PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPULANGAN TRISTAN
“Pagi sayang..” Sapa Ayana mencium pipi Yuki yang sedang di suapi sarapan oleh sang nenek..
“Lohh nak..? mau kemana sudah rapih begini..? Kamu kan lagi sakit nak..” Tutur sang Ibu dengan cemas
“Aku udah enakkan Bu.. Aku harus kerja, nanti aku bisa di pecat kalau kebanyakan cuti..” Jawab Ayana sambil menyendok nasi ke piringnya
“Kamu yakin nak udah sehat..?” Tanya sang Ibu memastikan keraguannya
Ayana menjawab pertanyaan sang Ibu dengan anggukan karena fokus dengan sarapannya.
“Tapi obatnya tetap bawa ya..?” pintah sang Ibu
Sekali lagi Ayana hanya menjawab dengan anggukan
“Mama.. Om doktel ajak kesini lagi ya mah.. Bial Yuki banyak mainannya mah..” celoteh Yuki dengan polosnya
Ayana yang sedang asik menikmati sarapan, menghentikan suapannnya dan menatap sang Ibu bingung..
Bu Lelah paham akan tatapan sang anak.
“Semalam dokter Rayan kesini lagi nganterin obat buat kamu. Dia bawa makanan sama boneka buat Yuki..” Ucap sang Ibu santai sambil menyuapi Yuki sarapan yang tinggal sesuap lagi
"Anak pintar.. Hari ini Yuki makan banyak sayang.. Nenek senang liatnya.." Ucap bu Lela tersenyum yang di balas senyum pula oleh Yuki
Ayana menyudahi sarapananya dan membawa piring kotornya ke dapur untuk di cuci. Ayana menarik nafasnya dalam dalam.
Perasaannya menjadi tidak karuan pagi ini setelah mendengar apa yang di lakukan Rayan kepada keluarganya
Saat Ayana pamit pada ibunya, Yuki kembali mengulangi permintaannya soal Rayan pada Ayana.
Bahkan setelah Ayana sudah di teras depan, Yuki menaikan volume mengulangi sekali lagi biar sang Ibu mendengar dengan jelas dan mengingat permintaannya mengajak Rayan dan harus bawa mainan yang di inginkannya.
Ayana di buat geleng-geleng kepala dengan permintaan sang anak. Ayana tidak mungkin akan menuruti permintaan gadis kecilnya itu.
Di ujung persimpangan jalan, seperti biasa Ayana duduk di bangku yang berada di bawah pohon pinggir jalan menunggu angkutan umum yang biasa lewat disana.
Tiinn tiinnnn...
Perhatian Ayana teralihkan ke suara motor di samping kanan tak jauh dari dia berdiri
“Masya Allah Tristan..?” Ayana terlonjak kaget melihat Tristan tetangganya sekaligus sahabat kecilnya turun dari motor dan menghampirinya
Ayana tidak menyangka akan bertemu kembali dengan sahabat kecilnya itu setelah sekian lamanya.
Tristan tersenyum bahagia bisa melihat Ayana lagi sejak perpisahan berapa tahun lalu.
Tristan adalah tetangga Ayana yang juga teman sepermainan. Namun karena Tristan dan Ibunya pindah keluar kota ikut Ayah sambungnya, membuat mereka terpisah cukup lama.
“Apa kabar Ayay..?” Makin cantik aja..” sapa Tristan tersenyum menaik turunkan keningnya membuat Ayana tertawa.
Tristan yang dulu dan saat ini ternyata masih sama. Masih suka manggil nama kesayangannya dan tingkah konyolnya.
“Baik Tan.. Oh ya bukannya kamu tinggal di luar kota..? ko bisa disini..?” Tanya Ayana menyelidik
“Mau kemana ni..? biar aku anterin sekalian aku ceritain..” Jawab Tristan yang langsung di setujui Ayana
Sepanjang jalan, Tristan menceritakan kisah Ibunya yang sering bertengkar dengan Ayah sambungnya.
Sehingga setelah dia lulus SMA dan mendapat pekerjaan, dia mulai menabung untuk ongkos mereka balik pulang dan membeli rumah baru.
Bertahun tahun dia dan Ibunya mencoba bertahan. Hingga tepat seminggu yang lalu dia bisa membawa Ibunya pulang dan tinggal di rumah sederhana hasil keringatnya sendiri.
“Jadi kamu gak tinggal di rumah kalian yang lama dong..?” Ayana sedikit kecewa karena meski Tristan sudah balik lagi, namun jarak rumah mereka kini berjauhan.
“Iya Ayay.. Coba aja masih bisa di rumah yang dulu, kita bisa ngumpul maen tiap hari kayak dulu..” Ucap Tristan sedih.
“Gak apa-apa deh.. Yang penting kamu ada disini.. Kita bisa ketemu lagi..” Trsitan tersenyum sambil membenarkan posisi kaca spion melirik Ayana yang duduk di boncengannya.
Tanpa terasa, mereka sudah tiba di area parkiran restoran sekaligus taman restoran tempat Ayana bekerja.
Tristan gak langsung balik meski Ayana sudah mempersilakannya untuk pergi
"Tamannya sejuk ya..?" Tutur Tristan mengedarkan pandanganya melihat sekeliling tempat mereka berdiri
Ayana tersenyum menanggapi
"Makasih ya udah nganterin.." Ucap Ayana tulus
"Iya sama sama.." Jawab Tristan pelan
Lama mereka pandang pandangan. Hingga alhirnya Ayana pun pamit untuk masuk ke restoran karena jam sudah menunjukan pukul 07.40
" Ayay, tunggu sebentar.." Tristan mencoba menahan Ayana
“Ayay.. Sebenarnya tadi aku mau kerumah kamu tuh ada urusan sama kamu dan Ibu..” Tutur Tristan dengan wajah yang tak biasa
Ayana mengerutkan keningnya mencoba mencerna maksud dari Tristan
"Ada apa Tan..?" Tanya Ayana bingung
Tristan terlihat ragu menjawab Ayana
"Tan, kalau ada yang mau kamu sampaikan, sampaikan saja.. Kenapa kayak baru kenal aja sih.." Tutur Ayana tersenyum
"Maaf Ayana.. Minta waktunya sebentar ya..?" Ucap Tristan memelas
Ayana semakin bingung dengan sikap Tristan. Perasaannya mulai gak enak..
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANNYA TERUS YA TEMAN TEMAN.. DAN TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA 😇🙏💞💞**