Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyesalan
Keesokan harinya..
Bagja baru saja bangun dan melihat Prama yang masih terlelap disampingnya.. Ia pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan berniat ke kamar mandi belakang. Tapi sayup-sayup ia mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol namun dengan suara yang amat pelan. Ia pun mengintip di sela-sela dinding biliknya, lalu melihat Dadang dan Dudung tampak sedang mengobrol serius disamping rumah Bagja yang mengarah ke perkebunan luas dan masih sepi
"Apa sebaiknha gak dibicarakan saja sama Juragan, kang?" tanya Dudung
"B*doh itu namanya kalo kamu ngadu sama Juragan!! Kita teh gak berhasil-berhasil dalam menangkap wanita misterius yang katanya Nyai Bulan itu, lalu semalam dia muncul tapi kita gak berhasil juga! Mau ditaruh dimana muka saya depan Juragan kalo tau kita gagal lagi!!" gerutu Dadang
Deg!! Bagja kaget saat mendengar nama Nyai Bulan disebut oleh Dadang, ia pun semakin merapatkan telinganya mendengar percakapan kedua orang anak buah Juragan Darsa itu. Terlebih saat mengetahui fakta bahwa Gandari muncul tanpa mengajaknya, tentu membuatnya semakin penasaran
"Iya sih, kang!! Terus kita harus gimana? Lambat laun Juragan pasti tau kalau wanita itu muncul kembali!!" ujar Dudung sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal
Dadang pun menghela nafas panjang dan terlihat sedang memikirkan sesuatu, lalu menatap lekat pada Dudung
"Semalem bukannya wanita itu datang sendiri? Dia gak sama pengawalnya itu, kan?" tanya Dadang
"Iya, kang.. Dia teh datang sendiri. Tapi ki Wastra yang menjaganya didepan sambil bawa parang!!" jawab Dudung
"Halaaah cuman Ki Wastra! Masa gak berani sama aki aki!!" hardik Dadang
"Hehehe" Dudung hanya tertawa kecil sembari menundukkan kepalanya karena malu
"Terus Ki Wastra ada dimana sekarang?" tanya Dadang tiba tiba
"Ya ada dirumah pondok itu. Nyai Bulan hanya datang sesukanya saja setiap malam hari" jawab Dudung mantap
Dadang pun mengangguk-anggukan kepalanya sembari tersenyum penuh arti.. Lalu menatap lurus kedepan
"Kita culik saja Ki Wastra!!" ucap Dadang yang membuat Bagja yang mendengarnya dibalik bilik rumahnya itu kaget bukan main, namun berusaha tetap tenang mendengarkan ucapan mereka sampai selesai
"Tapi apa gunanya Ki Wastra, kang? Kan kita butuhnya Nyai Bulan?" tanya Dudung bingung
DUKKK! Dadang memukul kepala botak Dudung cukup keras
"dasar b*doh!! Ya kalau Ki Wastra kita culik otomatis si nyai bulan itu bakal nyari lah.. Masa anak buah sendiri gak dicari? Apalagi kalo kita ancam b*nuh.. Aaah bakal seru inimah! Ayo kita lakukan nanti malam!!" usul Dadang
"ah iya benar.. Saya gak kepikiran, kang!! Hehe.. Ayo siap kang, kita beraksi nanti malam!" jawab Dudung semangat
Bagja yang mendengarnya pun panik dengan tubuh yang gemetar, ia segera berlari keluar rumah walaupun tujuannya entah kemana.. Baginya ia hanya perlu bertemu dengan Gandari.. Bagaimanapun caranya!!
****
Sementara Prama baru saja bangun dan langsung pulang kerumahnya karena malas berpapasan dengan Ayahnya dan ditanya-tanya hal yang tidak ingin dia jawab, namun setelah pulang kerumah ia malah masih melihat Feli yang masih tertidur lelap diranjang yang sering ia tiduri bersama Gandari..
Tiba-tiba ia terbayang saat-saat bersama Gandari dimana setiap ia bangun pasti akan selalu ada yang menyambutnya dengan suara lemah lembutnya
"Wilujeng enjing, Akang! (Selamat pagi, Akang!)" sembari tersenyum kearahnya. Senyuman manis yang tentunya tak akan ia lihat lagi, tak pernah sekalipun Gandari bangun lebih telat darinya. setiap Prama bangun pasti sudah tersedia sarapan dan sambutan hangat dari sang istri.
Sekali lagi, ia hanya bisa tersenyum membayangkan kenangan manis itu.. Sebab kini kehidupannya akan berbeda kedepannya bersama Felicya
Tiba-tiba Feli pun bangun dan menggeliatkan tubuhnya, lalu menyadari Prama sudah berdiri diambang pintu sembari memperhatikannya. Ia pun segera bangun dan mengucek matanya pelan
"Pram.. Semalem kamu kemana sih? Aku takut tau sendirian disini!!" Gerutu Feli mengeluh. Sebab semalam Sageni si hantu berambut panjang itu terus mengganggu Feli. Gandari memang pernah menyuruh Sageni agar tidak menggangu Feli, tapi dedemit tetaplah dedemit~ Sageni begitu geram saat mendengar Gandari pergi gara-gara Felicya, makanya ia mengganggunya.. Toh Gandari tak akan tahu, fikirnya..
"Ck!! Takut apaan sih? Orang gak ada apa-apa juga!!" desis Prama berdecak kesal
"Gak ada apa-apa gimana.. Ada setan tau gak dikamar mu ini! Aku terganggu semalaman gara-gara tuh setan!!" gerutu Feli kesal
Prama pun menatap nyalang pada Feli
"Setan apaan sih? halu kamu!!" ketus Prama
"Aku beneran, Pram!! Semalem pokoknya berisik banget.. entah ketawa lalu nangis. Aaah g*la banget!! Kita pindah aja yuk?" adu Feli mengajak Prama pindah
"Hah? Pindah? Kamu aja sana.. Rumahku kan disini!!" jawab Prama ketus
"Ya maksudnya pindah rumah.. Bapakmu kan kaya.. Pasti bisa bikinin rumah lagi lah buat kita. Lagian inikan rumah kamu dan mantan istrimu itu.. Pasti kamu bakal kebayang-bayang terus sama dia!" usul Feli
PRAAANGGG!! Entah kenapa, Prama jadi kesal saat mendengar kata 'Terbayang-bayang' yang diucapkan oleh Fel hingga ia melemparkan gelas kaca berisi air minum itu ke lantai hingga gelas itu pecah berserakan
"Asal kamu tau ya! Dimanapun.. Selama aku berada disini.. Aku pasti akan terus terbayang dengan istriku.. Apa bagimu kenangan aku dan dia hanya sebatas dirumah ini? Sadarlah, Feli.. Saat kamu memutuskan untuk aku nikahi, itu berarti kamu harus siap dengan hatiku yang akan terus terbayang pada Gandari.. Kamu pikir dia pergi dari sini gara-gara siapa? Hah?" tunjuk Prama tepat diwajah Feli
Plaaak!! Feli menampar Prama dengan keras
"haha.. Dasar bajingan! Kalau kamu sesayang itu sama istrimu, kenapa kamu malah selingkuh sama aku? Sekarang setelah dia pergi kamu malah nyalahin aku.. Kamu sadar gak sih siapa yang paling menyakitinya?"
"haaaah berisik.. Kalo seandainya kamu gak menggodaku malam it.."
namun belum sempat Prama menyelesaikan ucapannya, Feli langsung menyimpan jari telunjuknya dibibir Prama
"sssstt.. sudaaalah Prama!!.. Semuanya sudah terjadi, sayang!! Sekarang diamlah, jalani saja hidupmu bersamaku dan mulai hidup baru. Move on, cintakuh.. Sekarang ada bayi dalam perutku yang harus kamu perjuangkan hidupnya!!" sela Feli memotong ucapan Prama seraya menyadarkannya, lalu bangun dari duduknya dan berjalan ke luar kamar
"HUAAAAAHHHH s*alan!! S*al.. Haaaaahhhhh" teriak Prama frustasi dan menjambak rambutnya kasar karena merasakan penyesalan yang amat dalam