Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap di hotel?
Bara mendekati Hera yang masih bersimpuh karena shock.
Bara mengamati wajah putrinya yang nampak sangat kecut itu.
Hera masih menggenggam softlensnya, sedang meratapi softlensnya tanpa tau papinya sedang berada di dekatnya
Softlens yang dia kira bisa membantunya untuk memikat hati Malik, ternyata ngga berguna sekali.
Padahal kekasih Malik juga memiliki warna bola mata yang sama dengan Liliana. Dia pikir Malik memilih gadis itu jadi kekasihnya karena warna bola matanya. Walaupun wajahnya jauh berbeda.
Karena itu dia ingin menikung dengan kelebihan yang hanya dia yang memilikinya. Kemiripan wajahnya.
Bahkan dirinya yang sudah mempelajari tentang Liliana Aldrin, sudah berpenampilan abis abisan sepert gadis itu, tapi malah tetap diacuhkan dan ngga dianggap oleh Malik.
Kenapa? Teriaknya dalam hati. Sama sekali ngga tau kurangnya di mana. Dia ngga terima kekalahannya. Baru kali ini membuka hati, tapi langsung patah hati.
Laki laki setengah baya yang ikut berjongkok itu menghela nafas panjang.
"Hera, cukup. Jangan lakukan lagi."
Hera terkejut mendengar suara yang sangat dia kenal.
Papinya.
Dia yang begitu shock ditinggal Malik jadi bertambah lunglai.
Papinya melihatnya?
Bara meraih pundak putrinya. Hera pun menangis sejadi jadinya.
Bara seakan mendapat kutukan. Putrinya sama seperti mama kandungnya. Terobsesi pada Fazza dan keturunannya.
Dia ngga tau, siapa saja yang sudah melihat adegan penolakan Malik tadi.
*
*
*
Dante melihat banyak bayangan orang orang yang bersembunyi, sama seperti dirinya.
Dia tertawa dalam hati. Sudah tau siapa sebenarnya Malik. Dia pasti akan mendapatkan banyak musuh jika berani macam macam dengan Malik.
Dengan hati hati dia menyingkir dari sana. Pergi meninggalkan gadis bodoh yang masih bergeming seperti patung.
Memang bodoh! makinya dalam hati.
Harusnya Malik langsung dici um saja, pasti laki laki itu akan membalasnya.
Kembali dia memaki.
Dante teringat adiknya yang tergila gila dengan Liliana Aldrin.
Akhirnya dia bisa melihat wajah kekasih adiknya yang juga sudah tiada.
Saat berada di dalam kamar hotelnya Dante langsung mengamuk.
Dinding hotel ditinjunya beberapa kali. Cukup keras.
BUG BUG BUG
Pengawalnya menelponnya.
"Ada info apa?" Nada gusar tidak bisa dia sembunyikan.
"Tuan, sepertinya nona Liliana Aldrin masih hidup. Dia pernah tinggal di Jerman dan sudah kembali ke negara ini."
"Sudah ketemu siapa orangnya?"
Malik juga sudah tau?
"Gadis itu ada di kota ini tuan. Kami melihat dia naik kereta.di jurusan kota ini. Kami sedang mencarinya lagi."
Darah Dante tambah menggelegak.
"Hancurkan rumah kakek nenek itu. Cari bukti keberadaan gadis itu!"
"Siap, tuan."
Saat telpon sudah dia putuskan, Dante memukul meja dengan keras.
BRAK!
Adiknya sudah meninggal tapi gadis itu masih hidup!
Kurang ajar!
Segala makian kotor dia lontarkan dengan suar keras dan bergetar hebat.
Setengah jam kemudian Dante mencari semua informasi tentang Malik.
Dia mencoba menelusuri data kedua muda mudi itu. Malik dan Liliana Aldrin.
Tapi sama sekali tidak ada foto foto apalagi video tentang kedekatan laki laki itu dengan Liliana.
Tapi kenapa?
Kenapa dia terkejut waktu tau Liliana ada di sini?
Liliana beneran masih hidup?
BUGH
Dante meninju lagi dinding ruangan hotel.
Dia pasti tau! Wajah Dante menyeringai kejam.
Kamu ngga akan hidup.dengan tenang, Malik! Juga kekasih barumu itu!
*
*
*
Cassie menatap Malik bingung. Laki laki itu masih menatapnya lekat.
Penting baginya untuk tau aku operasi plastik?
Aargh..., ringis Cassie ketika dia reflek mundur saat Malik makin mendekatkan wajahnya.
Punggungnya kambuh?
Cassie memang belum bisa berdiri telalu lama. Tadi dia juga agak menggerakkan tubuhnya saat berdansa.
Punggungnya masih belum sembuh total.
"Kamu kenapa?" tanya Malik cemas karena tiba tiba saja Cassie mencengkeram lengannya dengan wajah menahan sakit.
"Bisa kita duduk sebentar?"
"Tentu."
Malik teringat pernah melihat jalan gadis itu yang terpincang dulu.
"Apa yang sakit?" tanya Malik lembut. Cengkeraman Cassie yang kuat di lengannya masih belum mengendur. Di keningnya sudah ada buliran keringat.
"Maaf, tadi agak berdenyut." Cassie berusaha tersenyum, melupakan sakitnya. Tapi wajahnya tetap masih menahan sakit.
Malik menatap dalam wajah gadis itu yang masih belum melepaskan cengkeraman tangannya pada lengannya.
Malik melepaskan cengkeraman itu dan membiarkan kedua tangan itu memeluk pinggangnya.
Malik yakin kalo dalam keadaan sehat, Cassie ngga mungkin akan melakukannya.
Malik agak menekan punggung Cassie dengan jantung berdebar aneh.
Wajah Cassie meringis lagi.
Malik teringat dulu Liliana mengalami luka temba kan di punggungnya.
Kenapa bisa sama?
Malik makin ngga bisa menahan pikiran liarnya.
'Punggung kamu yang sakit?" tanya Malik langsung menebak. Memastikan.
Dada Malik makin cepat berdebar.
"I iya.... Obat pereda sakit dari Oma Khanza lupa aku bawa." Cassie ngga menyangka kalo dia akan cukup lama berada di pesta relasi Malik. Terutama dalam posisi berdiri.
Tanpa.ragu Malik menggendongnya ala bridal dan membuat banyak tatap terfokus padanya.
"Ap apa yang kamu lakukan? Aku masih bisa berjalan," kaget Cassie. Dia merasa tubuhnya melayang cepat sekali dan sekarang sudah digendong Malik.
Wajah Cassie makin merona. Jantungnya berdebar cepat. Dia juga bisa merasakan debaran jantung Malik yang sama cepat dengan dirinya.
Mata mereka saling tatap.
"Maaf, aku ngga tau kamu belum sembuh," bisiknya pelan.
"Em.... Nggak apa apa. Tapi ki kita dilihatin keluarga kamu..." Cassie menggigit bibir bawahnya saking gugupnya.
"Biarkan saja," bisik Malik lagi saat menyahut. Dia tau kini mami dan tante tante juga oma omanya sedang melangkah mendekati mereka.
"Cassie kenapa?' tanya Vanda-mami Malik panik. Beliau langsung bergegas mendekat. Begitu juga mami mami muda yang lain.
"Obat pereda sakitnya ngga dibawa?" tanya Oma Khanza jadi khawatir.
Wajah Cassie nampak agak pucat.
"Ngga ada di tasnya, oma," kali ini Malik yang menyahut.
"Kadang kadang kambuh, ya?" tanya Oma Zayra khawatir. Khanza sudah cerita tentang keadaan Cassie.
Wajah Cassie tambah merona, apalagi sekarang dia berada di dalam gendongan Malik.
"Istirahat saja di kamar hotel." Semua menoleh ketika mendengar suara Fazza.
Malik sampai bertatapan dengan daddynya. Ternyata daddy dan om omnya sudah ada di sini.
Hening sesaat
"Ya, ya, betul. Keadaan kamu juga ngga baik baik saja," ucap Eriel memecah kesunyian.
Jantung Cassie makin deras degupannya.
"Sa saya sudah ngga apa apa, oma, om, tante. Sa saya pulang saja," tolak Cassie sopan.
Ngga mungkin dia menginap di kamar hotel ini? Mereka ngga mungkin mengijinkan Malik berada terus didekatnya, kan?
"Ooh.... Iya ya. Obat kamu juga di rumah, ya," respon Oma.Khanza memaklumi.
"Sudah, di sini saja. Nanti oma akan antarkan obatnya," larang opa Kalil-suami oma Khanza.
"Ini kunci kamarnya." Kendra merespon sambil memberikan kunci kamar spesial.di hotel itu.
Cassie makin gugup.
Mereka sungguhan membiarkan dia berdua dengan Malik di kamar hotel? Cassie semakin gugup apalagi Malik tidak terlihat menolak.
"Kita juga akan menemani," timpal Ruby. Ziza, Ariella dan Emily mengangguk setuju.
Cassie tersenyum haru.
Mereka baik sekali.....
"Malik, setelah ngantar Cassie, kamu gabung sama kita kita, ya. Biar ngga khilaf," ejek Sean dalam derai tawanya.
Tawa yang lain pun makin meledak.
Semoga ingatan Lili segera pulih
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Liliana adalah Cassie,, Cassie adalah Liliana..
hayu ingat Cassie sayang., ❤
berdarah , pingsan, setelah sadar ingatan nya kembali.
Hera dpt karma atas perbuatan nya
maka jadi perempuan jgn murahan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
kok Hendra di paksa ele... masak sih.... secara diumur beda jauh kan...
akibat Hera gatal sih maka nya Dy di gituin cowok
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
udah jelas² circle nya Malik Cs gak ada respect sama loe.. gak usah cari perhatian dech... bikin malu mommy Maona dan papi Bara aja
😖😖