NovelToon NovelToon
Black Love

Black Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dwika Suci Tifani

Celsi harus menjalankan misi yang mengharuskannya berhadapan dengan pria berhati iblis—gelap seperti malam dan dingin bak es. Namun, semakin jauh langkahnya, ia terseret dalam pusaran dilema antara sang protagonis yang menarik perhatian dan sang antagonis yang selalu bermain cantik dalam kepalsuan. Terjebak dalam permainan yang berbahaya, Celsi mulai kehilangan kendali atas pilihannya, dan kenyataan semakin buram di tengah kebohongan dan hasrat tersembunyi

#rekomendasi viral
#kamu adalah milikku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwika Suci Tifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

cenggil

Celsi sejak tadi terus mengagumi pemandangan kota dari balik kaca mobil, sungguh Celsi menjadi orang udik dan kampungan.

Celsi jadi menyesali di dunianya Celsi sungguh malas ataupun untuk sekedar jalan - jalan dan sekarang Celsi merindukan dan menyesali semuanya, memang benar kata pepatah " penyesalan itu datang di akhir ".

Yang Celsi lihat beda banget dan lebih canggih di dunia ini di bandingkan dunianya, tapi entahlah Celsi tidak terlalu tau perkembangan teknologi di dunianya maupun di dunia ini yang Celsi tau adalah perkembangan dan kecanggihan handphone yang Celsi beli.

Celsi dulu sering gonta-ganti handphone setiap handphone itu memiliki keluaran terbaru, hari - harinya tidak pernah lepas dari handphone kecuali saat mandi dan juga tidur. Jika Celsi buang air kecil ataupun buang air besar Celsi masih memegangi handphone begitu pun saat makanan.

Celsi juga memiliki banyak koleksi novel dan juga aplikasi seperti wattpad, mangatoon dll di setiap handphone yang di belinya, bahkan novel - novel yang berada di aplikasi itu hampir semuanya sudah Celsi baca.

Jujur saja beberapa hari kebelakang ini tanpa handphone hidup Celsi berasa kurang dan juga hampa. Saking kecanduannya dengan handphone.

Saking lamanya Celsi ngelamun hingga tidak sadar jika mobil sudah berhenti sejak lima menit dan pada akhirnya Xaviar menyadarkan Celsi dengan menyiramnya dengan Aqua yang berada di sampingnya.

" BANJIR ALAMAK " teriak Celsi heboh dan berdiri hingga kepalanya menghantam bagian atas mobil.

" Duk..."

"Aw..."

Celsi meringis sakit saat kepalanya terasa pusing dan sakit.

Celsi mengusap - ngusap kepalanya yang benjol.

Celsi  menatap Xaviar tajam, lalu di kedua tangganya.

Xaviar tidak memedulikan umpatan ataupun segala macamnya dari Celsi, sungguh sejak tadi Xaviar hanya memikirkan tentang perusahaannya dan sampai akhirnya sampai, Xaviar barulah sadar jika Celsi sedang melamun.

Dan saat itu netral Xaviar menatap botol hingga tanpa basa basi Xaviar membuka tutup botol itu dan menyiramkan air hingga botol itu kosong.

Setelah itu Xaviar turun dari mobil dan meninggalkan Celsi yang masih mengumpatnya dan juga Xaviar tidak memedulikan baju Celsi yang basah.

" Terkutuk lah Xaviar, gue sumpahin Lo sial hari ini dan mendapatkan hinaan dari orang " umpat Celsi dengan tangan terkepal.

" Tuan biasanya yang sumpahin orang dalam keadaan marah maka nanti berbalik arah ke tuan sendiri "

" Diam lah kau system gadungan "

" Kalau saya gadungan saya mana bisa bawa tuan kesini "

Celsi memutar bola matanya malas, lalu melihat keadaan luar lewat jendela.

Susana kantor terlihat rame, buktinya banyak mobil dan motor yang terparkir di area parkir kantor milik Xaviar.

Celsi menatap isi mobil mencari sesuatu yang bisa menutupi baju basahnya dan akhirnya menemukan jas yang sepertinya milik Xaviar.

Celsi langsung mengambil jas itu dan memakainya, menutupi bagian bajunya yang basah, setelah itu Celsi turun dari mobil berjalan tanpa arah hingga akhirnya tiba di pintu utama gedung ini.

" Berhenti gelandangan "

Celsi yang ingin masuk di cegat oleh seorang wanita yang berpakaian terbuka dan riasan yang terlalu tebal .

Celsi menatap wanita yang mencegatnya dari atas sampai bawah, Celsi mengingatkan alisnya.

" Nih orang mau ngantor atau bar "

" Maaf kenapa nya ?" Tanya Celsi dengan sopan berusaha untuk tersenyum walaupun tipis.

Sungguh Celsi sangat kesal saat wanita didepannya ini menatap Celsi jijik dan seperti orang rendahan.

" Satpam "

Celsi mengerutkan alisnya saat wanita didepannya ini berteriak memanggil satpam.

" Iya Nona "

" Kenapa pengemis ini di biarkan masuk ? "

Celsi melotot, saat wanita didepannya menunjuknya dan mengatakan jika Celsi adalah pengemis.

Masa secantik ini dibilang pengemis, sia - sia Celsi bersikap sopan, biasanya orang kantor itu ramah dan sopan, sama seperti ibunya, lah ini kaya Dajjal.

" Enak aja Lo bilang gue pengemis. Asal Lo taunya gue itu pacarnya Xa-.., eh maksudnya Zildan " ketus Celsi.

" Ngelawak Lo, atasan kita belum pernah pacaran "

" Oh iya juga ya, Xaviar kan batu "

" Pokoknya Zildan kenal sama gue, kalau nggak percaya panggil aja Zildan kesini "

" Satpam jangan dengerin nih pengemis, kita semua tau bahkan dunia tau jika Zildan tidak pernah dekat dengan perempuan usir pengemis ini "

Wanita itu mendorong Celsi dengan kuat hingga Celsi terjatuh dan siku kanan Celsi sedikit tergores karena untuk menahan tubuh Celsi agar tidak terjatuh dengan sempurna.

Belum sempat Celsi untuk melihat sikunya, Satpam yang di panggil wanita itu menarik tangannya hingga membuat Celsi berdiri dan menyeretnya keluar, Celsi berusaha menahan tubuhnya agar tidak terseret.

" XAVIAR BANTU GUE " teriak Celsi membahana.

Karena cara itu yang bisa, walaupun Celsi berkata apa saja orang - orang tidak akan mempercayainya.

Xaviar atau sering dan yang di ketahui namanya oleh masyarakat adalah Zildan.

Tidak ada yang mengetahui nama Xaviar jika bukan sahabat dan orang terpercaya Xaviar, bisa di hitung sedikit lah yang tahu nama aslinya. Zildan adalah nama kedua yang diketahui banyak orang dan masyarakat.

Xaviar yang mendapatkan laporan dari kegaduhan yang terjadi di bawah menyakini asal semua kegaduhan itu berasal dari Celsi, makanya Xaviar menyuruh bawahan Xaviar yang bernama Vino yang juga merupakan teman dekat Xaviar, menyelesaikan kegaduhan itu dan membawa Celsi kehadapan nya.

Vino yang berlari menuju kegaduhan itu sontak berhenti, saat perempuan yang membuat kegaduhan itu menyebut nama Xaviar.

Tadi Vino pikir Xaviar akan menjadikan perempuan yang membuat kegaduhan itu menjadi mainannya, namun saat perempuan itu memanggil nama Xaviar, Vino jadi ragu jika perempuan itu bukanlah orang asing tapi orang terdekat Xaviar, karena hanya orang terdekat saja yang mengetahui nama Xaviar itu dan selebihnya hanya nama Zildan.

Vino kembali tersadar, lalu kembali berlari melewati kerumunan dan berhenti di tepat di titik antara pertengahan kegaduhan yang terjadi.

" STOP " teriak Vino.

Celsi yang sejak tadi meronta - ronta akhirnya terdiam saat mendengar suara teriakan itu.

" Kau sopan santun mu dimana ?, Setiap ada tamu baik berpakaian layak maupun tidak tetap di hormati dan kamu sebagai karyawan di bidang penyambutan telah gagal menjalani tugas maka dari itu kau di pecat " ucap Vino mutlak menunjuk wanita yang berpakaian kurang bahan ini.

" Ampun bos, saya tidak akan melakukannya lagi "

Perempuan itu bersujud di kaki Vino.

Vino tidak peduli dengan wanita yang bersujud di depannya ini.

" Dan kamu ikut saya, bos ingin bertemu dengan kamu " tunjuk Vino pada Celsi.

Satpam melepaskan pegangannya pada Celsi.

Celsi segera mengusap lengannya yang memerah karena tarikan dari Satpam itu.

" Satpam seret wanita ini " tunjuk Vino lagi setelah itu menuntun Celsi menuju ruang kerja dimana Xaviar berada.

" Ikuti saya "

Celsi segera mengikuti lelaki yang telah membantunya dengan senyum tulusnya.

"Makasih atas bantuannya " ucap Celsi dengan senyumnya.

" Ini suruhan bos saya " jawab Vino.

" Nggak usah terlalu formal santai saja " ucap Celsi lalu menepuk bahu Vino.

" What's your name?" Tanya Celsi menatap lelaki manis yang berjalan di sampingnya.

" Vino, your name? "

Vino menatap Celsi dengan senyum manisnya, hingga memperlihatkan lesung pipinya.

Celsi menenggang saat mengetahui nama lelaki manis yang berada di sampingnya ini.

Vino adalah teman baik Xaviar, awal pertemuan mereka yaitu saat mereka bertemu di restoran pink yang berada di sebelah kantor ini, dulunya tanah ini hanyalah taman bermain namun setelah mereka bertemu dirubah lah menjadi kantor yang terkenal di bidang periklanan.

Saat itu Xaviar dan Vino tidak sengaja duduk di satu meja dan Vino mengajak kenalan hingga menceritakan impiannya ingin menjadi sekretaris di sebuah perusahaan dan sedangkan Xaviar saat itu hanya ingin melihat dan menilai tanah yang berada di samping restoran ini cocok tidak cocoknya untuk membangun perusahaan ,hingga  akhirnya setelah melihat - lihat teryata letaknya strategis dan berada di pertengahan keramaian.

Saat itu Vino  berusaha mendekati Xaviar, karena saat itu Xaviar memakai pakaian kantoran dengan tingkah baiknya,  keceriaan dan kebijakannya. Walaupun awalnya Vino gagal karena Xaviar hanya mengacuhkannya.

Namun keberuntungan Vino yang berkali - kali bertemu hingga menjadi akrab walaupun Xaviar masih acuh padanya namun tidak se acuh dulu.

Dan akhirnya Vino terlena dengan kekayaan, jabatan dan harta membuat Vino mengkhianati Xaviar dengan membantu perusahaan lain agar lebih maju dengan jaminan pangkat bos dan di berikan setengah dari perusahaan itu.

Setiap saat produk ataupun iklan yang mau keluar lebih dahulu di bocorkan oleh Vino dan akhirnya perusahaan sebelah menjadi lebih dahulu meluncurkannya, membuat perusahaan Xaviar makin hari makin kritis dan ditambah Vino yang berpura - pura ceroboh sehingga perusahaan yang didirikan Xaviar mengalami kerugian besar.

Dan akhirnya Xaviar harus mengurusi semuanya selama dua Minggu dan di Minggu terakhir akhirnya Xaviar tau dalang di balik semua itu, hal itu membuat Xaviar marah besar dan membunuh penghianat itu dengan kejam sampai ke akarnya dan membakar perusahaan yang di kerjasama dari penghianat itu di siang hari sehingga menewaskan seluruh orang yang berada didalamnya, karena saat itu tidak ada satupun pintu yang terbuka, itu semua ulah seorang Xaviar. Sama halnya dengan keluarga dari pemilik perusahaan itu Xaviar membom mansion milik mereka hingga menewaskan seisi rumah dengan keadaan tubuh yang sudah tidak berbentuk bahkan ada yang sampai hanya tertinggal debunya saja.

Vino menatap Celsi aneh, karena setelah Vino menyebutkan namanya Celsi langsung terdiam hingga sepuluh menit kemudian, akhirnya Vino memilih mengguncangkan tubuh Celsi dan akhirnya Celsi tersadar.

" Hah...ya...." Ucap Celsi yang masih linglung.

" Why " tanya Vino dengan alis yang berkerut.

" Em nggak ada cuma ingat teman masa kecil gue doang yang namanya sama kaya Lo " alibi Celsi.

" Oh gitu kirain kenapa "

" Hehehe "

Celsi terkekeh.

" Oh ya nama gue Celsi "

" Oh Hay Celsi salam kenalnya "

" Iya, oh ya yuk lanjut jalannya " ajak Celsi.

" Oh ya yuk "

Setelah itu Celsi dan Vino kembali melanjutkan jalannya menuju ruangan kerja Xaviar.

" By the way Lo siapanya Xaviar "

Tanya Vino yang penasaran, karena Xaviar itu tidak pernah dekat sedikitpun dengan cewek, hidup Xaviar hanya lah kerja dan kerja.

" Tebak gue siapanya Xaviar "

" Emmmm"

Vino berpose dengan tangan kanannya di pinggang dan tangan kirinya memegang dagunya dengan menatap Celsi sambil berpikir.

" Pacarnya " tebak Vino lalu mengangkat satu alisnya.

" Salah "

Celsi menyilang kan tangannya dan menggelengkan kepalanya.

" Sahabatnya "

" Salah "

" Temannya "

" Salah "

" Lah terus siapanya dong ? "

Vino makin mengerutkan alisnya saat Celsi tidak sedikitpun membenarkan jawaban yang diberikan. Kalau istrinya maka dunia harusnya tau kalau tidak pun harusnya orang terdekat Xaviar tau.

" Makanya tebak "

Celsi tersenyum dengan alisnya di naik turun kan.

" Hah sudahlah, ini ruangannya masuk saja " ujar Vino yang mengalah, lalu menunjukkan pintu besar yang bewarna hitam.

" Hehehe dah "

Celsi terkekeh, lalu melambaikan tangannya dan membuka kenop pintu hingga hilang dari pandangan Vino.

" Sayang sekali lelaki manis itu akhirnya akan mati mengenaskan " batin Celsi menggelengkan kepalanya.

Setelah itu Celsi menatap Xaviar yang fokus dengan berkasnya dengan kaca mata yang terlihat sangat dan teramat tampan.

Celsi mengalihkan tatapannya ke jendela yang memperlihatkan pemandangan atap gedung dan juga pemandangan bawah dari atas gedung.

Celsi berjalan mendekat hingga dahinya menempel di kaca, Celsi melihat pemandangan yang sangat luar bisa indah.

Xaviar menatap Celsi yang sejak tadi terus menatap pemandangan di luar sana, hingga akhirnya Xaviar memanggil Celsi.

" Come hare "

Celsi menoleh ke arah suara dan menatap Xaviar dengan alis bertanya.

" Buatkan kopi  "

Celsi menunjuk dirinya sendiri.

" HM "

Celsi menggigit bibir bawahnya sungguh Celsi tidak bisa membuat minuman apapun.

" Baiklah "

Celsi berjalan menuju pintu yang berada di paling pojok kanan ruangan dekat dengan sofa.  Dalam cerita di ruangan itu terdapat kamar tidur, WC dan juga dapur.

Setelah sampai di dapur Celsi hanya menemukan biji kopi saja. Celsi tidak bisa mengolah biji kopi itu karena Celsi tidak tau bagaimana, coba saja kalau ada handphone, pasti Celsi tau caranya dengan menonton Vidio di YouTube.

" System " panggil Celsi.

" Ya tuan "

" Bagaimana buat kopi dari biji kopi? " Tanya Celsi menatap System dengan lemas.

" Tuan hidup di zaman apa sih, sampai - sampai nggak tau cara buat kopi "

" Di zaman lapuk, dah lah jangan banyak ngoceh, ayok kasih tau cara buatnya "

" Baik tuan "

Dan akhirnya Celsi  membuat kopi atas arahan dari system. Sampai akhirnya kopi pun jadi.

Celsi mengambil gelas yang berisi kopi itu dan berjalan menuju tempat Xaviar dengan senyum mengembang.

Celsi sudah sangat yakin pasti kopi buatannya yang terbaik.

Ini adalah pengalaman pertama Celsi membuat kopi dan teryata seru dan asik juga membuat kopi.

" Ini kopinya, silahkan di minum " ujar Celsi dengan senyum lebarnya, meletakkan gelas yang berisi kopi itu tepat di sebelah Xaviar.

" HM "

Xaviar meminum kopi buatan Celsi, lalu menatap Celsi sebentar dan kembali meminum kopinya.

" Bagaimana kopinya ?" Tanya Celsi dengan semangat.

" Lumayan " jawab acuh Xaviar.

Celsi cemberut lalu menghentak - hentakkan kakinya menuju sofa dan membaringkan tubuhnya di sofa.

Setelah satu jam tiduran di sofa akhirnya Celsi merasa bosan dan ditambah Xaviar hanya mengerjakan berkas - berkasnya tanpa memedulikan sekitarnya.

" Xaviar Lo udah tau belum siapa penghianat di perusahaan ini ?" Tanya Celsi.

Celsi menatap Xaviar masih dalam posisi tiduran.

Walaupun Celsi tau jika Xaviar menemukan penghianatnya setelah dua Minggu penyelidikannya dan juga telah menyelesaikan permasalah kantor membuatnya kembali normal.

1
Jihan Hwang
Hai kak aku mampir...mampir juga dikaryaku ya/Smile//Pray/
Cevineine
Salam kenal, mampi ya ke lapak aku😊
Evrensya
tuan? apa Celsi ini cowok? atau robot nya yg salah sebut.
🎲ايتاشي
parfum baru lagi/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🎲ايتاشي
mantap lanjutkan/Good//Good//Good//Good/
🎲ايتاشي
ngomong nya kasar benar/Sweat//Sweat//Sweat/ gimana nanti cara sopan nya/Scare//Scare//Scare/
🎲ايتاشي
tak bahaya tah?
🎲ايتاشي
mantap/Good//Good//Good//Good/
🎲ايتاشي
yaelah kalo pusing pulang saja dulu nanti yang nyetir tambah kecelakaan/Sweat//Sweat//Sweat/
🎲ايتاشي
Saia sudah hampir/Hey//Hey//Hey//Hey/
🎲ايتاشي
mantap lanjutkan/Good//Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!