Istri Mungil Kesayangan Raja

Dua Hari Kemudian...

" Apa dia belum bangun?" Suara bergema pemilik rambut panjang begaya mullet itu terdengar memenuhi lorong istana kerajaan Azurethra.

Nuansa merah dan biru tua memenuhi tempat bergaya klasik Tionghoa bercampur dengan romantisme dunia barat menjadi ciri khas tempat itu.

Kerajaan Azurethra yang dipimpin oleh Raja Min Guang Lin bukan seperti kerajaan pada umumnya. Kerajaan ini bak dunia fantasi, bahkan dunia di mana tempat ini berada seperti dunia dalam dongeng.

Di dunia ini, kekuatan beladiri yng tinggi adalah senjata, pendidikan adalah pondasi, kekuasaan serta garis keturunan adalah anugerah, dan sihir adalah kekuatan khusus yang hanya dimiliki orang pilihan.

Tempat itu terlihat modern, gaya bangunan Tionghoa yang unik dipadukan dengan kesenian romantik dari daerah Eropa menjadikan tempat itu sangat unik dan berbeda dengan kerajaan lain. Mereka menyebutnya, gaya romansa Azurethra.

Guang Lin berdiri dengan gagahnya. Jubah merah darah dipadukan dengan lapisan biru tua membungkus tubuhnya yang gagah. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai, pakaian di balik jubahnya memamerkan dada bidangnya yang kekar.

Dua pelayan membungkuk dengan hormat," Salam bagi matahari Azurethra!" Sambut mereka dengan penuh hormat.

" Perempuan itu belum bangun yang mulia, apa perlu saya bangunkan?" Ucap pelayan muda itu.

Guang Lin mengangkat tangannya sambil menggelengkan kepalanya," aku akan mengurusnya, bawakan makanan dan pakaian yang bersih untukku dan gadis itu!" Ucapnya sambil melewati kedua pelayan itu dan masuk ke dalam ruangan di mana Jihan berada.

Kedua pelayan itu saling menatap," siapa gadis itu? Kamu tahu? Aku tidak pernah melihat yang mulia membawa gadis ke kediamannya, apalagi sampai membiarkan nya di wilayah pribadi raja!" Bisik Yuki seraya melirik penasaran ke arah kamar itu.

" Sssstt... Orang yang terlalu banyak tanya akan pendek umurnya, selagi yang mulia bersikap tenang, kau juga bersikaplah dengan baik, jangan sampai membuat beliau marah, kita hanya perlu mengikuti perintahnya sebagai pelayan!" Tegur Xuri.

Meski penasaran, para pelayan di tempat itu tahu membatasi diri. Sebab urusan kerajaan bukan ranah mereka.

Keduanya pergi melalukan persis seperti yang diminta sang raja. Saat di perjalanan, seorang pria dengan tubuh gagah lainnya berpapasan dengan pelayan istana raja.

" Apa Raja di kamarnya?" Tanya pria beralis tebal dengan manik mata abu-abu gelap itu. Pakaiannya terlihat sangat pas di tubuhnya, sebuah kemeja katun hitam bersulamkan burung elang dengan celana hitam legam dilengkapi dengan jubah hitam panjang yang membungkus bahu kekarnya.

Selera fashion di dunia ini sangat unik dan mengenyangkan mata .

" Yang mulia berada di kamar itu tuan !" Ucap Xuri dengan hormat.

"Hmm... " Balasnya dengan singkat.

Kang Tae Ha, berjalan dengan gagahnya menuju tempat yang dimaksud. Wajahnya berkedut, sepertinya begitu banyak pertanyaan yang muncul di dalam kepalanya.

Hingga dia tiba di depan kamar itu, diketuknya pintu terlebih dahulu lalu berkata," Yang mulia, menteri pertahanan kerajaan Azurethra Kang Tae Ha menghadap!" Ucapnya dengan suara lantang dan ketus.

Ekspresi wajahnya mengatakan bahwa dia sedang kesal dan jengkel dengan kelakuan rajanya yang satu ini.

Kang Tae Ha, seperti namanya, dia tampan paripurna dan terkenal dikalangan para bangsawan. Tangan kanan paling setia dan menteri termuda di kerajaan Azurethra yang juga adalah garis keturunan langsung dari suksesi kerajaan yang memungkinkan dirinya naik takhta sebagai raja jika Min Guang Lin tidak ingin meneruskan takhta.

Kang Tae Ha adalah saudara sepupu Guang Lin juga saudara sepersusuan.

Pintu dibuka, Guang Lin muncul dari balik pintu dengan tatapan sinis," keluar! Bicara denganku nanti! Kau mengganggu tidurnya!" Kesal Guang Lin.

Kang Tae Ha membuang nafas kasar sambil memijit pelipisnya," Yang Mulia, tolonglah waras sedikit, anda sudah membuat banyak kekacauan sejak menghilang tiga hari yang lalu!" Kesal Tae Ha.

Di kerajaan ini, yang bisa bersikap sesantai itu di hadapan raja hanyalah Kang Tae Ha, teman-teman Raja, Raja Agung dan Permaisuri kerajaan ini alias ayah dan ibu Min Guang Lin yang masih hidup sampai sekarang.

"Ck... Siapa kau berani mengoreksi diriku, keluar sana, wajahmu yang mirip rusa gila itu sangat menyebalkan untuk dilihat!" Ketus Guang Lin sambil menutup pintu dengan rapat.

Kang Tae Ha mengetatkan rahangnya, dia berkali-kali membuang nafas berat sambil menahan amarah yang membuncah.

" Arrkhh... Tahan tahan tahan, dia raja negeri ini, dia raja negeri ini!!" Gumamnya.

Mau tidak mau, Kang Tae Ha pergi dari sana dengan tangan kosong," lihat saja akan ku adukan pada permaisuri!" Kesal pria itu.

Tetapi tiba-tiba....

Grep!!

Tangan kekar Guang Lin menarik kerah baju milik Tae Ha dan dengan kasar Guang Lin langsung menyeretnya masuk ke dalam kamar itu," keparat, kau tidak bisa menunggu dulu ya!?" Kesal Guang lin seraya menghempaskan Tae Ha ke lantai.

Kang Tae Ha menatap jengkel pada teman sehidup sematinya itu, mereka sangat dekat bak saudara kandung," Yang mulia, anda tidak bisa bersikap seperti ini, kerajaan ini memang milik anda tapi setidaknya jangan sesuka hati mengejar pembunuh itu tanpa pengawal, kalah anda mati dan dilahap binatang buas bagaimana kami bisa menemukan anda!" Keluh Kang Tae Ha.

Guang Lin menyipitkan matanya," Beraninya kau melawan raja!" Ucapnya sambil bersedekah dada.

" Aku tidak peduli Yang Mulia Raja Guang Lin!" Kesal Tae Ha yang tak lagi bicara formal.

Senyuman terbit di wajah Guang Lin, pria berusia 28 tahun itu menatap sahabatnya," aku menemukan mereka, dan plakat yang tidak bisa kau dapatkan itu telah ditemukan!" Ucap Guang Lin.

Kang Tae Ha tampak sangat terkejut. Plakat pasukan Serigala Bulan Merah sangat sulit diperoleh, bahkan untuk memalsukannya saja mereka tidak bisa sebab setiap plakat mengandung informasi mengenai pemiliknya dan dibuat dengan bahan khusus yang hanya dimiliki organisasi itu.

" Bagaimana bisa?" tanya Tae Ha tertarik, dia melupakan kemarahannya tadi.

" Tentu saja bisa, raja negeri ini tidak sebodoh menteri pertahanannya," ejek Guang Lin.

Tae Ha mengusap wajahnya, lalu dia membungkuk sampai sembilan puluh derajat," maafkan saya yang mulia, tetapi saya benar-benar marah pada anda karena tidak memperhatikan keselamatan anda!" Ucapnya dengan tegas.

Tae Ha adalah orang yang tegas, dia benar-benar kecewa saat mengetahui bahwa rajanya meninggalkan posisi tanpa pemberitahuan, tanpa pengawalan bahkan tanpa aba-aba sedikitpun. Jika terjadi sesuatu dengan Guang Lin, maka akan ada keributan besar bahkan mungkin perang antar negara.

" Kau memang punya pendirian yang kuat, tenanglah, dengan adanya petunjuk ini kita bisa semakin dekat dengan pelakunya," ucap Guang Lin.

"Yang mulia, bagaimana dengan perjodohan itu? Sudah saatnya anda memilih calon ratu, para bangsawan mulai khawatir soal kemampuan anda," ucap Tae Ha seraya melirik tubuh Guang Lin dengan tatapan sinis dan penuh kecurigaan.

" Matamu Tae Ha!" Hardiknya.

" Kenapa kalian terlalu sibuk mengurus perihal ranjangku, sudah ku bilang aku hanya akan menikah dengan perempuan yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama!" Kesal Guang Lin.

" Lagi-lagi anda mengatakan omong k osong itu!" Kesal Tae Ha.

"Para menteri sepakat membuka sekolah khusus untuk pendidikan calon pelayan istana berikutnya, mengingat akan banyak pelayan yang pensiun, sekolah ini juga bertujuan menyeleksi calon kandidat ratu, jadi persiapkan diri anda untuk memilih, jika perlu segera bawa perempuan yang membuat anda jatuh cinta!" Terang Tae Ha.

" Untuk lebih jelasnya, akan didiskusikan pada rapat umum sore ini, anda harus hadir yang mulia, jangan buat wajah saya dipenuhi kotoran!" Kesal Tae Ha.

Guang Lin menatapnya sambil tertawa dengan tatapan mengejek," heleh heleh... Apa kau khawatir aku akan berakhir sebagai perjaka tua? Tenang saja Tae Ha, aku bisa mengurus diriku, bahkan memilih jodoh untukmu aku pun bisa!" Jawabnya dengan nyeleneh.

Tae Ha sudah tidak bis berkata-kata, raja gilanya ini memang sangat menyebalkan.

"Kalau saja kau bukan raja, sudah ku cekik lehermu itu Guang Lin!" Batinnya kesal.

"Eits... Aku tahu isi kepala mu Tae Ha, kalau kau mencekikku, kau bisa dihukum atas pengkhianatan!" Ucap Guang Lin.

Tae Ha memijit pelipisnya, " dasar gila!" Gumamnya sambil membuang wajah ke sembarang arah.