Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
jangan lupa like dan komen ya, semoga kalian suka dengan cerita ini❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Malam pun tiba kini berada di kediaman meliya, meliya melihat Amira sedang menonton tv dengan seru nya, dari arah kamar meliya keluar,
"kau kenapa? Baik" sajaa atau tidak?" tanya Amira yang melihat kawan nya sedang bingung
"aku ingin keluar," kata meliya sendu
"kau ingin pergi kemana?"
"cetak resume"
"ha? Kau ingin berhenti kerja?"
"ya, besok hari terakhir aku,"
"mau aku temani?" tanya Amira
"tidak, biarkan aku bersendirian,"
"oke baik lah, aku pun tidak mau pergi karena drama aku belum selesai lagi" kata Amira sambil memamerkan senyuman khas nya
Meliya hanya menggelengkan kepala melihat sahabat nya itu, meliya keluar rumah memakai sepeda Amira, perlahan dia mengeluarkan sepeda itu dan mengendarai nya, banyak hal yang sekarang sedang meliya fikirkan, meliya mengendarai sepeda nya dengan perlahan.
Kini di kediaman Derren, saat ini Derren sedang berada di ruang tengah, dia berkali kali membuang nafasnya kasar, Derren melirik kearah cctv yang ia pasang waktu untuk memantau meliya, ntah apa yang saat ini Derren fikir kan, Derren benar" sedang kacau sekarang
Derren mendudukkan dirinya di sofa, Derren menggaruk kepala nya yang tidak ada rasa gatal sekali pun.
"apa yang telah kau perbuat dengan keluarga ku ini meliya, semua orang menyayangi mu, tidak bisa langsung kehilangan mu, hmm kenapalah banyak sekali kenangan mu di dalam rumah ini?" gumam Derren pada diri nya sendiri.
kini kembali ke meliya, kini meliyaa sesudah sampai dirumah nya, dan Amira masih stay dengan drama nya, meliya sedang berada di kamar nya, dia memegang sebuah buku dan pena,
"Derren, dia orang yang sering aku ceritakan dan aku banggakan kepada sahabat ku, bahwa dia berhasil membuat aku merasa takut kehilangan, takut berubah, dan mulai takut akan semua nya, Derren, meskipun dia bukan orang pertama yang ada di hati aku, tapi aku akan pastikan dia yang terakhir di sisi hati ku."
Tulis meliya dalam buku nya, dan masih banyak lagi kata"/curahan hati yang ia tuliskan dalam buku itu, setelah banyak yang ia tulis dia merasakan kantuk yang datang, dia meletakkan buku dan pulpen itu di meja, dia mulai menarik selimut nya dan memejamkan mata nya.
Kini lagi pun mendatang, kini berada di kediaman Derren, saat ini Derren sedang bersiap siap di dalam kamar nya untuk pergi ke kantor, Derren sedang merapikan rambut nya, tiba tiba saja pintu kamar nya di ketuk dari luar.
"ton tok tok"
Derren pun membuka kan pintu itu, ternyata orang itu adalah meliya.
"kau mau apa?" tanya Derren cuek
"kalau kau mau meminta gaji mu, kau minta dengan Devan, bos mu kan?" sebelum meliya menjawab pertanyaannya Derren, Derren langsung melanjutkan kata kata nya tadi,
"aku ada sesuatu untuk memberikan nya padamu," kata meliya tetapi tidak ada tanggapan dari Derren, Derren masih sibuk merapikan dirinya, meliya pun mengeluarkan sebuah buku diary dari dalam tas nya dan mengarahkan ke arah Derren
"kau letak saja di atas meja" kata Derren dan meliya pun meletakkan buku itu, setelah itu Derren langsung menutup pintu kamar nya, meliya pun hanya terdiam dengan senyum kecut di bibir nya, meliya pergi dari kamar Derren dan berpamitan pada leliya.
"mama meliya izin ya, meliya akan pulang ke kampung halaman meliya, mama jaga diri mama baik" ya, nanti kalau meliya ada waktu meliya main kerumah mama lagi" kata meliya sambil tersenyum hambar. Leliya memeluk meliya dengan air mata yang sudah dia tahan sejak tadi, tetapi dengan melihat meliya air mata nya tidak bisa lagi ia tahan.
"meliya jaga diri juga ya, kalau ada apa apa kabarin mama ya, dan jangan pernah lupakan mama di sini" kata leliya sambil mengusap air matanya, meliya pun hanya menganggukkan kepala nya sambil sekilas menatap ke arah tangga.
setelah berpamitan kepada leliya meliya pun melangkahkan kaki nya keluar dari rumah Derren, kini meliya bersama dengan Amira, Amira sengaja tidak membuka toko nya hari ini karena dia ingin menemani meliya sampai urusan meliya kelar di sini dan pulang ke kampung halaman nyaa.
di dalam rumah Derren baru saja turun kebawah, saat Derren turun leliya menghampiri nya
"Derren, meliya sudah pergi tidak kah ada niat untuk menahan nya?" tanya leliya
"biarkan dia pergi ma" jawab Derren singkat sambil merapikan sepatu nya
"Derren" leliya menatap anak nya tetapi hanya senyuman yang Derren berikan, Derren pun berpamitan pergi ke kantor.
Kini meliya dan Amira sedang berjumpa dengan Devan, meliya duduk di sebelah tengah" antara Amira dan Devan,
"kamu sudah benar" membuat keputusan?, kalau yakin pun fikirkan lah tentang mama, saya bisa mencarikan kamu kerja di sini jika kamu mau" kata Devan sambil menatap meliya,
"eh tidak perlu tuan, saya bisa mencari kerja di kampung saya" kata meliya menolak tawaran dari Devan
"Derren sudah tau?" tanya Devan
"dia yang suruh pergi, saya terima." kata meliya sambil menundukkan kepala nya
"baiklah, saya dari pihak Derren, saya minta maaf ya,"
"saya pun begitu tuan, saya minta halalkan semua sepanjang saya berada di rumah tuan,"
"saya halalkan kamu" kata Devan sambil menatap Amira yang sedang asik meminum minuman nya dari tadi menyimak percakapan Devan dan meliya
"kita belum berkenalan, saya Devan, dulu bos meliya tetapi sekarang menjadi mantan majikan meliya." kata Devan sambil mengulurkan tangan nya
Amira yang bingung pun hanya terdiam tanpa menerima uluran tangan dari Devan,
"eh maaf tuan, kami berdua memang tidak bersalaman dengan lelaki" kata Meliya yang sadar dari tatapan sahabat nya pun menjelaskan nya
"oh astaga, tapi tiang ini seperti mengganggu saya untuk melihat wajah mu di depan saya" kata Devan sambil megoyangkan badan nya ke kiri dan ke kanan
"kamu Amira kan?, tidak ingin berbicara apa apa kah?" tanya Devan sambil menatap ke arah Amira
"ya!, sebenarnya saya ingin berkata sesuatu, saya ingin berkata tentang meliya ini, dengar" meliya ini seorang pekerja yang sangat baik, anda tau tidak kenapa dia selalu tidur semasa kerja?,
"tidak tau"
"sebab dia sibuk menolong saya membakar kue sampai jam 3-4 pagi!!" kata Amira sambil sedikit menaikkan nada suara nya.
"eh tidak perlu la Mira kau berkata seperti itu," kata meliya yang segan dengan Devan
"oh, saya tidak tau meliya, kalau la saya tau,..."
"sudah terlambat, meliya!!"
sebelum Devan menyelesaikan perkataan nya, Amira buru" memotong nya
meliya yang merasa nama nya di panggil dengan sentakan kuat pun menjadi takut melihat kawan nya
"kenapa kau marah dengan ku?" tanya meliya
"eh maaf, aku bukan mau memarahi mu,eh coba lihat jam mu, ayo kita berangkat aku takut kau ketinggalan bus" kata Amira
" oh ya ayo kita berangkat aku takut tidak akan mendapatkan bus hari ini" jawab meliya.
"eh tuan maaf kami harus pergi dulu ya, terimakasih untuk teraktian nya, kami pergi dlu" kata meliya sambil menggandeng tangan Amira
"galak nya dia, yang galak" seperti ini yang aku cari selama ini". Kata Devan sambil menatap kepergian Amira.