NovelToon NovelToon
Deritamu Bukan Deritaku

Deritamu Bukan Deritaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saudara palsu
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Osmanthus

Perjalanan hidup sebuah nyawa yang awalnya tidak diinginkan, tapi akhirnya ada yang merawatnya. Sayang, nyawa ini bahkan tidak berterimakasih, malah semakin menjadi-jadi. NPD biang kerok nya, tapi kelabilan jiwa juga mempengaruhinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Osmanthus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diam dulu

Pemilik sepasang mata ini segera kembali ke kamar nya. Tapi dalam pikirannya sudah penuh dengan kemarahan.

Pak Randy dan Pak Guntur yang tidak sadar pembicaraan mereka didengar masih melanjutkan makan siang mereka sembari sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Pak Guntur sendiri sebenarnya lebih memilih mengembalikan Nita kepada Ema, tapi Ema tidak ada di sini. Sedangkan dikembalikan ke pak Simon? Lebih tidak mungkin lagi. Di sisi lain mengingat istrinya yang begitu menyayangi Nita, sudah pasti istrinya tidak akan menerima keputusan pak Guntur. Jadi yah, dia hanya bisa mengikuti alur saja sekarang.

Sedangkan pak Randy yang merasa bersalah, mencoba mencari cara menolong pak Guntur. Memang mengembalikan Nita adalah jalan terbaik, tapi harus kepada Ema, bukan kepada pak Simon. Hidup mereka saja sudah seperti itu. Hanya saja sampai saat ini, tidak ada satupun yang tahu dimana Ema berada.

Sejak Ema kabur 6 tahun lalu, sampai sekarang belum ada yang tahu dia dimana. Bahkan dia juga tidak memberi kabar kepada orangtuanya.

Untuk menghubungi orangtua angkat yang sebelumnya juga tidak mungkin lagi, mana ada yang mau anak nakal seperti itu?

Aaah, penyesalan memang selalu datang terlambat.

Tapi kalau datangnya di awal, tentu bukan penyesalan namanya.

"Terkadang, aku ingin kembali ke masa lalu." pak Guntur tersenyum miring seakan mencemooh dirinya sendiri.

"Ya, aku paham. Aku juga berharap begitu. Seandainya saja bisa kembali ke masa lalu." jawab Pak Randy yang tersentak keluar dari lamunannya.

Mereka sama-sama paham, jalan di depan mereka akan semakin berliku dan berbatu.

"Yah, mungkin suatu saat kami akan meminta bantuanmu lagi pak Randy." ujar pak Guntur lagi.

"Mana tahu ada kesulitan yang akan dihadapi"

Pak Randy memandang pak Guntur dan tersenyum sedih," Tenang, selama aku masih disini, aku pasti akan membantu kalian. Aku juga tidak bisa lepas tangan, karena semua ini juga ada campur tanganku." Sembari menepuk bahu pak Guntur.

"Terimakasih, tapi jangan berkecil hati, karena aku tidak akan menyalahkan mu. Kamu hanya ingin membuat Tere bahagia, jadi dengan niat hati yang baik menolong Tere juga Ema." pak Guntur balas menepuk pundak pak Randy.

Mereka saling menguatkan. Tanpa banyak kata, dari tepukan satu sama lain, mereka bisa merasakan kebersamaan yang mendalam.

"Baiklah, aku pamit dulu ya." ujar pak Randy lagi bangkit berdiri.

"Jika ada apa-apa kabari aku saja. Suruh Joni atau Doni ke rumah. Kan mereka tau jalan ke rumahku." ujar pak Randy lagi.

"Baik, terimakasih banyak sebelumnya dan terimakasih juga atas bantuan tadi." ujar pak Guntur.

Akhirnya pak Randy berjalan keluar pagar dan kembali pulang ke rumahnya.

Sedangkan pak Guntur menuju ke rumah pak RT untuk mengucapkan terimakasih.

"Permisi Pak." ujar pak Guntur di depan rumah pak RT.

"Wah, pak Guntur." ujar bu RT kaget melihat pak Guntur di depan rumahnya.

"Masuk dulu pak." bu RT mempersilahkan pak Guntur untuk masuk dan duduk di teras rumah mereka.

"Ada apa pak?" tanya bu RT sembari menyuruh anaknya mengambilkan air minum.

"Nda usah repot-repot bu, saya hanya sebentar saja, mau mengucapkan terimakasih kepada pak RT dan ibu." ujar pak Guntur segera menahan anak bu RT mengambil air.

"Sama-sama pak, sudah tugas kami itu pak. Ngga usah sungkan. Kebetulan pak RT baru keluar pak, tadi mau mengantarkan apa gitu ke rumah ibu mertua saya." jawab bu RT lagi.

"Oh, ya? Kalau begitu saya titip pesan saja ya bu. Sekali lagi terimakasih banyak atas bantuan bapak dan ibu. Mungkin saya tidak bisa menggantinya, tapi saya bisa membantu tenaga dan waktu kalau ada perlu apa-apa bu." jawab pak Guntur lagi sembari mengatupkan kedua tangannya.

"Sama-sama pak, udah ngga usah sungkan. Nanti juga kalau kami ada perlu, kami minta tolong juga ya pak." ujar bu RT juga mengatupkan tangannya.

"Ya bu, baiklah saya tidak berlama-lama lagi, saya juga mau istirahat lagi bu." sembari pak Guntur beranjak dari kursinya.

"Ya pak, sebaiknya bapak beristirahat dulu. Pulihkan dulu kesehatannya, jangan banyak pikir pak. Lalui saja, kadang mungkin itu ujian kita pak, yang penting tetap sabar dan berserah kepada Nya." nasehat bu RT.

"Ya bu, terimakasih banyak atas nasehat nya. Saya pamit dulu ya bu. Terimakasih bu." ujar pak Guntur sembari membungkukkan sedikit badannya izin pamit.

"Ya pak, hati-hati di jalan." bu RT melambaikan tangannya.

Pikiran pak Guntur agak lega setelah mengucapkan terimakasih kepada bu RT. Biaya rumah sakit juga sudah beres ditanggung pak RT.

Bersyukur bertemu orang baik yang membantu, kalau tidak ada pak RT, mungkin pak Guntur harus memikirkan lagi biaya rumah sakit.

Di satu sisi ada problem dari Nita, tapi bersyukur nya di sisi lain ada saja pertolongan dari yang Maha Kuasa.

Sekarang pak Guntur harus menyiapkan diri menghadapi Nita. Meskipun Nita minta maaf, tapi dengan terungkitnya diri Nita adalah anak angkat, maka semua akan berbeda.

Sebagai ayah, dia memang bisa memperlakukan sama. Tapi apakah Nita bisa seperti biasa lagi?

Pak Guntur paham betul bagaimana kelakuan anak remaja, pasti membangkang dan memberontak. Tapi kasus Nita? Dari sejak dia TK, selalu ada masalah.

"Huffft...terkadang aku lelah menghadapi anak ini." batin pak Guntur.

"Terkadang, benar kata ibu. Memang kami tidak jodoh dengan anak ini. Sudah banyak pertanda, tapi kami acuhkan saja."

"Sekarang terpaksa aku jalani saja. Semoga anak ini bisa berubah sedikit lebih baik, tidak membuat masalah lagi"

Pak Guntur memilih diam daripada bertengkar lagi dengan Nita dan istrinya.

Sesampai nya di rumah, pak Guntur membersihkan diri dan berganti pakaian lalu beristirahat di kamar. Dia membaringkan dirinya di samping sang istri yang tertidur kelelahan.

Di satu sisi, dia merasa kasihan kepada istrinya. Tapi disisi lain, istrinya begitu keras kepala bahkan terkadang buta dengan keadaan.

Pak Guntur hanya bisa menghela nafas panjang sembari memandang istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Yah, mungkin nanti setelah kena batunya, baru sadar." gumam pak Guntur dalam hati.

Di ruangan lain, Nita yang sedang rebahan sambil mencoret-coret bukunya, masih merasa kesal sekali.

Jika saja dia diberikan dulu kepada orang itu, mungkin hidup ya jauh lebih baik.

"Kenapa sih, pada bego sekali mereka. Huuuh...bukannya aku jadi bahagia, malah sengsara disini."

Dia memukul-mukul bantal dengan tangannya dan melemparkan boneka ke lantai. Sekarang dia hanya bisa mengikuti alur mereka, jika dia melakukan kesalahan, bisa saja dia malah makin jatuh miskin kembali ke rumah bobrok itu.

1
Titin Sumarni Binti Iri
sangat sangat bagus
Dewi Sri
Novel ini iklan nya luar biasa
gaby
Badai besar apakah itu??? Apakah konfliknya berat ka??? Karena bny kejadian perselingkuhan ayah tiri & anak perempuannya. Atau anak tiri di perkosa ayah tirinya.
gaby
Aq baru gabung ka, kayanya sih bagus. Mudah2an selalu bagus sampe ending. Upnya yg rajin ka & yg paling penting jgn hiatus d tengah jalan. Mau rating atau jumlah like ga memenuhi ekspektasi, yg namanya sudah memulai, maka harus di akhiri pula. Jgn putus d tengah jalan, ksian kami para reader setia yg kecewa
OSM: Terimakasih. Akan diusahakan tetap jalan terus karyanya. karena saya sendiri suka membaca juga.
total 1 replies
Renji Abarai
Ceritanya seru banget sampai aku lembur nge-baca, hehehe. 👍
OSM: Terimakasih kak🙏🏻😊
total 1 replies
Shoot2Kill
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
OSM: Terimakasih atas komennya yang pertama. Baru kali ini saya coba2 buat novel
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!