Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman pertama
Ponsel di saku celana Malik bergetar. Awalnya dia acuhkan. Tapi ponsel itu terus bergetar.
Dengan agak kesal dia melepaskan rangkulannya dan memundurkan jaraknya dari Cassie sambil menerima panggilan ponselnya.
"Aku tau Liliana masih hidup"
DEG
Wajah Malik langsung mengeras.
"Ada apa?" Cassie yang awalnya lega karena sudah terlepas dari dekapan Malik merasa aneh, melihat wajah laki laki dingin itu yang semakin dingin.
Malik menggelengkan kepalanya.
"Kamu mau apa?" tanyanya datar.
Cassie bisa mendengarnya. Dia merasakan firasat buruk.
"Memb un uhnya!" Kemudian terdengar tawa menyebalkan membuat Malik tambah kuat mencengkeram ponselnya.
"Kamu di mana sekarang?"
"Aku berada dekat dengan Lilianamu, di sebelah barat taman hotel."
Malik cepat memutuskan telponnya. Darahnya mengalir lebih cepat.
Liliana ada di sini?
Malik menatap Cassie sesaat.
Tapi dia ngga bisa berpikir lagi.
"Tunggulah. Aku pergi sebentar." Keinginan bertemu Liliana juga ketakutan kalo akan terjadi sesuatu yang bahaya pada Liliana, membuat Malik bergegas meninggalkan Cassie. Sebelum gadis itu mengatakan apa apa.
"Malik mau kemana?" tanya Vina yang melihat kepergian buru buru Malik.
"Mungkin mau bertemu rekan bisnisnya....?" sahut Vina ngga yakin.
Sean yang melihatnya juga pamit pada Ariella.
"Sebentar, ya."
Ariella mengangguk.
Dia segera mengikuti Malik.
"Sean, tunggu," panggil Deva perlahan, takut Malik mendengar.
Sena menoleh. Ada Ziyan juga di sana.
Mereka pun berusaha mengambil jarak aman dalam membuntuti Malik.
Sementara itu di tempat yang ngga jauh dari ballroom pesta, wajah Dante menyeringai.
Kena kau! batinnya penuh dendam.
Dia sudah curiga, pasti Maliklah kekasih Liliana. Mungkin Malik juga yang menghabisi adiknya.
Setelah melihat kepergian Malik, Dante juga pergi dengan langkah yang ngga kalah cepatnya dengan tangan mengepal.
Tadi dia hanya memancing. Ternyata pancingannya disambar cepat.
Malik. Aku akan membu nuhmu!
*
*
*
Malik tergesa gesa melangkah ke arah yang dikatakan penelpon asing itu.
Tempat itu cukup sepi. Cahayanya juga temaram.
Aneh, batinnya. Biasanya ada satu dua orang di sini.
Malik melihat sekeliling.
Sepi. Benaran ngga ada siapa sapa.
Dia tersadar sudah masuk perangkap.
Bodoh!
Kenapa dia langsung percaya saja?
Bukannya selama ini dia sudah mencurigai Cassie sebagai Liliana.
Bukan orang lain!
Dasar bodoh!
Bodoh!
Bodoh!
Malik terus memaki dalam hati.
Sekarang dia pasti jadi target. Malik memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, meraih pistolnya.
Si alnya lagi dia berada di tempat terbuka dan sangat mudah dijadikan sasaran tembak.
Pendengarannya pun semakin dia pertajam.
Benar benar sepi. Hingga dia menoleh saat mendengar suarnya dipanggil.
"Malik...."
Malik mematung melihat Liliana berdiri di depannya.
Sesaat dia merasa tatapnya ngga bisa dia alihkan.
Tapi kemudian Malik tersadar.
Gadis ini bukan Liliana. Sinar matanya berbeda walaupun berwarna sama, hijau terang.
Dia Hera? tebak Malik dalam hati.
Mau apa dia seperti ini di hadapannya?
"Kamu bukan Liliana," bantahnya beberapa saat kemudian.
Hera tersentak. Ngga menyangka kalimat itu yang keluar dari mulut Malik.
"Kamu.... tau?" Lidahnya mendadak kelu.
Malik ngga menjawab. Tatapnya berubah datar.
"Aku akan lakukan apa pun agar menjadi Liliana yang kamu cinta, Malik," ucapnya sungguh sungguh.
Memang bukan. Dia mengakuinya, decih Malik dalam hati.
Kenapa gadis ini terobsesi pada Liliana? batinnya heran sekaligus kesal.
Malik ngga menjawab apa pun. Dia berbalik dan bergegas pergi.
Hera ngga percaya menatap kepergian Malik.
Dia ditinggalkan begitu saja?
Sean, Deva dan Ziyan saling pandang.
"Itu Hera, kan?" tanya Ziyan..
"Ya. Kenapa dia berpenampilan seperti tadi?" dengus Deva semakin yakin kalo Hera punya maksud tertentu pada Malik.
Kalo tidak, mengapa dia mengundang Malik ke tempat sepi begini?
"Masa dia menyukai Malik? Malik, kan, lebih muda dari dia?" Ziyan menggelengkan kepala, ngga percaya dengan pemikirannya
Sean masih diam. Tadi dia juga sempat terpaku. Sama seperti Malik.
Wajar kalo Malik limbung.
Vibes Hera mirip banget dengan Liliana.
Hampir tadi Sean mengeluarkan umpatan.
"Aku yakin Hera bukan gadis yang baik," vonis Deva langsung.
"Aku lebih mendukung Cassie dari pada dia," vonis Sean setuju dengan kata kata Deva.
"Dia mengambil keuntungan karena wajahnya mirip Liliana. Untungnya Malik ngga terpengaruh," decih Deva kesal.
"Aku, kan, sudah bilang, Malik pasti lihat Cassie dari hati. Walaupun bola mata Cassie juga warnanya ijo," kilah Ziyan mengingatkan Deva akan kata katanya tadi.
"Ya, iya. Kali ini aku setuju," decak Deva.
Mereka pun kini pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan Hera yang masih bergeming di sana.
Sementara itu Dante yang mengawasi Malik segera bergeming juga mendengar ucapan Malik
Darimana dia tau gadis itu bukan Liliana?
Gadis si alan itu sebenarnya masih hidup atau sudah mati?! Dada Dante menggeredek penuh kemarahan.
Hanya saja dia curiga kenapa Malik begitu yakin kalo Hera bukan Liliana.
Malah dia pergi begitu saja.
Banyak tanda tanya berputar putar di dalam kepalanya.
Dia terlambat saat ingin menembak Malik, laki laki itu sudah bergegas pergi. Posisinya terhalang pilar jika memaksa ingin tetap menembak.
Dia waspada sekali, umpat Dante dalam hati.
*
*
*
"Malik datang, tuh," ucap Vina yang melihat laki laki yang membuat semua laki laki pergi mengikutinya.
Cassie ikut menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Vina.
"Sebenarnya mereka semua kemana, ya?" Ziza agak heran karena suaminya juga ikutan pergi setelah Deva, Sean dan Ziyan menyusul Malik.
Dewa tadi mengajaknya juga agar ikut membuntuti Malik. Theo juga sudah melangkah duluan.
"Biasalah kepo," cebik Ruby.
Kadang dia heran kenapa Theo yang cuek bisa berubah jadi seperti Quin yang hobi kepo.
Ariella tersenyum, juga Emily.
"Nanti kamu tanya, ya, Cassie, si Malik nemuin siapa," racun Vina membuat yang lainnya berderai tawa.
Cassie pun tersenyum.
Malik mendekati Cassie yang sedang menatapnya.
"Yang lain mana?" tanyanya heran ketika tidak melihat pasangan mereka.
"Entahlah," jawab Vina dengan wajah becandanya.
"Ke toilet mungkin," jawab Ziza yang masih belum melihat keberadaan suaminya dan suami suami yang lain.
Barengan? batin Malik ngga yakin.
Jangan jangan aku diikuti. Reflek Malik memutar kepalanya ke arah pintu masuk ballroom.
"Itu mereka," seru Vina kemudian dia berdecak sambil mendekati para laki laki itu yang tadinya terpisah sekarang sudah jadi satu rombongan.
Dasar. Malik tersenyum miring.
Dia betul betul ceroboh hari ini!
"Oh iya," sahut Ziza dan Ruby sambil bergandengan menyusul ke arah suami suami mereka.
"Tinggal dulu, ya, Cassie," pamit Ziza sebelum melangkah bersama Ruby.
"Ya," senyum Cassie.
Ariella dan Emily juga mengikuti langkah Ziza dan Ruby
"Kita tinggal, ya," pamit Ariella dan Emily bersamaan.
"Ya." Cassie menganggukkan kepalanya. Sekarang Malik sudah berada di sisinya. Yang lainnya sudah menyusul pasangan masing masing.
"Maaf, aku kelamaan, ya," ucap Malik saat mereka hanya tinggal berdua saja.
"Enggak, kok."
Malik menatap Cassie lekat.
"Cassie, kamu operasi plastik, kan?" tanya Malik kemudian mengalihkan tatap. Ngga ingin melihat gelengan kepala Cassie.
"Apa jawaban itu penting....?"
"Mungkin..... Tapi nanti saja. Sekarang biarkan saja aku yang menduga duga seperti ini," jawab Malik sambil mengusap pelan pipi Cassie.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan