Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Apa yah hadiahnya?
"Memangnya Tuan mau apa." Araa duduk dan menyandar di headboard sambil meremas ujung bajunya.
"Memperkosamu." jawab Aston santai.
"Jangan Tuan saya mohon, jangan lakukan itu. usiku belum cukup umur Tuan, saya juga belum siap untuk melakukannya." Rasanya Ia sudah ingin menangis saking takutnya mendengar omongan Aston.
"Memangnya harus menunggumu siap, suka hati saya, semuanya di dirimu adalah milikku, Sini....." Balas Aston tanpa filter.
"Tuan saya mohon jangan lakukan itu, Saya mohon saya mohon Tuan maafkan saya." Araa memelas penuh keringat di telapak tangannya saat ini, ujung bajunya sampai basah. belum lagi tubuh mungil itu ikut bergetar hebat.
"Sepertinya kamu ingin sekali ya dan pura-pura menolak, saya bilang kemarikan selimut itu. kamu pikir kamu doang yang mau berselimut, sudah numpang tidurnya. seenaknya lagi." Ucap Aston menatap Araa yang kini terlihat ketakutan.
kusumpahkan kau bangun-bangun jadi kodok dasar gila, ngomong yang jelas kan bisa yang mulia, mau taruh dimana mukaku sekarang, sengaja banget bikin aku malu. Araa menyerahkan selimut itu untuk Aston.
Aston meraihnya dengan sedikit kasar dan menyentak Araa membuat wanita itu kaget akibat ulahnya. kemudian dia tidur menunggui Araa yang masih duduk sambil meremas ujung bajunya, Aston menyunggingkan senyum samar.
"Mau apalagi Kamu." Suara Aston kembali terdengar di telinga Araa.
"Tidak ada Tuan." jawab Araa dengan gerakan Cepat dia langsung merebahkan tubuhnya menghadap punggung Aston.
Tanpa diduga Aston berbalik badan, posisi keduanya saat ini berhadapan saling pandang memandang satu sama lain.
pemilik bola mata hazel itu terlihat ketakutan akibat ulahnya, bibir mungil, semuanya secantik itu di dirinya.
kalau dari dekat dia ternyata setampan ini, garis wajahnya setegas omongan pedasnya, bola mata berwarna abu-abu itu sungguh memikat jika dilihat segini jaraknya, yang mulia pemilik kartu hitamku.
duar!!!
"Umhhhhhhh" gerakan secepat kilat itu membuat Araa sekali lagi tidak bisa melakukan pertahan diri dari serangan Aston yang tiba-tiba.
Aston mendaratkan ciuman ke bibir Araa, untuk kedua kalinya Ia melakukan itu. namun kali ini murni mengikuti gejolak yang mendorongnya sejak tadi untuk melakukan hal tersebut.
Ciuman yang sedikit memaksa itu, berakhir karena Araa hampir saja kehabisan nafasnya.
"bernafas bodoh." Aston.
"Tuan...... " wajahnya saat ini merah padam, Aston menatapnya sedekat ini, bahkan hembusan nafas pria itu terasa di kulit mulusnya.
"Kalau mau dicium itu bilang, jangan memancing saya untuk melakukannya." Aston tanpa dosa menyalahkan Araa, semua ini ulah Araa, karena Araa, jadinya dia melakukannya, dasar ngak jujur sama diri sendiri.
"Tidur sana masih mau lagi?"
"Tidak, tidak mau." Araa langsung menutup mata rapat.
gimana bisa tidur, huhuhuhu, jantungku sedang berdisko didalam sana. kenapa dia seenaknya begini. bibir ini..... ahhhhhhh gila gila gila.....
"Heii kamu pura-pura tidur ya." Aston berbicara.
jangan ajak aku bicara Tuan, biarkan mata ini tertutup rapat. memangnya Anda tidak punya rasa malu apa setelah melakukan hal seperti itu.
"kamu belanja apa saja." tanya Aston.
Araa membuka matanya mendengar pertanyaan Aston.
"saya beli beberapa barang keperluan saya Tuan." jawab Araa.
"hanya itu saja, kamu beli apa buat saya. jangan bilang kamu sama sekali tidak membeli apa-apa." Aston memicingkan matanya menagih apakah benar Araa hanya membelikan dua wanita itu.
satunya Carine dan lagi siapa yang disebutkan Jack dia lupa namanya, tidak penting juga begitu pikirnya.
"Ahhh iya Tuan saya ada beli sesuatu untuk Anda, saya yakin Anda pasti suka." jawab Araa tersenyum kikuk, ini pasti belum pernah Anda dapatkan dari siapapun hihihi.
"Mana."
"Tunggu sebentar yang mulia, saya segera mengambilnya." Ucap Araa
Dia bergerak turun dari ranjang dan menuju lemarinya mengambil satu totebag yang isinya hanya dia yang tahu.
semoga Anda suka kejutanku ini, ahhhh pasti menggemaskan sekali kalau mereka memakainya. nanti disaat dia sedang senang-senangnya, aku minta izin soal pekerjaanku deh.
Ahh Tuhan kali ini luluhkan hati suamiku ya. lagian itukan urusan pribadiku, Araa bodoh sekali kamu salah fokus pada perjanjian itu. seharusnya kamu lebih teliti kalau jam pulangnya dia bertabrakan dengan jam kerjamu.
bersambung...............