Trisha Adalah gadis yang tinggal di sebuah desa di australia, keluarganya sangat ketat dengan pergaulannya, ia bersama sepupunya Freya hanya di perbolehkan bekerja dirumah dan membantu pekerjaan rumah, bahkan ia tidak di perbolehkan untuk bekerja atau pun kuliah. Sampai di suatu ketika Freya membawa kabar bahagia pada Trisha bahwa ia akan menikah dengan seorang lelaki yang berasal dari ibu kota. Kedua keluarga membuat perjodohan itu, dan semuanya mulai di sibukan untuk acara pernikshsn, namun tanpa disangka-sangka Trisha bertemu dengan seorang lelaki tampan di sebuah toko kue. Pandangan mereka berdua bertemu, Trisha hanya memandang lelaki itu biasa saja, namun tidak dengan lelaki rupawan bernama Adrian, yang ternyata lelaki yang akan di jodohkan dengan Frey.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10. Anggota keluarga
Semua keluarga sarapan Bersama seperti biasa di setiap pagi. Setelah sarapan Bersama Trisha dan juga Adrian bersiap untuk pergi ke bandara untuk menjemput kakak dari Adrian, kakak iparnya dan juga adiknya. Sebelum itu Ibu Esme menyuruh Trisha duduk.
“Trisha kau belum tau apa yang terjadi pada Viona, dia kakak ipar Adrian ”
“Memangnya kenapa bu?” Tanya Trisha.
Esme duduk lebih dekat dengan Trisha. “Dia habis operasi ovarium di Amerika, Jadi aku ingin mengingatkan hal ini, jangan bicara soal anak atau bayi, aku takut dia stress ” ujar Esme
Trisha menjawabnya dengan anggukan mengerti dan wajah yang cukup terkejut, tak lama Adrian pun datang dan mengajak Trisha pergi.
Dalam perjalanan Adrian hanya asik dengan ponselnya, sementara Trisha hanya menikmati pemandangan yang ia lewati di sepanjang jalan, ia tidak peduli dengan Adrian dan pacarnya Itu, Izel hanya memperhatikan mereka berdua dari kaca spion.
Mereka akhirnya sampai di bandara. Dari kejauhan terlihat seorang gadis remaja yang berlari menuju kearah Adrian. Itu adalah adik Adrian. “Kak, aku sangat merindukanmu," Adrian membalas pelukan adiknya yang Bernama Hana.
“Mn, aku juga.”
Hana tiba-tiba menatap Trisha tak berkedip. “Sepertinya ada bidadari jatuh dari surga, ya.” ujar Hana, Trisha mengulum senyumannya lalu mengulurkan tangannya. “Namaku—” Hana tiba-tiba langsung memeluk Trisha.
“Aku sudah mendengarmu dari ibu, kau memang sangat cantik. Tapi, kenapa kau mau menikah dengan kakakku yang sedikit gila ini? Dia itu seorang playboy kelas kakap, jangan percaya padanya,” ujar Hana.
“Hana!” bisik Adrian.
“Just kidding Bro....”
Tak lama kakak Adrian dan kakak iparnya pun datang menghampirinya. “Adrian...” panggil kakaknya. Ia langsung memeluk Adrian. Trisha hanya tersenyum ramah pada mereka.
“Kau pasti Trisha?” tebak kakak Adrian. Trisha mengangguk, lalu ia pun mengulurkan tangannya dan trisha menyambutnya dengan baik.
“Namaku Temy dan ini istriku, Viona.”
Viona sang istri langsung memeluk Trisha dengan hangat. “Kita bisa berteman dan menjadi saudara yang baik.” ujarnya, Trisha mengangguk lalu tersenyum “Tentu saja” ujar Trisha.
...○...
Beberapa pelayan mulai berdiri bertengger menyambut ke datangan mereka. Sebuah mobil pun mulai memsuki rumah, satu persatu dari mereka mulai keluar. Esme terlihat sangat senang melihat anak sulung dan menantunya Kembali, air matanya tak kuasa ia bendung.
“Anakku...” ujar Esme.
Temy berlari dan langsung memeluk ibunya dengan hangat, begitu juga dengan Viona.
“Kau baik-baik saja kan?”tanya Esme pada Viona dengan deraian air mata.
“Tentu saja aku baik-baik saja…semua ini berkat dukungan ibu.” Ujar Viona lalu Kembali memeluk Esme.
“Ekkhem....” Hana berdeham seolah-olah ia menyadarkan ibunya. Esme langsung menghampiri Hana yang terlihat membuang muka seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
“My baby, my sweet heart. I miss you so much, darling,” ujar Esme seraya memeluk anak bungsunya itu. Hana membalas pelukan ibunya dengan enggan.
“Jangan acuhkan aku” ujar hana
“Tidak akan” jawab Esme.
Mereka berkumpul di ruang keluarga, menikmati kue dan kopi Bersama. Sampai pak Adam menghampiri mereka dan meminta Hana, Temy, dan Viona untuk menghadap tuan Jeradin. Setelah mereka pergi yang lain pun mulai pergi keruangan mereka masing-masing termasuk Trisha dan Adrian.
Saat sampai di kamarnya Trisha langsung mengecek ponselnya, ia Kembali mencoba menghubungi keluarganya, dan lagi-lagi tidak ada tau pun yang mengangkat telponnya.
...○...
Desa Taraleah
Ibu Ayla dan Ibu Cylin malam itu membereskan meja makan setelah makan malam selesai, Suaminya Sammy terlihat memegang keningnya seolah-olah banyak pikiran. Tapi tiba-tiba saja ia melemparkan buah anggur pada Istrinya, Cylin.
“Panggil Freya! Suruh dia buatkan kopi untukku dan membawanya ke ruang tamu.”
Ayla dan Cylin beberapa saat saling bertukar pandangan, lalu mengiyakan perintah suaminya itu.
Sammy menatap Freya dengan sinis, tapi tidak dengan Cylin yang menatap putrinya dengan penuh ke khawatiran. Setelah mengantarkan Kopi, Freya Kembali pergi. Dia tidak benar-benar pergi, ia diam di balik pintu untuk mendengar pembicaraan kedua orang tuanya.
“Ada yang aku ingin sampaikan” ujar Cylin.
“Mn.” Gumam suaminya.
“Ini bukan kabar yang baik untuk kita. Saat aku pergi kepasar Bersama Ayla, orang-orang membicaran Freya di seluruh pasar, bahkan kehormatan anak kita diperdebatkan—”
Tiba-tiba suaminya itu menggebrak meja yang membuat Cylin tersentak. “ SIAPA! SIAPA YANG SUDAH MENYEBARKAN RUMOR TIDAK JELAS ITU? JELAS-JELAS SEMUANYA ORANG TAU BAGAIMANA KEJADIAN YANG SEBARNYA!” Murka Sammy.
“kebenaran sudah dicampur dengan kebohongan oleh lidah semua orang. Ada seseorang yang memberi tauku, yang membuatku malu.” Lirih Cylin
...○...
Freya hanya diam di dapur, ia melamun. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Tapi tiba-tiba Sammy datang menghampirinya dan langsung menamparnya begitu saja.
“Hentikan! Aku mohon, jangan siksa dia lagi!” Cylin memohon mati-matian pada suaminya itu.
“KAU GADIS TIDAK BERGUNA! LIHAT SEMUA ORANG MEMBICARAKAN KELUARGA KITA! MEREKA MEMBICARAKAN TENTANG KEHORMATAN KELUARGA KITA! JIKA SAJA KAU TIDAK JATUH SAAT ITU! SEMUANYA TIDAK AKAN PERNAH TERJADI SEPERTI INI!”
PLAK!
Freya hanya bisa menangis menerima semua perilaku kejam ayah kandungnya sendiri. Tak berhenti disitu lagi-lagi Freya di gusur menuju ruang bawah tanah, dan Kembali menerima siksaan dari ayahnya itu sebelum ia dikurung.
Ayla yang juga melihat itu hanya bisa menangis, semua ini sudah berada diluar kendali, begitu juga dengan Cylin yang tidak bisa berbuat apa-apa.
...○...
Jeradins mansion.
Setelah makan malam Semua orang kembali keruangannya masing-masing, kecuali Adrian yang di panggil keruangan Kakeknya.
Mendengar itu, Trisha pun sedikit terkejut dan dengan terpaksa, Trisha Kembali kekamarnya seorang diri. Ia mengambil nafas Panjang begitu sampai dikamarnya, ia pergi kebalkon menikmati pemandangan danau terindah di depan matanya, dan sesekali ia mengecek ponselnya.
“Tidak mungkin aku menghubungi Solon, dia tidak tau semua masalah ini. Lagi pula dia tidak mungkin pulang dan Kembali ke rumah.” gumamnya.
Setelah kurang lebih 20 menit, Adrian pun Kembali, ia melihat Trisha yang tengan menikmati pemandangan malam di balkon kamar. Senyuman jailnya mulai terlihat, ia mengambil air dan meneteskannya ke kedua matanya. Ia menghampiri Trisha dengan wajah yang sedih. Trisha yang melihat itu langsung terkejut.
“Adrian? Kau kenapa? Apa yang terjadi? Ada masalah apa?” tanya Trisha bertibi-tubi dengan tatapan cemas.
Adrian malah menangis, dan kekhawatiran Trisha semakin bertambah, sampai Trisha harus menangkup wajah Adrian
“Oke, aku harus mengatakan ini” Isaknya. Tapi tiba-tiba Adrian tersenyum dan memegang kedua tangan Trisha. “Kau! Apa yang ingin kau katakan? Pembohong!” ketus Trisha kesal
“Kau ini Benar-benar liar! Sangat liar—”
Trisha menghempaskan tangannya. “Itu yang ingin kau katakan? Hah?” ketusnya lagi.
“Bukan Sayang, aku ingin memberi tau mu jika besok aku akan mulai pergi untuk bekerja” ujarnya sumringah.
Trisha menghela nafasnya Panjang, lalu memutar bola matanya. Adrian Kembali berulah, ia mencubit manja pinggang Trisha sampai ia menatapnya dengan tatapan mematikan.
“Beberapa hari ini aku sudah tidur membungkuk di Sofa. Jadi sebagai hadiannya, aku ingin tidur Bersama—”
“Kau ingin mati? Tidak!” ketus Trisha lalu berlalu masuk.
Adrian masih mengikutinya. “ Ayolah, Darling, my love, my sweety, my rude, Please...” manjanya
“Oke.” ujar Trisha seraya menatap Adrian.
“Oke?” Adrian membulatkan matanya.
“Kau tidur di Kasur aku yang akan tidur disofa, besokan kau harus bekerja.”
Adrian mengangkat bahunya. “Tidak apa-apa yang penting aku tidak tidur membungkuk di sofa. Lagi pula kau tidak kasihan apa, melihat suami tampanmu ini tidur di sof—”
“Berhenti mengoceh dan tidurlah!” tegas Trisha.
Tiba-tiba Adrian membuka tangannya lebar-lebar. “Pelukan sebelum tidur?”. Trisha langsung mengepalkan tangannya,
“Adrian!” tegasnya.
Adrian tersenyum menang lalu menghamburkan tubuhnya di atas Kasur.
“Kasurku” gumamnya mencium kasurnya beberapa kali. Trisha yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
...○...
Pagi itu untuk pertama kalinya Adrian bekerja, Trisha mengantarnya sampai depan rumah. “Doakan aku semoga hari ini berjalan lancar”ujar kaist. Trisha hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
...○...
...○...
...○...
To Be Countinue...