Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
"Halo bu Rahma, baru ada kabar ini bu!" ujar ibu Setia melalui sambungan telfonnya.
"Begini bu Setia, ada itu teman kuliah saya dulu sekarang S2 di Palopo masih jomlo, dia mau kalau ada yang serius bu."
"Alhamdulillah. Jadi kapan kita ketemu? Langsung saja ajak mereka bu Rahma."
"Sabar bu, nanti saya kabari ki lagi untuk atur jadwalnya karena dia itu masih menyusun Tesis, mengajar juga di kampus." jelasnya.
"Bagus itu bu Rahma, saya gak sabar mau punya mantu. Hihihi." ucap bu Setia semangat.
"Ya sudah saya tutup dulu ya bu Setia."
"Iya bu Rahma. Terima kasih." tut tut
"Hasyim, kamu dimana?"
"Di kamar bu, ada apa?" tanya Hasyim sambil menuju ruang tamu tempat ibunya nongkrong.
"Nanti kamu akan ibu kenalkan dengan keluarga teman ibu, dia dosen loh dikampus." ujar ibu Setia semangat.
"Iya bu. Kabari saja kalau sudah harus ketemu."
"Kamu senang kan Hasyim?"
"Iya Hasyim senang kalau ibu senang." ucapnya patuh.
" Ya sudah persiapkan saja dirimu nak." ucap ibu lagi. Kemudian Hasyim pergi lagi bersama ayah Limin untuk mengontrol pekerjaan.
Flashback On
Beberapa pekan kemudian gosip telah tersebar jika Hasyim dan Nana berpacaran. Karena di facebook Nana menandai Hasyim jika mereka berpacaran otomatis keluarga heboh.
"Kamu pacaran sama anaknya pak Wandi dan bu Winda?" tanya ayah Limin pada Hasyim.
"Iya ayah, kok ayah tau?"
"Bagaimana tidak tau kalau gosipnya sudah kemana². Kamu jangan sakiti dia ya! Dia itu masih keluarga saya, kalau sampai kamu sakiti dia saya tidak akan maafkan kamu!" ujar ayah Limin.
"Iya ayah. Baru juga pacaran." jawabnya enteng. "Harus k putus dari Nana, carikan gara² supaya dia gak betah denganku! Huh." gumam Hasyim dalam hati sambil menghembuskan nafas kasar.
"Sana parkir mobil ditempat teduh Hasyim supaya awet." sempat²nya ngomel saat turun dari mobil menuju kantor.
"Iya yah." jawab Hasyim singkat.
***
'Kak ke rumah ki, orang tua ku mau ketemu kita!' ujar Nana melalui sms.
'Nanti ya de kalau malam Ahad karena masih sibuk k urus Skripsi dan pekerjaanku.'
'Ok kak.'
Beberapa hari berlalu tiba saatnya Hasyim apel dimalam Ahad ke rumah Nana.
"Malam Om, tante." seraya menyalami dan mengucapkan salam tentunya.
"Ayo duduk nak. Wah om gak nyangka ternyata kamu pacarnya Nana, semoga jodoh ya!" ucap Om Wandi.
"Aamiin." sahut Tante Winda. "Kami berdua juga keluarga bahkan nama kami mirip dan kami berjodoh Hasyim." ucap tante Winda sambil tersenyum. "Ayo sambil diminum, itu Nana masih make up." ucapnya.
"Kak boleh pinjam hp?" lalu Hasyim mengeluarkan hpnya dari kantong celana dan memberikan kepada Nana ketika masuk ke dalam ruang tamu.
"Duduk sini nak, kok disitu! Hmm gak mau jauh² dari Hasyim ya?" ledek tante Winda.
"Mama ini, cuma mau pinjam hp ma." elak Nana.
"Anak muda sekarang ada saja alasannya ya pak." ucapnya minta dukungan pada suaminya. "Ya sudah om dan tante masuk dulu ya Hasyim." pamit Tante Winda lalu masuk ke dalam ruang tengah dengan menggandeng suaminya.
"Kak, aku buka facebook kakak ya?"
"Ada di hp de." Lalu Nana membuka hp Hasyim dan membuka aplikasi facebook untuk menyetujui permintaan bahwa mereka pacaran.
Setelah ngobrol panjang kali lebar, Hasyim pulang karena sudah malam.
"Saya pamit om dan tante." berpamitan sambil bersalaman lalu pulang.
"Hati² ya, salam buat ayah dan ibu." ucap mereka bersama.
"Iya om tante. Permisi." Menaiki motornya dengan kecepatan sedang. "Huh... Gak enak nih pacaran sama keluarga, bahkan semua tau! Ayah juga pake ngancam segala lagi." gumamnya pelan.
"Hasyim, mana cewek kamu yang katanya keluarga ayah?" tanya ibu Setia.
"Nantilah bu kalau malam Ahad Hasyim ajak ke rumah. Supaya ibu mengenalnya!" dengan menampilkan senyum ramahnya supaya ayah Limin tidak curiga.
"Iya ibu tunggu Hasyim."
"Iya bu."
***
'De siap² ki nanti malam ku jemput, mau ku ajak ke rumah! Orang tua ku mau kenal sama kita.' sms Hasyim dikirim untuk Nana.
'Iya kak.' jawabnya girang sampai lompat² di atas kasur empuknya.
"Kamu kenapa Nana? Berisiknya mi!" tanya Mama Winda heran.
"Aku diajak ke rumah kak Hasyim Ma, bantu aku dong pilihkan baju!" ujarnya semangat.
"Nana kamu ini ya. Heboh banget! Kalau disana jaga image ya Nak." peringat mama Winda.
"Iya. Mama tenang saja."
"Baju ini saja bagus!"
"Yakin ma?" mama Winda mengangguk. "Baiklah." setelah siap Nana menunggu Hasyim menjemput.
"Maaf ya lambat." ujar Hasyim ketika baru datang. "Menornya ini, apa mau kondangan ya?" gumam Hasyim dalam hati.
"Ayo kak. Gak apa² lambat yang penting kakak jadi datang aku dah senang." serunya. Mereka menaiki motor menuju Kota Palopo.
"Permisi." ucap Nana ramah.
"Wah sudah datang ya?" sambut ayah Limin ramah. "Bagaimana kabar mamak sama bapak dirumah?"
"Kabar baik ayah. Salam dari mereka!" ucapnya lembut. Ayah Limin hanya menganggukkan kepalanya.
"Ini kah Hasyim pacar kamu?" tanya ibu Setia heran.
"Iya bu. Namanya Nana." jawab Hasyim. Ibu Setia dan Nana saling berkenalan dan bersalaman.
"Duduk, minum² airnya, hanya ada teh hangat."
"Terima kasih tante."
"Panggil ibu, masih keluarga ki juga! Apalagi dia ibunya Hasyim." kata ayah Limin. "Kalian mengobrollah, saya pamit ke dalam dulu." ucapnya.
"Iya ayah." ucap mereka kompak.
"Mana Lastri bu?" tanya Hasyim.
"Dikamar kayaknya, adikmu itu ya kemana lagi? Ada juga Abdul di kamar." ujar ibu Setia.
"Maaf ya Nana, ayah harus ajak Hasyim ke Lamasi karena tiba² ada urusan." ujar ayah Limin yang tiba² keluar dari kamar dengan berpakaian rapi.
"Iya ayah." jawabnya dengan raut wajah kecewa. Mereka bertiga naik dimobil pergi ke Lamasi, Hasyim mengantarkan Nana ke rumahnya lalu menuju tempat yang dituju ayah Limin.
Keesokan harinya saat ibu Setia dan Hasyim bersantai menonton televisi mereka mengobrol.
"Hasyim, kamu beneran suka sama Nana?" tanya ibu Setia tiba².
"Kenapa ibu tanya begitu?"
"Jujur ibu kurang suka, mungkin karena menor."
"Hahaha." ibu dan anak tertawa bersama. "Ibu ada² saja." ucap Hasyim.
"Kalau bukan karena ayahmu ibu gak setuju, masih banyak cewek lain." ucap ibu Setia menggebu². "Keluarganya ayahmu nanti dia tersinggung kalau ibu berpendapat. Jadi ibu diam saja." jelas ibu Setia.
"Gak tau sih bu, aku suka atau tidak! Karena kami jadian juga tiba², bahkan dia yang bilang duluan." bela Hasyim pada dirinya.
"Iya. Kalian masih muda jangan buru²." ucap ibu. Hasyim hanya mengangguk paham.
"Syukurlah ibu gak setuju, berarti adalah pendukungku!" gumam Hasyim dalam hati senang.
"Hasyim, nanti rencana mau ke Jawa, kamu ikut ya?" ajak ibu.
"Kalau diajak ya ikut bu." ucapnya.
"Iya. Kamu selesaikan dulu ujianmu baru kita ke Jawa." peringat ibu.
"Iya bu, tunggu jadwal ujian." ucap Hasyim.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆
Kejadian ini tahun 2016 ya readers. Author akan menyelesaikan dulu masa lalunya kemudian ke masa depan.