NovelToon NovelToon
Ketulusan Cinta Umar

Ketulusan Cinta Umar

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Suami ideal
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Luka hati Umar 3

Umar pulang ke rumahnya dengan perasaan tidak menentu, perkataan mertuanya tentang lelaki yang menjadi cinta istrinya itu bukan lelaki yang baik, bagaimana caranya dirinya bisa meyakinkan sang istri jika seperti ini. Keluarganya saja dia tidak dengar apalagi dirinya.

"Assalamualaikum". Ucapnya dengan lesu saat memasuki rumahnya.

Saat masuk kedalam rumah dia disambut oelh Shifa yang telah menunggunya

" Bagaimana, apa kata ayahku?? Ucap Shifa saat melihat Umar masuk kedalam ruang keluarga karena dirinya sendiri sedang duduk menonton movie.

Sakitnya sudah reda dan dia bosan dikamarnya, maka dari itu dia turun kebawah untuk menonton televisi

"Kamu pasti hapal dengan tempat tinggal lelaki itu kan?? ". Tanya dengan tatapan nanar

Shifa mengangguk dengan cepat. "Apakah ayahku mengizinkan aku kesana?? Tanyanya dengan tidak sabaran.

Umar menggelengkan kepalanya. " Ayahmu tidak mengizinkannya, dia memintaku untuk mempertimbangkan keinginanku itu, tapi jika kamu sangat ingin kesana, aku akan mengantar mu". Umar tersenyum paksa melihat tatapan berbinar istrinya tadi kini luntur mendengar ucapannya.

"Jadi mereka tak akan bisa membiarkan kamu melepaskanku??, Sekalipun itu untuk kebahagiaanku?? Tanya dengan tergagap.

Ucapan istrinya menghantam relung hati terdalam Umar, dia sangat terluka mendengarnya. Itu artinya dirinya hanya manusia yang menghancurkan kebahagiaan istrinya.

"Aku akan mengantar mu kesana agar kamu bisa bersamanya, aku akan melepaskanmu setelah mengantar mu sendiri kesana". Ucapnya menatap mata istrinya dengan terluka dan senyum paksa.

Shifa terkesiap melihat ekspresi suaminya itu, dia baru menyadari jika apa yang dikatakannya telah menyakiti lelaki baik dihadapannya ini.

"Maaf". Ucapnya menundukkan kepalanya.

Dia sungguh merasa bersalah sekarang tapi hatinya tak bisa bohong jika dia belum bisa menerima dan melupakan lelaki pujaan hatinya itu.

" Bersiaplah, besok kita akan kesana, di Jakarta kan??

Shifa mengangkat kepalanya mendengar ucapan suaminya itu. Matanya bertabrakan dengan tatapan terluka itu tapi penuh dengan ketulusan.

"Kamu tidak apa-apa?? Tanya dengan ragu.

" Sekalipun aku tidak baik-baik saja, tidak akan merubah apapun kan??

"Maaf". Ucapnya

" Tak apa, aku lah yang bersalah disini karena meminang mu tanpa mencari tahu segalanya tentangmu sampai kamu menderita bersamaku, aku menikahi mu bukan untuk menderita tapi untuk membahagiakanmu tapi jika menikah denganku membuatmu menderita, aku akan melepaskanmu sesuai keinginan mu". Ucapnya dengan senyum ketulusan.

Shifa meneteskan air mata nya, sungguh dia sangat beruntung dicintai oleh lelaki sebaik ini tapi itu tak bisa meluluhkan hatinya untuk bisa mencintainya.

"Maaf". Cicitnya dengan tangisan.

" Tidak apa, perbanyaklah istirahat karena besok kita akan pergi aku akan mencari tiketnya hari ini, aku berharap kita dapat tiket agak siangan supaya kamu bisa minum obat sebelum naik pesawat".

Tes, air mata Shifa kembali jatuh mendengar ucapan suaminya yang sangat perhatian kepadanya sekalipun dia melukainya begitu dalam.

Umar langsung meninggalkan sang istri yang kini memandangnya dengan nanar dan tatapan bersalah. Jujur saja hatinya kini tengah remuk tanpa disentuh.

"Ya Allah, ampuni hamba jika keputusan hamba ini menyakiti dan mengecewakan orang lain, terutama keluarga kami". Ucap Umar memegang dadanya yang terasa sangat sesak saat dia memasuki kamarnya.

Air matanya mengalir, walau dia sangat kuat, tetap saja dia manusia biasa yang bisa terluka dan menangis, dia hanya tak pernah memperlihatkan nya kepada orang lain selain ibunya.

Dia memasuki kamar mandi dan mengambil wudhu kemudian memanjatkan doa kepada sang pencipta agar dirinya diberi kekuatan.

Tok.. Tok. Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Umar dari kegiatannya bertilawah alquran.

"Maaf aku ganggu kamu, makan malamnya siap, kita makan malam bersama". Ucap Shifa dengan kikuk.

Dia jelas sekali melihat linangan air mata Umar saat ini, tapi dia menepisnya segera.

Umar tidak menjawab tapi menganggukkan kepalanya, tanda dia bersedia tanpa mengalihkan perhatiannya yang kembali pada alquran yang ada di tangannya.

"Aku tunggu dibawah". Ucap Shifa menutup kembali pintu kamar Umar karena hanya mendapatkan respon dingin.

Shifa turun kebawah kemudian menata makanan yang telah dia masak sendiri. Dia ingin memberikan baktinya walau untuk terakhir kali.

Wajahnya senang begitu melihat Umar datang dan menuju meja makan. Dia segera mengambilkan nasi dan lauknya kemudian menyerahkan pada Umar, Umar menerimanya tanpa suara.

"Bagaimana rasanya, kamu suka??

Uamr tak menjawab kemudian mengangguk saj sambil meneruskan makannya kembali.

Shifa terkesiap melihat sikap dingin dan diam suaminys, lelaki yang biasanya tersenyum dan hangat kepadanya, kini menjadi dingin dan pendiam.

Setelah Umar makan, dia mengambil piringnya kemudian mencuci nya setelah itu menyimpannya. Kemudian berlalu dari dapur menuju kamarnya tanpa suara sedikit pun.

Shifa hanya memandang nanar kepergian suaminya yang seperti itu, dia merasa sakit dan tidak enak hati karena sikap seperti ini ternyata sangat sakit, bagaimana dengan sikapnya kepada sang suami selama ini??.

Keesokan harinya, Shifa kembali bangun pagi kemudian menyiapkan sarapan, dan membangunkan Umar.

"Sarapanlah terlebih dahulu, bagaimana dengan tiketnya?? Tanyanya membuka pintu kamar suaminya.

" Sudah ada, siapkan saja yang mau kamu bawah ". Ucapnya dengan dingin, kemudian berlalu dari hadapan istrinya itu.

" Terima kasih telah membantuku, aku berhutang budi padamu". Ucaonya dengan senyum sendu.

Umar tak menjawab tapi memandang istrinya lekat, apakah dirinya bisa ikhlas melepaskan istrinya itu??.

"Ya, siapkan saja barang untuk dibawah". Ucapnya mengalihkan kembali pandangannya kepada Alqurannya.

Shifa menghela nafas melihat sikap Umar sejak semalam hingga pagi ini. Dingin dan diam seribu bahasa.

" Aku minta maaf karena membuatmu marah dan terluka, tapi aku tak bisa memaksakan perasan ku yang belum bisa menerima semua ini". Ucapnya dengan menundukkan kepalanya.

"Santai saja, tidak perlu khawatir, aku akan menangani diriku sendiri, apapun itu". Ucapnya tanpa melihat istrinya.

" Baiklah, maafkan aku sekali lagi".

"Mmm". Umar hanya berdehem menjawab perkatsan sang istri.

Setelah istrinya keluar dari kamarnya, tangis Umar pun keluar, sebenarnya dia tidak tahan untuk menangis tapi dia tidak ingin memperlihatkannya pada istrinya.

Setelah semuanya siap, mereka berdua menuju bandara menggunakan aplikasi online driver mobil. Mereka hanya duduk bersebelahan seperti orang asing selama mereka menuju bandara.

"Istirahatlah, kamu masih lemah". Ucap Umar saat melihat wajah pucat sang istri. Saat mereka sudah berada didalam pesawat menuju jakarta.

Shifa menyandarkan kepalanya dibahu Umar karena kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat. Dia kemudian tertidur karena meminum obat yang telah diberikan Umar.

Setelah menempuh waktu 4 jam mereka akhirnya tiba di bandara soekarno Hatta. Umar mendorong koper istrinya dan menggendong tas ranselnya sendiri.

Shifa yang sudah baikan, memimpin jalan mereka menuju rumah kekasihnya. Mereka berdua menggunakan taksi bandara untuk sampai kesana.

Namun begitu sampai dirumah kekasihnya, pemandangan menyakitkan yang dia lihat

"

1
Puspa Indah
Maaf ya kak, rasanya ada yang gak pas dengan jalan cerita dari awal. Umar, orang sholeh kenapa refreshing di pantai?

Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!
Puspa Indah: Umar kan gak bercadar kak... 😂
Gak kok, saya cuma melihat dari sisi Umar sebagai lelaki bujangan sholeh yang sepertinya sangat menjaga mata dan sentuhan terhadap lawan jenis. Sedangkan pantai bisa dikatakan sebagai tempat wisata yang paling berpotensi terlihatnya aurat yang terbuka, entah sepi atau ramai. Sekali lagi mohon maaf ya kak..🙏🙏🙏
Siti Rabiah Ummu Umar: terima kasih sarannya, nanti diperbaiki lagi berikutnya.
masalah Refresing tidak masalah sebenernya dimana tempatnya. didalam cerita juga dikatakan disana tempatnya sepi.
banyak kok teman-teman bercadar pergi ke pantai sebagai bentuk tadabbur alam.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!