Unwanted

Unwanted

Chapter 1. Kejutan

Langit malam di desa Tarraleah, tidak bisa diragukan lagi. Bulan yang indah ditengah malam, membuatku sedikit terlena. Pandanganku langsung teralihkan, ketika melihat lampu dari sebuah rumah di hadapanku menyala.

Aku segera meraih ponselku, untuk menghubungi seseorang. Rumah yang tepat berada dihadapanku itu adalah rumah kekasihku, yang bernama William.

Sudah dua minggu kami tidak bertemu, karena dia bekerja di luar kota. Hubungan kami sudah terjalin sejak kelas satu Smp kurang lebih delapan tahun sudah aku bersamanya.

Aku kembali ke balkon rumahku, kamarnya dilantai dua sudah menyala, jam sudah menunjukan pukul satu dini hari. Aku berfikir, jika menelponnya sekarang akan mengganggunya. Dia pasti sangat lelah.

Aku memutuskan untuk menatap kamarnya, dengan menangkup kedua wajahku menahan kerinduanku selama ini.

Aku mulai melihatnya masuk ke dalam kamar, dari balik tirai kamarnya yang berwarna putih, seluet tubuhnya sudah tidak diragukan lagi. Saat aku sedang menatap seluetnya, Tiba-tiba seluet seorang wanita menghampirinya.

Apa ini?

Dengan refleksnya aku langsung menutup mulutku, ketika mereka mulai bercumbu mesra sampai aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mereka melucuti pakaian mereka satu persatu, dan lampu kamarnya pun mati.

Kakiku terasa lemas tak sanggup untuk berjalan, aku hanya bisa terduduk lemas di teras balkon. Aku mencoba memegang dadaku yang terasa sesak dan sakit, Air mataku terjatuh begitu saja. Ini adalah mimpi terburuk dalam hidupku.

PAGI harinya aku bersiap untuk mengadakan penyambutanya, aku membeli kue tart dan aku mencoba berdandan secantik mengkin.

Hanya dengan beberapa langkah saja, aku sudah sampai di rumahnya.

Tok...Tok..Tok..

Aku mencoba mengetuk pintunya, tapi tidak ada sahutan darinya. Dan aku terpaksa masuk sendiri ke dalam rumahnya yang tak terkunci.

Suasana di dalam sangat hening, Aku langsung menuju dapur dan menyiapkan kuenya. Aku mengambil nafas panjang untuk menuju kamarnya.

Pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat, dan aku langsung masuk. Aku hanya tersenyum getir ketika melihat, lelaki yang aku cintai selama delapan tahun, tidur dengan wanita lain.

Lagi dan lagi, air mataku terjatuh. Aku sangat membenci ini. Aku menyempatkanuntuk memotretnya sebagai bukti.

Tanganku gemetaran hebat menahan emosi yang begitu menggebu.

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU...HAPPY BIRTHDAY TO YOU"

Mendengar suara ku yang menggema dikamarnya, mereka berdua langsung terbangun. Aku sudah melihat wajah Will yang sangat Syok, begitu juga dengan wanitanya.

"Wellcome back William, Duduklah yang benar kita makan kue ini ber-"

"Tris aku bisa menjelaskan semua ini," tuturnya gusar.

"Aku tau, tapi kita makan kue ini dulu bersama, ya,"

Aku memberikan mereka satu potong kue, wanita itu tidak bisa berkutik, ia hanya menuruti. Satu suapan besar masuk kedalam mulutku.

"Emmmhh, enak sekali bukan?"

Mereka berdua hanya makan dengan wajah yang Syok. William beranjak dari tempat tidurnya dengan hanya memakai celana dalam.

"Tris, Ini tidak seperti yang kau bayangkan. Dia adalah rekan kerjaku, malam tadi kami mabuk dan kami ti-"

"Sshhuutt!"

Aku membelai rambutnya dengan rasa jijik yang luar biasa. Tapi senyuman manisku menutupinya.

"Aku tau, aku mengerti. Tidak apa-apa, makan lagi kuenya. Anggap saja sebagai sarapan."

William kembali duduk dan menurutiku, mereka berdua memakan kue itu dengan lahap, karena takut.

"Kita akan pergi, bertiga," tuturku.

"kemana?" tanya Will.

"Ke neraka..."

Mereka berdua langsung terhenti dan menatapku.

"Aku menaruh sianida di dalam kue itu," lanjutku dengan ekspresi datar.

Mereka panik, dan mencoba memuntahkan kue itu ditempat. Kini aku hanya terdiam, aku tidak tau harus memberikan reaksi seperti apa.

"Tapi bohong..." ujarku.

William langsung menatapku dengan matanya yang memerah, dia langsung menghampiriku dan memukuliku habis-habisan.

Sore itu aku hanya diam dirumah, ibuku membersihkan semua luka yang ada di wajahku, bahkan pembuluh darah dimataku pecah karenanya.

"Ibu tidak menyangka dia bisa melakukan hal seperti ini padamu, memang brengsek lelaki itu," gerutu ibuku kesal.

"Ck, ibu tidak perlu khawatir. Polisi sudah menanganinya. Dalam undang-undang kekerasan, dia akan di jerat hukum pidana selama 4-6 tahun"

TING TONG!

Adikku langsung turun tangan dan membuka pintu, itu adalah orang tua William. Aku langsung beranjak dan menghampiri mereka.

"Astaga, nak." Dia terkejut melihat keadaanku.

"Ada apa anda datang kemari?" tanyaku tanpa basa basi. Dia langsung meraih tanganku.

"Nak, ibu mohon cabut laporanmu."

Mendengar itu aku langsung melepaskan tangannya. "Maaf aku tidak bisa". Ibu William menangis dan memohon padaku, setau ku dia tidak pernah mengurus William, tapi kenapa sekarang dia peduli padanya?

"Aku akan memberikan semua yang kau inginkan" bujuknya.

"Bu, dengar. Ayahku Tidak pernah 1 kali pun memukulku, begitu juga dengan saudaraku, dia tidak pernah memukulku. Tapi anakmu, beraninya melayangkan tangannya padaku." Tegasku menahan tangis.

"Selain itu, coba anda lihat ini." tuturku seraya memberikan ponselku.

Ibu Will terlihat Syok ketika ia melihat foto anaknya yang tengah tidur dengan wanita lain.

"Katakan padaku, apa aku harus mencabut laporan ini? Dia yang melakukan kesalahan dan dia yang marah!"

Ibu Will hanya menangis dan terdiam.

To Be Countinue...

Terpopuler

Comments

PURPLEDEE ( ig: _deepurple )

PURPLEDEE ( ig: _deepurple )

makasih dh mampur kak💜🤗

2024-12-16

1

miilieaa

miilieaa

wah karya baru yaa thor 🌹

2024-12-16

1

Manik🌼

Manik🌼

waduh lama amat ya🙈

2025-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!