Niatnya kabur dari rumah dan memilih berpetualang sendiri, membuat Josceline harus berurusan dengan pria menyebalkan bernama Damian.
Celine sama sekali tak tahu jika dia telah berurusan dengan seorang Mafia kejam. Bagaimana kisah mereka nantinya? Simak kisahnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kau Lagi!
Damian menyusul Celine dengan kemarahan yang tampak jelas terlihat. Tangan Damian terkepal setelah mendapat laporan dari Mateo. Leticia tak sempat menahan pria itu. Dia tampak cemas karena takut jika Marrick sampai menyeret namanya. Simon dan Jasson seketika ikut berdiri dan mengikuti Chester juga Mateo.
Di depan toilet, Marrick menatap Sebastian. Dia masih ingat, pria itu adalah pria yang sama yang berada di gala dinner saat dirinya mendekati Celine. Dia jadi tahu jika Celine sepertinya dikawal oleh pria itu.
"Ada apa ini?" Damian berdiri tak jauh dari depan toilet. Suasana masih tak terlalu ramai karena tamu undangan juga belum sepenuhnya datang. Damian menatap sengit ke arah Marrick. "Kau lagi."
"Memangnya kenapa denganku?" tanya Marrick. Celine langsung hendak menghampiri Damian, tapi Marrick terang-terangan menahan tangan Celine.
"Kau milikku, Celine."
Celine menoleh dan menatap pergelangan tangannya yang di genggam oleh Marrick.
"Lepaskan tangan kotormu dari kekasihku." Geram Damian. Namun, Damian saat ini benar-benar sedang berusaha menahan diri. Dia tak mungkin membuat keributan di pesta temannya.
Marrick tersenyum tipis. Dia merasa Celine tak melakukan perlawanan, dia pikir Celine pasrah. Namun, sedetik kemudian Marrick dibuat tak percaya dengan apa yang Celine lakukan padanya. Dalam sekali gerakan yang begitu cepat tubuh Marrick melayang dan terhempas dengan cepat ke lantai.
"Aku tidak mengenalmu dan kau sembarangan menyentuhku. Apa kau bosan hidup?" Celine langsung berbalik, dia segera pergi dari tempat itu mencari jalan lain. Damian mendengkus. Dia menarik kerah jas Marrick dan menghadiahi pria itu dengan bogem mentahnya. Marrick kembali terkapar di lantai.
Simon dan Jasson yang semula penasaran dengan apa yang terjadi, kini malah dibuat terpaku di tempatnya. Mereka benar-benar tak percaya melihat adegan yang begitu memukau itu. Di mana Damian menemukan gadis seperti Celine?
Damian menyusul Celine. Dia mengejar gadis itu dan mencekal tangannya.
"Baby, kau mau kemana?"
"Aku mau pulang saja. Katakan pada Sebastian aku menunggunya di parkiran."
Damian terpaksa menarik tangan Celine dan membawa Celine ke dalam pelukannya. Damian mengusap punggung Celine. Napas gadis itu terdengar memburu. Damian tahu Celine sedang emosi. Sesaat mereka terdiam dengan posisi seperti itu. Damian terus mengusap punggung Celine hingga napas gadis itu mulai teratur.
Damian melepaskan pelukannya dan beralih memegangi bahu Celine.
"Sudah jauh lebih baik?" tanya Damian. Celine mendongak dan mengangguk.
"Ya, aku mau pulang."
"Kita pulang bersama."
"Tidak perlu. Ini acara temanmu. Kau harus tetap di sini. Biar aku pulang dengan Sebastian."
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendiri. Aku khawatir akan ada pria lain yang berusaha mengganggumu."
"Mereka pasti akan bernasib sama dengan pria gila itu," jawab Celine.
"Tetap saja aku tidak akan membiarkan kau menyentuh para b*jingan itu."
Mereka akhirnya pergi dari tempat itu meski acara belum mulai. Damian sudah memerintahkan Chester untuk menyelidiki Marrick. Dia akan membuat perhitungan pada pria itu nanti.
Setibanya di penthouse, Celine segera masuk ke kamar mandi. Dia membersihkan dirinya dan lalu keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai jubah mandinya. Damian tidak ada di kamar. Entah kemana perginya, tapi Celine sama sekali tak peduli. Suasana hatinya langsung memburuk setelah kejadian tadi. Celine mengambil ponselnya dan menghubungi ibunya.
"Hai mom, apa aku menganggu?"
"Tidak, Celine. Ada apa? Apa ada masalah?"
"No, mom. Aku hanya sedang merindukanmu."
"Jika begitu pulanglah. Mommy tidak pernah melarangmu untuk pulang ke rumah, bukan?"
"Tapi aku sudah mendaftar ke UCLA mom, aku ingin hidup mandiri."
"Bahkan untuk hal sebesar ini kau selalu saja mengambil keputusan sendiri. Apa kau sudah tidak menganggap mommy?" nada bicara ibu Celine terdengar sendu. Celine menghela napasnya panjang.
"Mom, aku sudah dewasa. Aku ingin bertanggung jawab pada diriku sendiri. Mommy jangan selalu mencemaskanku. Sebaiknya mommy gunakan waktu mommy untuk bermain bersama cucu-cucu mommy. Baiklah, mom. Aku sudah puas mendengar suaramu. Aku mau tidur. Bye mom and i love you."
Celine menghembuskan napas panjang. Dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Celine menutup kedua matanya dengan lengan kiri.
Damian masuk setelah beberapa saat selesai menghubungi Chester dan juga Juan, dia menghubungi Juan untuk mengatakan jika dia tidak bisa berlama-lama di pestanya karena Celine sedang tak enak badan.
Saat masuk ke kamar, Damian melihat Celine dia perlahan mendekat dan menarik lembut lengan Celine. Gadis itu tampaknya sudah sangat lelap. Dia tak sadar Damian mengangkat tubuhnya dan memindahkannya ke tengah ranjang.
Damian mengganti lampu di kamar dengan lampu tidur. Dia lantas ikut bergabung dengan Celine dan memeluk tubuh Celine dengan erat.
"Kau bahkan belum makan, tapi sudah tidur."
...****************...