Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Arsen memegang kedua tangan Alisya, dia menatap kedua mata Alisya dengan begitu dalam.
"Menikahlah denganku Al, dengan begitu aku bisa melindungimu dan juga Reva selama 24jam" ucap Arsen.
Deg
Alisya melepas gengaman tangan Arsen pada kedua lengan nya, Alisya membalikan badanya membelakangi Arsen.
"Maaf, aku gak bisa, kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dariku" ucap Alisya yang merasa dirinya tidak pantas buat siapapun.
Arsen berpikir ini memang terlalu cepat buat Alisya, namun ini lah yang terbaik buat nya. Arsen tak mau kecolongan nantinya.
"Jangan bicara seperti itu Al, aku tidak pernah mempermasalahkan statusmu terlebih tentang masa lalumu, aku tak pernah mempermasalahkan itu semua. Aku sudah menyukaimu pada saat pertama kali kita bertemu" balas Arsen, memeluk kembali Alisya dari belakang.
"Jika pernikahan terlalu cepat bagimu, bagaimana kalau kita pacaran saja dulu, dengan begitu kita bisa saling mengenal terlebih dahulu" imbuhnya. Alisya mencubit lengan Arsen yang berada di perutnya.
Ia kesal dengan ucapan Arsen yang terkesan seenak nya itu.
"Awww... Sakit Al" pekik Arsen sambil mengelus lengan yang di cubit Alisya.
"Rasakan, kau itu kalau bicara suka asal tanpa di pikirkan dulu" sungut Alisya.
"Hai nyonya, aku sudah memikirkan ini dari jauh-jauh hari, kamu nya saja yang tidak peka" Arsen tak terima dengan ucapa Alisya.
Memang kenyataan nya Arsen sudah memikirkan ini semua dengan matang, bahkan ia sudah membicarakan dengan bunda nya. Tapi dia membutuhkan waktu yang tepat untuk membicarakan nya kepada Alisya. Dan Arsen berpikir kalau malam inilah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan nya.
"Aku tak bisa menjawab nya sekarang, hidupku sekarang tergantung bagaimana Reva, jika kau bisa menerima Reva seperti anak kandungmu sendiri dan Reva juga bisa menerimamu, aku bisa mempertimbangkan itu semua, aku tak mau egois untuk masalah ini, aku tak mungkin mengorbankan kebahagiaan putriku demi kebahagiaanku sendiri." balas Alisya dengan bijak.
Memang sudah seharusnya begitu, sebagai orang tua single parent kita tidak bisa menikah tanpa tau perasaan anak kita, apakah dia nyaman dengan orang tua sambung nya atau tidak, jangan sampai timbul masalah di kemudian hari.
"Kalau begitu aku akan meminta persetujuan sama Reva, jangan menyesal jika putrimu langsung menyetujuiku sebagai papa nya" ucap Arsen dengan tawa jenaka.
Alisya kesal dengan ucapan Arsen, Putrinya itu pasti akan luluh apa lagi putrinya sudah mengenal Arsen
Arsen merasa tidak terlalu sulit untuk mendekati Reva, selama ini dirinya juga sudah melakukan pendekatan kepadanya.
"Tidurlah, tidak baik tidur terlalu larut, nanti akan mempengaruhi kesehatanmu" ucap Arsen melerai pelukan nya. Alisya mengangguk kecil.
Arsen membawa Alisya masuk kedalam kamar, dia menutup pintu terlebih dahulu. Alisya membaringkan tubuhnya di tempat tidur, Arsen menarik selimut lalu menutupi tubuh Alisya sampe batas dada.
"Good night baby" ucap Arsen sambil mencium kening Alisya. Alisya yang malu langsung saja menutupi seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut hingga ujung kepala.
Arsen merasa lucu dengan tingkah Alisya. Tak ingin menganggu Alisya yang mau tidur, Arsen memilih pergi dari kamar Alisya, lalu dia masuk kedalam kamar nya sendiri, dia ikuy terlelap menyusul semua penghuni rumah yang sudah terlebih dahulu memasuki alam mimpi.
*
*
*
Keesokan pagi nya, dua perusuh sudah heboh memenuhi mansion milik Arsen. Dua perusuh itu memasuki kamar Arsen yang tak terkunci
Mereka menagih janji Arsen yang akan mengajak nya bermain di mall.
"Om Alsen wake up...." Reva membangunkan Arsen dengan menggoyangkan lengan Arsen.
" Om Alsen banun, katana tita mau main ke mall" ucap Reynand sambil melompat lompat dia atas ranjang Arsen, membuat tidur Arsen terganggu karena ulah mereka berdua.
"Eughh... " lenguh Arsen sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket.
"Banun om, janan tidul telus kata mama Leva nanti lejekinya di patok ayam " ucap Reva yang amsih menggoyang lengan kekar Arsen.
"Ini masih terlalu pagi girl, jam segini mall belum ada yang buka" Sahut Arsen sambil menarik tubuh mungil Reva, lalu memeluk nya seperti bantal guling.
Benar kata Arsen, karena waktu baru menunjukan pukul setengah tujuh pagi, seperi biasa kalau weekend Arsen akan bangun siang.
Reva terus meronta dalam dekapan Arsen, ia berusaha melepaskan diri namun sayang tubuh kecil nya tak sebanding dengan tubuh kekar Arsen.
"Ley tolong Leva ini, janan cuma liatin aja" teriak Reva meminta bantuan ke pada Reynand. Reynand pun menurut. Dia mencoba membantu Reva sambil menarik tubuh Arsen.
"Om Alsen lepasin Leva, tacihan Leva na nanti nda bica nafas" ucap Rey masih terus berusaha menarik tubuh Arsen, tapi Arsen tak bergeming, dia pura-pura memejamkan matanya.
"Om Alsen lepacin Leva, Leva na nda bica nafas ini" teriak Reva di telinga Arsen.
Arsen membuka matanya, tanpa sadar Arsen melonggarkan pelukan nya di tubuh Reva dengan menggunakan satu tangan, sedangkan satu tangan nya ia gunakan untuk menggosok telinga nya yang terasa berdengung akibat teriakan Reva di telinga nya.
Reva pun melepaskan diri dari pelukan Arsen dengan di Reynand yang menarik nya.
"Yeee.... Akhilna bica lepas dali om Alsen" sorak kedua bocil itu sambil berjoget joget menggoyangkan pinggul nya sambil mengejek Arsen yang masih kesal karena tidur nya terganggu karena ulah mereka.
"Banun om, ntal tita aduin cama oma balu tau lasa" ancam kedua bocil itu.
Arsen kesal mendengar ancaman dari keduanya, dia paling males kalau sudah berurusan sama bunda nya, bisa-bisa dia di ceramahi selama tujuh hari tujuh malam. Apa lagi di rumah masih ada Alisya, bisa turun harga dirinya di depan Alisya.
Mau tak mau Arsen bangkit dari tempat tidurnya, dia tak menyangka dirinya bisa takut dengan anak usia 3th itu.
"Iya om Arsen bangun, om mau mandi dulu kalian mau nunggu om di sini atau mau turun" tanya Arsen pada kedua perusuh itu. Kedua perusuh itu saling tatap. Akhirnya mereka memilih menunggu Arsen di ruang makan bersama oma nya.
Sedangkan Arsen sudah menghilang di balik pintu kamar mandi, Arsen membersihkan tubuh nya terlebih dahulu.
Arsen turun dari tangga dengan menggunakan kaos polos berwarna putih dan celana jeans warna hitam.
Asen mencari keberadaan Alisya, namun di meja makan hanya terlihat kedua bocil dan bunda nya, Arsen tak melihat Alisya. Kemudian dia mencari Alisya ke dapur, di melihat Alisya sedang memasak dengan di bantu pelayan.
Arsen memberi
kode pada pelayan untuk pergu meninggalkan dapur, pelayan yang mengerti kode itu pun langsung pergi dari dapur.
Arsen memeluk Alisya dari belakang, sambil mengecup bahu Alisya yang terbuka, karena Alisya memakai baju model sabrina.
"Lagi apa Baby" bisik Arsen dengan suara seksi nya di teling Alisya, Alisya yang belum terbiasa dengan perlakukan Arsen pun merasa merinding dan deg degan.
**Bersambung
Happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana