NovelToon NovelToon
Orange Crush

Orange Crush

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Balas Dendam / Teen School/College / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Njniken

Bagimana jika dimasa lalu kalian dikhianatin sahabat kalian sendiri? Akankah kalian memaafkan orang tersebut? Atau kalian akan membalaskan dendam kalian?

Lalu bagaimana dengan hidup Calista yang di khianati oleh Elvina sahabatnya sendiri. Lalu kemudian ada seseorang laki-laki yang mengejar Calista, namun disatu sisi lain laki-laki itu disukai oleh Elvina.

Bagimana menurut kalian? Akankah Calista memanfaatkan moment ini untuk balas dendam di masa lalu? Atau bahkan Calista akan mendukung hubungan mereka?

Calista tersenyum remeh, lalu memperhatikan penampilan Elvina dari atas sampai bawah. "Pacarnya ya? Pantes, kalian cocok! Sama-sama baj**ngan!" Kata Calista tanpa beban, ia mengacungkan jari tengahnya sebelum ia pergi.

Kepo? Yuk simak cerita kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. diri sendiri yang tidak berkualitas

Barra pulang ke rumah malam-malam. Karena jika ia pulang ke rumah setelah sekolah, ia tau rumah akan sepi. Karena orangtua Barra pastinya sedang bekerja dan dia akan sendirian.

Dan sekarang Barra telah sampai di ruang sekitar jam 9 malam. Ia memasuki rumah lalu disambut oleh kedua orangtuanya yang sedang makan malam. Seperti biasa kedua orangtua Barra pulang larut malam untuk bekerja. Papa Barra yang bernama Darwin Itu memiliki perusahaan. Sedangkan mama Elina memiliki beberapa Restoran bintang 5. Keahlian mama Elina yang suka memasak membuat wanita paruh baya itu ingin memiliki bisnis di bidang F&b.

Seperti biasa kedua orangtua Barra tidak pernah menunggu Barra saat hendak makan. Karena Barra biasanya sudah makan di rumah, atau enggak Barra pulang tengah malam.

"Baru pulang kamu dari mana?" Tanya Elina, wanita paruh baya yang begitu cantik dan elegan. Dia adalah mama kandung Barra.

Barra langsung ikut gabung dengan kedua orangtuanya yang tengah makan malam itu. Lalu kemudian mencomot udang goreng yang ada dimeja tersebut.

"Ya dari markas, ngapain pulang kalau kesepian?" Ucap Barra sembari mengunyah udang goreng tersebut.

"Muka kamu kenapa gitu?" Tanya papa Darwin. Pria paruh baya yang memiliki wajah yang sangat tegas. Pria yang sangat royal dan kaya. Tak hanya itu, papa Darwin dikenal sebagai pebisnis yang ramah, papa Darwin disukai banyak teman hingga banyak orang-orang juga yang ingin menjadi bagian dari keluarga papa Darwin.

Termasuk orangtua Elvina. Orangtua Elvina sangat kekeuh menjodohkan putrinya itu dengan Barra. Namun sampai sekarang pihak dari keluarga Barra tidak pernah menjawab kepastian tersebut.

"Papa apa-apaan sih! Nyuruh Barra sekolah masuk pagi-pagi pula. Apa yang perlu di contoh dari cewek itu coba!" Emosi Barra meluap di depan orangtuanya. Menyebalkan sekali Calista itu beraninya menganggunya.

Papa Darwin dan mama Elina tertawa mendengar keluhan Barra. Ternyata ini alasan Barra menekuk mukanya.

Memang sengaja papa Darwin menyuruh Barra untuk masuk sekolah. Siapa tau ia bertemu dengan Calista dan tertarik. Dimata kedua orangtuanya Barra, karakter Calista sangat bagus.

"Kamu ini sangking nggak pernah sekolah itu sebodoh ini loh! Coba lihat! Masak kamu ngomong apa yang harus di tiru? Ya kamu tiru tuh prestasinya si Calista. Anaknya baik juga!" Puji papa Darwin membuat Barra muak mendengarnya. Sungguh saat ini pasti banyak sekali orang-orang yang memuji Calista.

Tapi di mata Barra sejak pertemuan pertama itu Barta sudah menganggap Calista adalah ani-ani.

"Pah! Orang yang terlihat bagus di luar belum tentu berkualitas di dalamnya pah! Barra tuh tertarik sama cewek yang berkualitas luar dalam!"

Mama Elina mencibir mendengar perkataan sang anak. Jangan mengira mama Elina tidak tau kelakuan Barra di luar sana. Sering tawuran, suka ke club menggoda cewek-cewek sexy.

"Halah! Sok-sokan kamu! Kamu aja nggak pantas dapetin yang kayak gitu! Kamu nggak ngaca kamu aja nggak berkualitas!" Kata mama Elina yang membuat Barra mendelik mendengarnya.

Sungguh? Mamanya saja tidak mendukungnya dan tidak melihat kebaikannya sama sekali.

"Mama beneran ngomong kayak gitu? Anak sendiri loh ma! Biarpun Barra suka keluyuran tapi Barra masih fresh, segelan! Nggak kayak si onoh pasti udah di embat om-om!" Balas Barra ia tidak suka dirinya terlihat buruk di mata orangtuanya sendiri, tapi orang lain seolah terlihat sangat bagus.

"Halah! Kamu aja goblok terus suka dugem! Ya nggak pantes lah sama yang bagus-bagus amat. Lagipula Calista itu pintar, cantik, dan bukan cewek yang sembarangan! Makanya kenalan dulu!" Sahut papa Darwin yang ikut membela sang istri.

Selama ini papa Darwin sudah melihat Calista sejak memasuki SMA tersebut. Anak yang pandai, sering membawa piagam dan piala setiap tahunnya. Lalu juga nilai-nilainya tidak pernah turun dalam keadaan apapun.

Entah dalam keadaan tekanan belajar yang tinggi maupun perasaannya sendiri. Calista selalu mendapatkan nilai yang bagus, bahkan Calista juga aktif di berbagai organisasi disekolah. Lalu Calista juga tidak pernah mendapatkan berita aneh-aneh.

Ya, meski Calista adalah gadis yang galak.

Barra semakin kesal karena orangtuanya terus-menerus membela Calista. "Belain aja cewek nggak jelas itu! Lupain anak sendiri!"

"Ya anak nggak berguna untuk apa di ingat-ingat!" Ucap mama Elina membuat Barra menatapnya tajam. "Bercanda anak ganteng." Mama Elina mengacak gemas rambut anaknya.

Tanpa aba-aba Barra berdiri lalu kemudian masuk kedalam kamarnya.

"Tenang aja ma! Anak kayak Barra pantes di gituin. Papa tadi lihat di cctv ada perubahan pada Barra!" Ucap papa Darwin membela sang istri.

Barra, kini sudah sampai di kamarnya. Ia langsung membersihkan tubuhnya agar kembali segar.

Setelah tubuhnya segar, Barra merebahkan tubuh diatas kasur king size yang empuk itu. Ia meraih vape nya kemudian ia mengepulkan asapnya begitu saja. Ac tidak di nyalakan karena Barra lebih menyukai udara di luar.

Sembari mengepulkan asap vape nya pikiran Barra mulai tenang. Semua yang ada di dalam tubuhnya juga tenang.

Entah mengapa tiba-tiba pikirannya itu kembali teringat pada gadis yang bernama Calista itu.

Setelah kejadian itu, perasaan Barra semakin ingin tau lebih tentang si Calista. Bagaimana bisa ada cewek yang sangat berani padanya?

Tak hanya itu sudah kedua kalinya Barra di guyur oleh es jeruk, hingga jeruk itu tiba-tiba tercium begitu saja.

Barra memikirkan Calista hingga tanpa sadar cowok itu tersenyum tipis saat mengingat wajah Calista.

"Lucu." Satu kata itu tiba-tiba saja langsung keluar dari mulutnya.

Namun beberapa detik kemudian, Barra sadar langsung menggelengkan kepalanya. Mengapa ia tersenyum dengan gadis itu?

"Nggak lah. Galak dan nggak sexy. Gue nggak suka!" Tegasnya pada dirinya sendiri.

"Lihat aja! Gue kasih pelajaran tuh anak."

****

Keesokannya di sekolah SMA Garuda.

Calista berjalan ke kantin untuk membeli es jeruk kesukaannya. Ini masih pagi namun Calista sangat menginginkan es jeruk itu.

Ia menunggu sembari bermain ponselnya, lalu tak lama dari itu Seseorang datang. Kemudian mengambil ponsel Calista begitu saja. Calista tentu terkejut, ia pun langsung melotot saat tau siapa yang sudah merebut ponselnya.

"Lo ngapain? Balikin hp gue!" Kata Calista hendak merebut ponselnya, namun Barra mengangkatnya ke atas. Ya, cowok yang merebut ponselnya itu Barra.

"Ini hukuman buat Lo! Gue nggak akan ngebalikin hp Lo kalau Lo belum minta maaf dan turutin kemauan gue." Kata Barra membuat Calista emosi.

"Ini mbak es jeruknya!" Calista pun menoleh hendak mengambil es jeruknya, namun lagi-lagi Barra merebutnya.

"Thank you es nya, seger banget pagi-pagi es jeruk." Kata Barra kemudian menyedot es jeruk warna orange yang sangat manis dan segar itu. "Eum... Seger banget!" Ucapnya Santai.

Calista hanya diam memperhatikan kelakukan Barra yang menjengkelkan itu.

"Oh ya, kalau mau hp ini, temui gue di ruangan atas okay! Bye cute..." Kata Barra sembari mengedipkan sebelah matanya membuat Calista jijik total.

"Iyuh... Dasar cowok sinting!" Ucap Calista, ia emosi pagi-pagi ini. Awas saja nanti, ia akan melanjutkan perdebatan ini. Pagi-pagi ini energy Calista untuk pelajaran yang sangat menantang yaitu Fisika. Makanya Calista tidak mau bertengkar di pagi ini dengan Barra. Niatnya mau beli es jeruk biar tambah segar, eh malah ketemu si bangsat.

Dan beberapa anak-anak lainnya juga terkejut melihat kedatangan Barra.

Wah Gilak... Barra masuk lagi....

Beneran ya, biasanya Barra tuh males banget seolah..

Eh, tapi Barra tadi gue lihat habis berantem sama Callista....

Ada apa ya, dengan mereka....

1
Kim nara
Barra otaknya geser apa y thor malah d tinggal kabur anak orang dah d bawa ke rumah nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!