanya terdiam.
Nica menjerit, air mata mengalir di pipinya. Dave hanya tersenyum sinis ke arahnya. "Nikmati!" ucap Dave sambil terus bergerak dengan intensitas tinggi. "Akh, sakit..." keluh Nica sambil menangis, namun Dave tampak tidak peduli dengan tangisannya, malah terlihat senang bisa mempengaruhi emosi wanita di hadapannya itu. "Heh, pura-pura menangis padahal menikmati," cetus Dave dengan nafas yang memburu. Ia terus melanjutkan dengan semangat yang tak kunjung padam hingga akhirnya Dave menjerit, menandakan puncak dari interaksi mereka. Sementara itu, Nica memiringkan tubuhnya yang lelah sambil terisak.
Tangan Dave terasa lengket, matanya memandang ke bawah dan jantungnya tercekat saat menyadari apa yang telah terjadi. Dengan pandangan yang kabur, ia melihat ke arah ranjang yang dipenuhi dengan bercak darah segar. Dave menelan ludahnya dengan susah payah, keringat dingin mengucur deras di dahinya. Dalam kepanikan, ia segera bergegas ke kamar mandi, menarik rambutnya sendiri dalam kefrustasian. Ini adalah kali pertama ia bersama wanita yang ternyata masih perawan. Dave bingung, sementara ingatan Nica yang memulai dan menggoda menghantuinya. Setelah mandi, dia keluar dan menemukan Nica masih menangis, tangannya melindungi bagian sensitif tubuhnya. Dave mencoba untuk acuh tak acuh, cepat-cepat mengenakan pakaiannya kembali sambil pikirannya berkecamuk mencari cara untuk menghadapi situasi yang tak terbayangkan ini.
"Itu semua bukan kemauan gue, lo yang lebih dulu minta dan menggoda gue."
Ucap Dave tanpa melihat ke arah Nica.
Setelah itu ia meraih ponsel miliknya yang berada diatas sofa dan kemudian ia pergi keluar dari kamar meninggalkan Nica dan kembali ke Hotel tempatnya menginap.