Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C15 : BUKU
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
"Bagaimana kak?"
"Berkas-berkas yang kau minta berhasil kami dapatkan dari kediaman Desmon. Tapi Jay. Berkas-berkas ini palsu, "
"Palsu?"
"Iya Jay. Ayah ku mengatakan mereka memang menggunakan berkas palsu untuk mendapatkan aset keluarga mu. Tidak ada pihak kami yang berani menghukum waktu itu. Kami belum mendapatkan berkas aslinya, "
"Lalu di mana berkas aslinya?"
"Entahlah Jay. Aku juga sudah meminta anak buahku untuk mencari lagi berkas-berkas itu, "
"Tapi Jay kenapa kau tidak tanyakan pada paman mu?"
"Aku sudah menanyakannya kak. Paman Zyan dan paman Dicto bilang kalau berkas-berkas itu di pegang oleh ayahku. Tapi saat ini aku masih belum bisa menemukan ayahku. Entah di mana mereka menyembunyikan ayahku, "
"Ya sudah. Hari sudah malam. Nanti kalau ada informasi apapun itu aku akan memberitahumu, "
"Baik kak. Terima kasih sebelumnya, "
"Iya sama-sama, "
Jay dan Altan pun pergi meninggalkan kantor polisi untuk pulang beristirahat. Semalaman Zafer tidak bisa tidur karena terus memikirkan nama Hernandes. Di tambah saat masuk ke kediaman Hernandes, Zafer sempat merasakan aura yang berbeda. Dia merasa seperti ada hubungan dengan rumah itu. Hal itu membuat Zafer gelisah sampai terbayang-bayang sorakan masyarakat kota yang menyoraki nama Hernandes. Keesokan harinya, Zafer yang sudah membaik berangkat sekolah seperti biasanya. Namun dari kejauhan dia melihat seorang pria tua yang sejak tadi pagi memperhatikan rumahnya. Zafer tak memperdulikan itu, dan langsung pergi menggunakan sepeda nya ke sekolah. Namun hal yang sama kembali terjadi. Siang harinya saat Zafer sedang istirahat. Dari luar gerbang sekolah, pria tua itu kembali datang dan memperhatikan Zafer terus menerus. Zafer awalnya merasa curiga, namun dia kembali tak menghiraukan pria tua itu. Hingga saat pulang sekolah, Zafer masih merasakan pria tua itu sedang mengikuti nya.
"Kalian pulanglah duluan, "
"Kau kenapa Zafer?"
"Aku. Aku mau pergi ke minimarket sebentar. Ada yang mau aku beli, " ucap Zafer.
"Ya sudah kita akan menemanimu, "
"Jangan. Aku mau pergi sendiri. Aku sedang tidak mood juga hari ini. Takutnya merusak suasana hati kalian, "
"Ya ampun. Lekas membaik ya, "
"Iya, " teman-teman Zafer kemudian pergi pulang lebih dulu. Sementara Zafer mengambil arah berlawanan. Sekilas dia menoleh ke belakang, dan benar saja pria tua itu kembali mengikutinya. Singkat cerita, Zafer menghentikan sepedanya di tempat yang cukup sepi.
"Siapa kau?"
"Namaku Gohar. Aku kemari hanya ingin bertemu dengan mu, "
"Jika benar kau ingin bertemu dengan ku. Kenapa kau terus membuntuti ku?"
"Maaf jika itu membuat mu tidak nyaman, "
"Apa yang kau inginkan, "
"Aku melihat mu mengalahkan Desmon kemarin. Dan aku menawarkan sebuah misi padamu. Desmon masih mempunyai ayah yang merupakan dalan dari semua kesengsaraan di negeri ini. Selain ayahnya Desmon. Dia juga mempunya tiga rekan di berbagai kota dan kini juga sedang menindas para masyarakat di sana. Misi ini bukan hanya untuk negara ini, tapi untuk tuan Alvarez, "
"Alvarez. Ayahnya Jay?"
"Iya, "
"Tujuan ku. Hanya untuk membebaskan desa ku dan juga menyelamatkan ibuku. Apa kau lihat ibuku menangis kemarin karena aku telah membunuh Desmon. Dan ya. Aku tidak mau melihat ibuku menangis lagi, "
"Usaha mu dan teman-teman mu akan sia-sia nak. Jika Fikron kembali dan mengetahui putra nya sudah tewas. Apa yang akan kau lakukan?"
"Suruh saja Jay yang melakukannya. Dia kan putranya Alvarez. Lagipula siapa aku? Aku hanya anak penjual roti. Dan tidak ada hubungannya dengan misi kalian apalagi dengan-"
"Kau bagian dari keluarga Hernandes, " ucap Gohar. Zafer tentu terdiam kebingungan mendengar ucapan Gohar.
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Ikutlah dengan ku, " ajak Gohar. Zafer pun menuruti dan ikut bersama Gohar ke rumahnya. Rumah Gohar berada tepat di samping kediaman Hernandes. Dan pada saat melintasi kediaman Hernandes, Zafer terkejut melihat dinding yang kemarin ia hancurkan kembali seperti semula.
"I-ini?"
"Bangunan besar ini di bangun sampai ke bawah tanah, dan mempunyai 10 lapisan cadangan. Jadi walau sudah hancur, gerbang itu akan terganti dengan gerbang lapisan lainnya, " Zafer sangat kagum mendengar itu. Singkat cerita mereka berdua sudah tiba di kediaman Gohar. Zafer terkejut saat melihat di sana juga ada Altan dan juga Mijay.
"Altan. Kau tidak kuliah hari ini?" Tanya Gohar.
"Tidak paman. Aku mau libur dulu hari ini, "
"Zafer duduklah, " sapa Mijay.
"Kak Jay. Bagaimana keadaan mu?" Tanya Zafer.
"Sudah agak mendingan. Kau pikir aku bodoh akan menusuk parah diriku sendiri?"
"Bu-bukan begitu kak, "
"Zafer. Ambil ini, " ucap Gohar yang memberikan sebuah buku pada Zafer.
"Buku apa ini?"
"Buku itu merupakan buku sejarah Hernandes dan Bagaskara milik mendiang pamannya Mijay dan Altan. Vijay Bagaskara. Kau baca buku itu, dan kau akan mengerti tentang siapa dirimu dalam keluarga ini, "
"Em aku tidak bisa membacanya, "
"Apa kau tidak bisa membaca?" Sahut Altan.
"Bukan itu. Aku tidak bisa membaca dalam situasi seperti ini. Mungkin aku butuh-"
"Aku tau itu. Ikut aku, " ajak Gohar. Mereka berdua kemudian masuk ke kediaman Hernandes menggunakan jalan rahasia yang terhubung dengan rumah Gohar. Saat masuk ke dalam kediaman Hernandes, mata Zafer tak henti-hentinya memandangi sekitar rumah tersebut. Dia begitu takjub, apalagi saat Gohar mengajaknya ke halaman belakang rumah Hernandes. "Duduklah di sana, " ujar Gohar sambil menunjukkan sebuah kursi di dekat kolam renang.
"Lalu kau?"
"Aku akan meninggalkan mu, "
"Tidak. Aku takut, "
"Untuk apa kau takut? Di sini adalah rumah mu. Jangan takut, " ucap Gohar. Zafer pun mengangguk dan memberanikan diri untuk di tinggal sendirian. Gohar pun pergi meninggalkan Zafer agar dia bisa memahami isi dari buku tersebut.
"Paman. Apa kau yakin Zafer adalah anggota keluarga Hernandes. Maksudku, kak Candra mengaku bahwa dia tidak bertanggung jawab-"
"Mungkin bisa saja yang di katakan Candra itu tidak benar Jay. Dan mungkin saja Selin benar, "
"Apa yang membuat paman yakin bahwa yang di katakan kak Selin 15 tahun lalu itu benar?"
"Jay. Sejauh ini belum ada yang melakukan tes DNA pada Zafer dan Candra, "
"Tapi paman. Bagaimana jika tes DNA itu negatif? Apakah salah melibatkan anak kecil yang bukan siapa-siapa dalam misi kita, "
"Aku sudah memikirkan soal itu Jay. Kau tenanglah. Naluri ku begitu kuat. Aku sangat mempercayai Zafer dalam misi ini. Selain itu-"
"Selain itu apa paman?"
"Aku yakin kalau Zafer akan menjadi akhir kisah perjalan Hernandes, "
"Jadi Zafer-"
"Ya. Aku yakin kalau Zafer dapat mempersatukan keluarga kita kembali, " ucap Gohar.