Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Susu hamil
"Raya,,,,," pekik bu Rita
"Iya bu" sahut Raya berjalan cepat ke arah ibu mertua nya.
"Kamu ini udah bosan tinggal di sini ha,itu piring menumpuk di dapur nggak kamu cuci,mau sampai dia uletan dulu baru kamu cuci!" bentak bu Rita.
"Maaf bu aku lagi siapin keperluan mas Fadil bu"
"Alasan mulu,ngejawab terus kamu ya! Bisa pecah kepala saya punya menantu seperti kamu, pemalas!"
"Kenapa lagi sih bu, pagi-pagi udah heboh aja"? Tanya Angga adik Fadil yang baru keluar kamar nya mendengar keributan.
"Itu si Raya nggak becus kerja, piring numpuk di dapur, lantai kotor,,pemalas banget dia"jawab bu Rita kesal
"Bu..mbak Raya kan sedang hamil nggak usah di paksa gitu bu kasihan dia kalau harus kerja terus bu" bela Angga
"Nggak usah di bela Ngga,dia memang sewajarnya kerja di rumah ini dia kan cuma makan tidur doang nggak kerja cari uang yang harus kamu kasihani itu mas mu Fadil yang kerja dari pagi sampai malam tapi dapat istri o'on begini, nggak sebanding"sahut bu Rita lagi.
"Ibu juga pernah hamil Ngga,tiga lagi tapi nggak sepemalas dia,ibu dulu sambil kerja waktu hamil kalian semua nya ibu kerjakan"
"Kenapa sih bu? pagi-pagi udah heboh aja" tanya Fadil saat keluar kamar.
"Apa lagi kalau bukan istri kamu itu Dil,bikin ibu darah tinggi aja" adu Bu Rita
"Kenapa sih Ra pagi-pagi harus berantem terus sama ibu? Kamu bisa nggak sehari aja nggak buat kesal di rumah ini" tanya Fadil pada istri nya.
"Nggak mas bu-kan-"
"Ngelawan terus!" potong Fadil membuat Raya terdiam takut.
"Mas! Mbak Raya itu istri kamu mas,bukan pembantu,lagi pula kenapa mbok Iyun di pecat sih bu?"
"Siapa yang mau bayar si Iyun,,kamu mau?"tanya bu Rita pada Angga
"Ya mas Fadil lah bu,mas Fadil yang kerja,beli mobil baru bisa masa bayar pembantu nggak bisa dan sekarang malah jadiin mbak Raya pembantu"
"Angga!" tegur bu Rita
"Mas mu beli mobil juga untuk kebutuhan kita semua bukan cuma dirinya, kalau nanti dia melahirkan mobil itu yang nganterin,kalau vertigo ibu mendadak kumat siapa yang bawa ke rumah sakit kalau bukan mas mu dengan mobil baru nya itu" bela bu Rita lagi
"Sudah Ngga mbak nggak papa" sahut Raya pelan
"Tapi mbak-"
"Udah nggak apa-apa" jawab Raya lagi membuat Angga diam.
Di rumah ini cuma Angga yang baik pada Raya padahal Angga adik Fadil nomer dua berbeda jauh dengan adik Fadil paling bungsu si Marsha dia persis seperti ibu nya yang sering menyuruh Raya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah hingga baju-baju kotor nya.
"Sudah aku mau kerja dulu,kamu baik-baik di rumah,nurut sama ibu jangan ngelawan terus ntar susah kamu melahirkan nya kalau melawan mertua" ujar Fadil
"Tuh dengerin suami kamu,jangan ngebantah saya,do'a saya ini bisa menembus langit ya" sahut bu Rita,Raya hanya terdiam hati nya sebenarnya sakit mau bagaimana lagi dia tidak bisa berbuat apa-apa, ingin rasanya pulang ke kampung halaman tapi Raya takut malah menjadi beban ibu nya secara ayah nya sudah meninggal dan sekarang ibu bersama adik perempuan nya juga sedang berjuang untuk hidup, keluarga Raya bisa di bilang miskin hidup mereka di kampung pas-pasan hanya dari hasil buruh cuci tiap hari nya, ingin Raya membantu ibu nya tapi dia tidak bekerja,uang dari Fadil pas-pasan untuk kebutuhan dia terkadang Raya sendiri sering menangis mengingat ibu dan adik nya di kampung.
"Aku juga berangkat bu,ada kelas pagi ini" pamit Angga yang memang sudah bersiap untuk ke kampus.
"Mas" panggil Raya pelan
"Apa lagi Ra,aku mau kerja nanti telat,ini sudah jam berapa!"
"Mas,aku boleh minta uang mas,mau beli su-su hamil"ujar Raya gugup
"Yang Minggu lalu habis?"
"Minggu lalu aku nggak jadi beli susu hamil nya mas,aku kan sudah bilang sama kamu,aku nyicil beli keperluan melahirkan sama bu Resti tetangga sebelah"
Fadil berdecak kesal lalu mengeluarkan uang dari dompet nya.
"Ini beli yang kecil aja,jangan boros-boros kamu" ujar Fadil memberikan uang 50 ribu pada Raya.
"Nggak pake' susu hamil juga nggak masalah Dil, istri kamu aja yang manja nya kelewatan,ibu aja hamil kamu dulu nggak pake' minum susu hamil segala, orang kampung kok sok kota"ketus bu Rita membuat Raya hanya menunduk sedih.
Angga hanya menggeleng kecil melihat kelakuan ibu dan kakak lelaki nya ini.
"Lima puluh ribu kamu suruh aku hemat mas,ini belum tentu cukup" batin Raya melihat uang berwarna biru tersebut.
semoga lekas sehat kembali Thor...