NovelToon NovelToon
Anak Kembar Sang Mafia

Anak Kembar Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Mafia / CEO / One Night Stand / Gotcha ! Hati Boss Mafia / Peningkatan diri -peningkatan kemmapuan / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:205.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Phopo Nira

Setelah melalui malam panas bersama dengan seorang pria yang dia sewa, Zhia tiba-tiba hamil. Zhia melahirkan sepasang anak kembar yang sangat genius. Tapi dia tidak pernah menyangka pria yang dia sewa dulu adalah seorang Ceo dari perusahaan terbesar didunia bahkan seorang ketua Mafia! Rayden Cano Xavier, Ceo tampan yang memiliki sifat dingin, arogan dan sangat kejam.

Hay, kak!😄😄😄

Novel ini masih On Going 'yah, kak! Dan akan Update 1 Bab/hari.

Jadi, mohon dukungannya 'yah!🙏🙏😄
Jangan lupa tinggalkan like, Coment, Vote dan kasih bintang 5 juga 'yah! Biar semakin bersinar novelnya!😘

Novel ini hanya ada dan akan update di Aplikasi Noveltoon/Mangatoon saja. Yang ada ditempat lain itu semua plagiat. Jadi, mohon dukungan untuk novel orisinilku ini 'yah!😉

Dan jangan Lupa berikan ❤💕💖 untuk Author tersayang kalian ini!😘😘😘

Tambahkan ke rak novel favorit kalian 'yah! supaya tidak ketinggalan kisah seru Double L!😉

Terima kasil All!😉😘😚😙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketakutan Luca dan Lucia

“Mamah! Papah!”

Sesampainya dikamar Luca dan Lucia berada, Rayden dan Zhia langsung disambut dengan pelukkan hangat dari anak kembarnya itu.

Luca langsung memeluk mamahnya, sedangkan Lucia memeluk papahnya.

“Mamah, Luca sangat takut! Luca bahkan tidak bisa memejamkan mata untuk tidur. Setiap Luca ingin tidur, tiba-tiba suara tembakan itu terdengar lagi.” Ujar Luca dengan wajahnya yang sudah hampir menangis.

“Sudah tidak apa-apa sekarang, sayang! Ada Mamah, Papah dan juga Luci yang akan selalu melindungi Luca disini.”

Zhia langsung menggendong Luca didalam pelukkannya, membelainya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Zhia pun membawa Luca naik ke atas ranjang, mencoba menidurkan putra kecilnya yang tengah dilanda ketakutan.

Sementara Rayden dan Lucia masih saling menatap, Rayden teringat dengan perbuatan Lucia yang berhasil mengalahkan salah satu musuhnya itu.

“Papah! Apakah papah jadi membenci Luci, gara-gara Luci tidak sengaja menembak orang itu. Hikss,….” Ujar Lucia dengan deraian airmata yang membasahi wajah mungilnya.

“Maafkan Luci, Pah! Luci janji, Luci tidak akan melakukannya lagi. Jadi, jangan benci Luci, Pah! Hikss,….Hiksss,…” S

uara isak tangis Lucia mulai terdengar dengan keras, bahkan Zhia sampai melotot kearah Rayden seolah sedang mengancamnya.

“Sayang, jangan menangis! Bagaimana bisa papah membenci Luci yang sangat menggemaskan ini. Kemarilah, sayangnya papah!” ujar Rayden yang meraih tubuh mungil putri kedalam pelukkannya.

Rayden pun langsung menggendongnya Lucia membawanya naik keatas ranjang, mencoba menidurkan putri kecilnya seperti yang dilakukan Zhia. Suasana canggung antara Zhia dan Rayden membuat keheningan diruangan itu.

“Papah beneran tidak membenci Luci ‘kan?”

Lucia masih saja menanyakan tentang hal itu pada papah.

Lucia tidak takut pada apapun, tetapi dia hanya takut kalau papah yang sangat dia sayangi akan membenci dirinya karena kejadian tadi.

“Tidak, sayang! Papah tidak akan mungkin membencimu, papah tadi hanya terkejut saja.” Ujar Rayden seraya membelai rambut panjang Lucia, sesekali dia mencium kening putri kecilnya dengan dengan penuh cinta.

Tidak perlu waktu lama, putri kecilnya pun kini sudah terlelap di alam mimpinya.

Rayden kemudian beranjak dari tempat tidur, dia ingin pergi ke markas besar untuk menemui Levi yang sedang berada disana.

Sebelum itu, Rayden mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Will, mencari tahu tentang keberadaan sekertarinya itu.

“Will, kau ada dimana sekarang?” ujar Rayden setelah panggilan teleponnya tersambung dengan Will.

“Saya berada dilokasi, Tuan!” jawab Will yang ternyata memeriksa ulang tempat lokasi mereka diserang untuk mencari informasi dan juga memastikan Levi telah membereskannya dengan sempurna.

“Cepat kembali! Kita harus ke markas besar sekarang!” perintah Rayden setengah berbisik agar Zhia tidak mendengar percakapannya itu.

“Baik, Tuan! Saya akan segera kembali.” Sahut Will yang tentu saja akan mengutamakan perintah dari Tuannya itu.

Setelah mendapat jawaban dari Will, Rayden pun langsung memutuskan panggilan teleponnya secara sepihak. Rayden berjalan mendekati Zhia, dan kedua anaknya.

“Zhi, aku harus pergi kesuatu tempat sekarang. Jika kau perlu sesuatu panggil saja pelayan, mereka akan melakukan apapun yang kau perintahkan!”

Layaknya seorang suami yang baik, Rayden pun berpamitan pada Zhia sebelum pergi.

“Baiklah, aku mengerti.”

Akan tetapi, Zhia hanya menanggapinya dengan acuh.

“Aku pergi, Zhi!”

Setelah mengatakan itu, Rayden pun keluar dari kamar Zhia dan si kembar berjalan menuju kemobilnya.

Namun sayangnya, dia harus sedikit menunggu Will yang ternyata belum sampai juga.

Lucia beberapa kali menginggau didalam tidurnya, memanggil papahnya dan sesekali mentakan kata ‘Maaf’.

Berbeda dengan Luca yang masih saja ketakutan bahkan sampai didalam tidurnya.

Tubuh mungilnya masih gemetar, tangan mungilnya memeluk mamahnya dengan begitu erat hingga Zhia sulit untuk bergerak.

Zhia semakin merasa khawatir dengan keadaan putra kecilnya itu, dia pun mencoba mengecek suhu tubuh Luca.

Betapa terkejutnya Zhia, begitu tahu Luca sedang mengalami demam tinggi.

Wajah mungil putra itu terlihat sangat pucak, tubuhnya mengigil dan keringat membasahi pakaian yang dikenakan Luca.

“Astaga, Luca! Suhu tubuhmu tinggi sekali.”

Dengan wajah yang sudah sangat panik, Zhia langsung beranjak dari ranjangnya mencoba mencari bantuan dari pelayan yang ada disana.

“Bi, cepat panggilkan dokter sekarang. Anakku sedang demam tinggi!” ujar Zhia pada salah satu pelayan yang seperti lebih tua dari dirinya.

“Baik, Nyonya! Akan saya panggilkan sekarang juga.”

Pelayan itu pun langsung berlari menuju ke telepon rumah, menekan beberapa nomor yang akan dia tuju.

Sementara, Zhia kembali kekamarnya, memeluk tubuh mungil Luca yang semakin menggigil.

Semua perhatian Zhia, dia limpahkan pada Luca. Akan tetapi, Zhia kembali dibuat panik saat melihat putrinya yang juga ikut menggigil didalam tidurnya seperti Luca.

“Sayang, apa yang terjadi dengan kalian berdua. Hikss,…..”

Zhia mulai menangis, dia tidak tahu harus berbuat apa melihat kedua anak kembarnya yang tiba-tiba saja mengalami demam tinggi itu.

Beruntung dokter yang pelayan itu panggil cepat datang bahkan tepat sebelum Rayden pergi.

Sehingga mereka bertemu di pintu masuk, tetapi sayangnya Rayden sudah masuk kedalam mobilnya dan siap untuk berangkat.

“Tuan, bukankah itu Dr. Ian? Sedang apa dia ada disini?” ujar Will yang tidak sengaja melihatnya, walau hanya sekilas.

“Jangan-jangan,…” gumam Rayden pikirannya hanya tertuju pada Zhia dan kedua anak kembarnya yang baru saja dia tinggalkan.

“Will, hentikan mobilnya sekarang juga.”

Perintah Rayden dengan tiba-tiba, hingga membuat Will langsung saja menginjak rem dengan cepat.

“Ada apa, Tuan?” tanya Will yang langsung menoleh kebelakang.

Namun, ternyata Rayden sudah tidak ada ditempat duduknya saat ini.

Ternyata begitu mobil itu berhenti, Rayden langsung berlari sekencang-kencangnya untuk kembali kekamar Zhia dan anak kembarnya.

Dia ingin memeriksa sendiri keadaan Zhia dan anak kembarnya itu, wajahnya sudah terlihat sangat panik memikirkan hal buruk yang terjadi pada Zhia dan anak mereka.

Didalam kamar, Dr. Ian sedang mulai memeriksa Luca dan Lucia secara bergantian.

Zhia hanya menangis ketakutan melihat keadaan kedua anak kembarnya yang seperti itu, bahkan ada beberapa pelayan yang bersiap sedia didalam sana.

“Zhi, ada apa?” seru Rayden begitu sampai didalam kamar Zhia dan anak kembarnya.

Deru nafasnya terengah-engah karena berlari begitu kencangnya, Rayden segera menghampiri Zhia yang sedang menangis terisak.

“Ray, anak kita! Hikss,…..” ujar Zhia disertai tangis yang begitu memilukan.

“Sudah, tidak apa-apa! Aku yakin mereka pasti akan baik-baik saja.”

Rayden langsung meraih tubuh Zhia kedalam pelukkannya, mencoba menenangkannya.

“Tidak apa-apa, mereka anak-anak yang kuat.” Ujar Rayden lagi sembari mengelus bahu Zhia dengan lembutnya.

Setelah menunggu cukup lama dengan perasaan yang sudah tidak karuan, akhirnya Dr. Ian selesai dengan pemeriksaannya terhadap Luca dan Lucia.

“Bagaimana kondisi anak-anakku, Dok?” ujar Rayden begitu melihat Dr. Ian selesai melakukan tugasnya.

“Ouh, jadi mereka benar-benar anak kandungmu, Cano?”

Bukannya langsung menjawab, Dr. Ian malah berbalik bertanya pada Rayden.

“Kalau bukan anakku, lalu anak siapa? Papahku begitu?” sahut Rayden dengan ekspresi wajah datar yang dingin.

“Ishh, dasar pria gunung es ini?”

Dr. Ian pun menggerutu terhadap sikap Rayden yang tidak ada sopan-sopannya pada orang tua seperti dirinya.

Dr. Ian merupakan dokter pribadi keluarga Xavier sejak Rayden masih kecil, jadi umurnya tidak jauh berbeda dengan papah dan mamahnya Rayden. Meskipun begitu, antara Noland dan Dr. Ian sudah bagaikan saudara satu sama lain.

“Dokter, bagaimana keadaan anak-anakku? Apakah mereka akan baik-bak saja? Sakitnya tidak serius ‘kan, Dok?”

Zhia langsung saja mencecar Dr. Ian dengan berbagai pertanyaan yang ada di kepalanya.

“Jadi kau ibu dari kedua nak kembar ini? Berarti kau calon istrinya Cano’yah?”

Lagi dan Lagi, Dr. Ian bukannya menjawab malah bertanya balik pada Zhia.

Bersambung............

Note :

Maaf 'yah hanya bisa kasih bonus satu bab saja.🙏🙏😄

1
Fatimah Zahra
Luar biasa
Raramhrdz00
rayden dan zhia
Prakabumi. Askar
kami ini yatim
Prakabumi. Askar
namanya juga karangan
Warsini Arif
taukah thor.. akunku baru... tapi aku g lupa sama cerita favoritku ini /Drool/
dangerous women
🤣🤣🤣🤣🤣will sabar ya
orang
ngeselin bukannya jawab pertanyaan malah balik tanya 😭
Zareenakim🥰
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏻🙏🏻
Pirdhaa
firts baca novel langsung sukaa
Zareenakim🥰
Ambil saja kembaliannya kyak lagi belanja di warung aja ya hahahaha
Zareenakim🥰
Zhia kok semudah itu yah
Zareenakim🥰
Mantapp zhia
ani 1996
seharusnya perempuan itu harus bisa jaga kehormatanya bukan menjual diri pada laki2 itu seharusnya balas dengan cara yg lain
Rifana Sitorus
Raiden lemot
Bintang Juing
Luar biasa
Abinaya Albab
emang suara sirine begitu ya...okelah wiu²nya tp yg woo...wee...woo...wee... ituloh bikin bengek /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
Liam
Abinaya Albab
makanan & minuman buat kakak nana aja /Grin/
Abinaya Albab
hati² kak nana karena bakal dikerjai sama Twins suruh beli sesuatu /Grin/
Muhammad Fauzi
lanjut thor novel selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!