Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2.
"Slow dikit kenapa sih Ziv, aku galau tau! " bela hantu itu.
"Alahh memang nya hantu bisa galau ? " Tanya Ziva.
"Bisa dong, hantu itu tempatnya galau. Karna semua hantu itu bingung harus bagaimana, makanya semua hantu pasti mencari orang seperti kamu untuk bisa berkomunikasi. " Jawab hantu itu.
"Ah aku tidak mau tahu, cepat katakan! " Paksa Ziva.
Hantu itu menceritakan bahwa dirinya meninggal karna di jadikan malpraktek oleh salah satu oknum rumah sakit yang tidak bertanggungjawab.
"Mata ku hilang Ziva, tolong bantu aku menemukannya. " Rengek hantu wanita itu.
"Bagaimana bisa mbak, bisa jadi matamu itu sudah di pakai oleh orang lain yang membutuhkannya. Sudahlah mbak ikhlas kan saja. "
Hantu itu menggelengkan kepalanya yang hampir putus itu.
"Bukan aku tidak mau menolong mbak, tapi berurusan dengan rumah sakit itu berat mbak, saya tidak punya apa-apa. Saya janji akan membantu mbak dengan doa-doa saya ya. Saya yakin mbak bisa tenang sekarang. "
Hantu itu menghilang begitu saja. Ziva menggelengkan kepalanya. " Dasar hantu ada-ada saja, tapi kasihan juga dia tidak bisa tenang karna matanya tidak ikut serta di kuburkan. "
Tiba-tiba hantu itu muncul lagi, " ya ampun mbak hantu jangan nongol tiba-tiba gitu dong. Saya kaget ! "
"Hihihi ... Maaf Ziva, saya lupa berterima kasih. "
Ziva tertawa, " Iya ... Iya ... Sama-sama mbak, jangan ganggu siapapun ya. Saya akan bantu mbak lewat doa saya."
Hantu itupun berlalu, kini tangisnya berubah menjadi cekikikan.
Ziva melanjutkan langkahnya, rumah kontrakannya tidak terlalu jauh dari sekolah.
"Assalamualaikum Bu, "
"Waalaikumsalam Zi, kok baru pulang ? " Tanya Isma.
"Iya Bu, di jalan aku di ajak curhat dulu sama female ghost." Jawab ringan Ziva.
Isma terdiam karna belum paham dengan ucapan anaknya itu.
"Siapa nak ? " Tanya Ismi kembali memperjelas pendengarannya.
"Female ghost Bu, "
Isma tertegun, menggunakan pengetahuan nya yang minim itu. " Ghost artinya hantu, Female artinya wanita. Hah ... HANTU WANITA Zi ? "
"Hahahaha .... Emmmm "
Isma berdiri dari duduknya, tangannya yang dari tadi sedang mengerjakan jahitan baju tetangga terdiam sejenak. " Ziva, Suah ibu katakan jangan ..... "
"Iya, ibuku sayang. Tenang dia baik ko. lagian aku sudah lelah Bu terus di kejar kejar Aku coba berdamai saja dengan kelebihan ku ini. "
Isma tersenyum, " kamu sudah benar-benar dewasa nak. "
Malam itu pun Ziva bisa tertidur dengan lelapnya tanpa lupa ia selalu melaksanakan sholat dan mendoakan arwah arwah yang selalu meminta tolong padanya.
Waktu menunjukan pukul 2 pagi, Ziva melebarkan telinganya kala mendengar suara-suara aneh yang terasa tipis di pendengaran Ziva.
Suara itu semakin dekat, Ziva baru mau membuka matanya kala suara yang ia dengar semakin jelas dan dekat. " Suara anak bayi siapa ? Kok suaranya seperti dekat sekali. " Imbuhnya.
Ziva melihat cahaya di luar rumahnya. Ziva yang tidak mudah takut karna sudah terbiasa melihat hal aneh, membuatnya tidak berpikir panjang untuk melihat ke luar rumah.
"Ya ampun tuyul merah. " Ungkap Ziva berlari ke dapur untuk mengambil garam yang sudah ia doa kan sebelumnya.
"Heh tuyul, ngapain kamu ke rumah ku Hah ? Mau curi apa ? Aku tidak punya uang gepokan. " Ejek Ziva tidak takut sama sekali.
"Ea ... Eaaa ... Eaaa " bayi itu malah menangis guling-guling.
Ziva heran di buatnya,
"Tolong saya Tante. " Rengek bayi itu.
"Buset, Tante ? Sejak kapan aku punya ponakan seperti kamu. Jangan so baik ya, sana pergi jangan mencuri apapun! "
"Tante, ibuku membunuhku saat aku masih di dalam perut ibu ku. Dia mematahkan kaki, tangan, dan kepalaku. Aku tersiksa Tante, tolong aku kuburkan aku secara layak. "
Ziva tertegun, " Ya ampun korban aborsi. Maafkan aku nak, aku kira kamu tuyul. "
"Lambat laun pasti aku akan jadi tuyul Tante jika aku terus berkeluyuran seperti ini. Maka dari itu tolong aku. " Ucap bayi itu duduk di depan Ziva, ukuran bayi itu sangat kecil namun ia sudah pandai berbicara.
Namanya juga hantu, iya kan guys 😅😅.
"Siapa ibu mu Nak ? " Tanya Ziva.
"Besok akan aku tunjukan Tante, " jawab bayi itu lalu pergi menghilang.
Ziva menggelengkan kepalanya, tiba-tiba suara cekikikan terdengar. " Diam lah mbak Kun, ini sudah hampir pagi sebentar lagi adzan subuh pergi sana ! Gak pegal apa terus bergelayut di pohon nangka itu. "
"Hihh siapa anda, ini rumah ku. " Jawab kuntilanak itu.
"Oh ya lupa, " jawab simple Ziva langsung kembali ke rumah kontrakannya.
"Huaaaaahhh ... " Ziva membungkam mulutnya.
Ziva berjalan ke arah kamar mandi, hendak mengambil air wudhu untuk sholat malam. ia kaget kala ada sosok nenek-nenek sedang berdiri di dapur kontrakannya.
"Cu ... " Sapa hantu nenek itu.
"Nek, permisi ya Nek. " Ucap Ziva permisi pada penunggu rumah kontrakannya.
Hantu nenek itu sudah lebih dulu menempati rumah kontrakan itu, hantu nenek itu tidak mengganggu malah dia selalu melindungi Ziva dan juga ibunya.
Ziva sudah mulai terbiasa dengan apa yang dia lihat, dengan begitu Ziva merasa nyaman dan tidak tertekan.
Pagi pun datang, Ziva berasa pegal di punggungnya tapi dia tetap pergi ke sekolah. Tidak ada sapaan saat dirinya sampai di sekolah, semua malah meliriknya sengan tatapan mengejek.
Padahal jika Ziva berpenampilan normal, semua wanita di kelasnya kalah cantik nya dengan kecantikan Ziva.
Wanita satu kelas ya guys, bukan wanita satu sekolah. 🤫🤫😅😅
"Ko punggungku berat sekali ya ? Padahal buku di tas ku hanya sedikit Saja. " Keluh Ziva menoleh ke arah belakang.
"Baaaa ... Maaf ya Tante aku bosan terbang terus. " Hantu anak kecil atau hantu bayi itu berada di punggung Ziva.
"Pantas saja rasanya berat, kenapa kamu mengikuti ku ke sekolah?" Tanya Ziva perlahan sambil melihat sekitar.
"Memang asal ku di sini Tante. "
"Stop jangan panggil aku Tante, kakak saja atau Ziva juga boleh. Jangan Tante, aku bukan Tante-tante yang suka jualan uang harum. "
"Uang harum ? " Tanya hantu itu heran.
"Iya, uang harum. Uang buga itu loh yang beranak cucu sampe cicit malah." Jelas Ziva.
Mereka pun tertawa kecil.
"Sebentar, asal kamu di sini kok bisa ? "
Belum sampai hantu kecil itu menjawab, dia sudah lebih dulu hilang dan pindah ke punggung salah satu siswi.
Siswi itu merasa berat, jalannya pun sedikit membungkuk. Belum lagi ia sesekali memegang perutnya dan meremasnya kecil.
"Siapa dia ? Apa mungkin dia ibu dari hantu kecil itu ? Jangan-jangan dia .... Ya ampun pantas saja hantu kecil itu berada di sini. " Ziva pun melanjutkan langkahnya.
Kini punggung Ziva ringan, karna hantu itu sudah berpindah tempat.
Langkah Ziva terhenti kala melihat seseorang sedang asyik bermain dengan bola basket di lapangan sekolah.
"Dia David, superstar di sekolah ini. " Bisikan itu terdengar jelas di telinga Ziva.