Pernikahan adalah sebuah janji seumur hidup di mana semoga orang ingin menikah dengan pilihannya sendiri, namun bagi Maura itu adalah sebuah angan-angan saja.
Dia harus menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya, tekanan yang di dapat dari orang tuanya membuat Maura pun menyetujuinya karena dia tidak ingin membuat keluarganya malu.
Pernikahan ini terjadi karena sebuah hutang, di mana orang tuanya hutang begitu besar dengan keluarga calon suaminya itu, sosok pria yang sama sekali tidak Maura ketahui bagaimana wajahnya.
Bahkan selama beberapa kali pertemuan keluarga tidak pernah pria itu menampakkan wajahnya, dari rumor yang di dapat bahwa pria itu berwajah jelek sehingga tidak berani untuk menampakkan wajahnya, itu juga salah satu alasan sang Kaka memilih kabur di hari-h pernikahannya dan harus menumbalkan sang adik yaitu Maura.
Bagaimana kelanjutannya???
Yukkk kepoin cerita nya.
NB: Kalau ada typo boleh komen ya biar bisa di perbaiki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27_Malu
"Bi emang mama sama papa gak pernah pulang ya?" tanya Maura saat sedang menyiapkan makan malam untuk suami nya dengan dibantu oleh bi Narti, karena Maura dan Bara memutuskan untuk menginap satu hari di sini walau dengan kondisi kamar sempit.
"Tidak non, mungkin bapak sama ibu sedang banyak urusan di luar." ucap bi Narti dan di angguki oleh Maura.
Tak sengaja bi Narti melihat ke arah belakang dan melihat suami dari nona nya itu, Bara langsung menginterupsi kan dengan menyuruh bi Narti diam agar Maura tidak tahu kalau dia sudah ada di sana.
Dengan perlahan bi Narti menjauh dari sisi Maura berganti Bara yang mendekat dan langsung memeluk erat tubuh istrinya itu, tubuh yang selalu bikin dia kecanduan.
"Ehhh." seru Maura terkejut karena pelukan dadakan dari sang suami.
"Lagi masak apa hm?" tanya Bara dengan bisikan tepat di telinga Maura dengan nada menggoda membuat Maura geli dan merinding sekaligus.
"Lagi masak udang asam manis, kamu suka kan?" tanya Maura.
"Suka, apa lagi jika ada hidangan pembuka seperti ini, jadi Suak sekali." ucap Bara yang langsung meremas dada sang istri membaut Maura langsung terperanjat kaget.
"AWW! MAS!!!" pekiknya kesal dengan sikap sang suami.
"Makan malam pun dilakukan dengan khidmat, sesekali Bara meminta sang istri untuk menyuapi nya, manja sekali bukan jika sudah bersama dengan istrinya itu.
.
Pagi harinya Maura dan Bara berangkat bekerja bersama, awalnya Maura menolak namun karena ancaman sang suami yang akan memecat Mela rekan nya membuat Maura mengurungkan niat untuk berangkat sendiri.
Entah dari mana dia tahu soal Mela karena Maura yakin kalau Mela tidak pernah membuat masalah sama sekali dengan suami nya.
"Selamat pagi tuan, nyonya." sama Bella saat melihat bos nya keluar dari lift khusus nya dengan Maura di sampingnya, jangan lupa genggaman tangan mereka yang sama sekali tidak terputus membuat Bella merasa iri sekali.
Untung saja mobil Bara tadi langsung menuju ke parkiran khusus yang langsung bisa menuju ke lift lantai nya sehingga tidak ada orang yang bisa tahu tentang Maura yang satu mobil dengannya.
"Pagi mbak Bella." balas Maura begitu manis sekali membuat Bara yang ingin masuk ruangan nya pun di buat terpanah.
"Maura masuk ke ruangan saja!" tita tegas dari Bara membuat Maura mengerenyitkan dahi nya karena setahu nya dia tidak menyinggung sama sekali suaminya.
Segera Maura masuk dan bisa melihat jas sang suami yang sudah berada di tempat sehingga sekarang hanya memperlihatkan sang suami dengan kemeja di gulung hingga siku dan jangan lupa tubuh yang begitu mempesona membuat semua orang jatuh cinta padanya.
"Mas." panggil Maura.
Bara langsung menarik sang istri hingga sekarang Maura duduk di meja kerja sang suami dengan tangan Bara yang terus menjamah semua tubuh sang istri.
"Masss jangan di sini...." seru Maura merasa takut jika ada yang masuk atau lihat, padahal pintu juga sudah di kunci sama Bara.
"Aman sayang, sudah saya kunci pintunya." ucap Bara yang sudah melepaskan kancing baju sang istri dengan bibir nya saling bertautan.
Dan akhirnya kejadian pun terjadi begitu cepat hingga sekarang Maura tertidur di sofa tempat kerja suaminya hanya dengan selimut tipis yang membalut tubuhnya.
"Cantik banget sih istriku ini, apa lagi kalau di bawah tuh menggoda menggoda sekali." seru Bara yang hanya menggunakan kimono karena dia harus mandi setelah bergulat begitu panjang.
Dia mengangkat tubuh istrinya itu menuju ke kamar pribadi mereka dan menutup tubuh polos istrinya dengan selimut tebal, sebelum itu Bara melihat tanda percintaan yang dia buat begitu banyak sekali.
"Banyak sekali maha karya ku ini." seru nya bangga.
"Max, Maura Maura ada di dalem?" tanya mbak Bella yang santai bicara dengan Max.
"Iya mbak."
"Gila berapa kali tempur tuh sampai mau istirahat Maura gak keluar-keluar." seru mbak Bella.
Mbak Bella yang memang sudah dewasa pun merasa penasaran dengan Maura bagaimana bisa meluluhkan hati bos nya itu, dan sekaligus senang setidaknya bos nya tidak pecinta sesama jenis.
"Enggggh." lengkuh Maura terbangun dari tidurnya.
"Udah nyenyak tidurnya?" tanya Bara mencium sekilas bibir menggoda sang istri.
"Mas... Udah jam berapa ini?" tanya Maura terkejut.
berapa terkejutnya dia melihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah satu, yang artinya dia sudah lama sekali di ruang ini.
"Mas aku harus segera kembali bekerja." ucap Maura dengan buru-buru.
"Kenapa sih buru-buru? Gak kerja gak apa-apa saya, saya bisa membiayai hidup mu dan anak anak kita nanti tujuh turunan." ucap Bara kesal karena sang istri sudah masuk kamar mandi tanpa mendengar ucapannya itu.
Maura pun keluar dari ruangan Bara setelah selesai bersih bersih, mbak Bella yang melihat itu pun terus menggoda Maura, apa lagi dengan tanda merah di leher Maura yang belum dia tutup karena memang tidak ada penutup atau foundation di sana.
"Berapa kali ronde Ra sampek tubuh leher penuh banget." goda mbak Bella membuat Maura malu sekali.
"Mbak ih jangan ngomong gitu." seru nya malu.
"Makin hari dada mu makin kenceng aja Ra, gimana bayi besarnya puas kayaknya." ucap mbak Bella yang mesum juga ternyata, tapi itu hanya sekedar candaan yang Maura juga tahu itu.
"Mbak jangan gitu aku malu." seru Maura semakin malu.
.
.
Bersambung.....
Hallo readers 👋🏻👋🏻
Gimana nih sama ceritanya?
Jangan lupa follow akun aku, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan hadiahnya juga boleh biar aku tambah semangat buat up cerita nya setiap hari.....
Kalau banyak yang tanya untuk spoiler cerita sebelumnya itu aku up di FN ya di @Lala_Syalala dan follow IG aku di @Lala_Syalala13