NovelToon NovelToon
Mr. Planet Only Mine!

Mr. Planet Only Mine!

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Anak Genius / Romansa / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:11.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: kenz....567

Mars Reviano, seorang duda yang akan kembali menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh orang tuanya. Sayangnya, di hari pernikahannya calon mempelai wanita tak datang. Situasi sungguh kacau, pernikahan tak bisa di batalkan begitu saja.

Hingga tiba-tiba, kedatangan seorang gadis memakai gaun pengantin mencuri perhatiannya. Aurora Naomi, sosok gadis cantik pemilik senyuman indah. Ia tak sengaja masuk ke dalam gedung acara pernikahan Mars karena menghindari kejaran polisi yang ingin menilangnya.

Entah kebetulan atau tidak, Aurora merupakan keponakan dari asisten pribadi kakek Mars. Mengetahui nama Aurora dan calon mempelai wanita sama, kakek Mars langsung meminta asistennya untuk menikahkan keponakannya dengan cucunya.

"Kenapa Tuan Planet mau menikah denganku?"

"Jangan panggil saya planet! Itu sangat mengesalkan!"

Si gadis pecicilan yang bertemu dengan duda dingin? Bagaimana akhirnya? Di tambah, seorang bocah menggemaskan.

"Ibu tili? Woaah! tantiknaa ibu tili Alkaaan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati yang terikat

"Aurora adalah anak dari adik laki-laki saya, sedangkan istri adik saya sudah meninggal setelah melahirkan Aurora. Jadi, saya tidak bisa memutuskan." Ujar Herman dengan ragu.

"Kalau begitu, hubungi adikmu dan katakan jika keluarga Reviano akan meminangnya. Jika dia bisa datang dan menjadi wali nya, itu bagus." Titah Tuan Mark.

Herman ragu, ia bingung. Di satu sisi, ia ingin menolak karena tahu Aurora pasti akan menolak. Tapi disi lain, ia merasa takut keluarga Reviano kecewa pada dirinya. terlebih, ia merasa banyak berhutang budi pada keluarga itu.

"Baiklah, saya akan menghubungi adik saya." Ucapnya. Ia lalu mengambil ponselnya dari dalam saku jasnya dan menelpon seseorang. Ia sedikit berjalan menjauh ketika tersambung.

"Ansel, Tuan Mark ingin cucunya Mars menikahi putrimu. Apa kamu mengizinkannya? Kamu bisa kesini untuk menjadi walinya?"

Tuan Mark dan keluarganya masih memantau Herman yang tenga mengobrol serius dengan seseorang di telepon. Terjadi sedikit perdebatan antara Herman dengan adiknya. Membuat Mars dan yang lainnya sedikit bingung dengan apa yang terjadi. Tak lama, Herman kembali, raut wajahnya terlihat kesal dan penuh amarah.

"Saya yang akan menjadi wali untuk keponakan saya." Jawab Herman dengan lantang.

Seribu pertanyaan di pikiran Mars, mengapa ayah dari gadis yang ia lihat saat ini tak mau menjadi wali? Atau karena berada di luar kota dan akan membutuhkan waktu kesini?

"Adik saya kerja di luar kota, akan butuh waktu lebih lama. Jadi, dia meminta saya untuk mewakilinya." Terang Herman saat melihat ketegangan keluarga itu.

"Yasudah, bagus. Ayo, panggil keponakanmu. kita mulai acaranya!" Seru Tuan Mark dengan senyuman mengembang. Ia berniat berbalik dan beranjak dari sana. Namun, asistennya itu justru malah memanggilnya kembali.

"Tuan, tapi jika ponakan saya menolak. Saya tak punya hak untuk memaksanya. Karena pernikahan ini dia yang jalani, bukan saya. Tapi, saya akan mencoba membujuknya dulu." Ujar Herman dan segera beranjak menemui Aurora.

Tuan Mark langsung merangkul cucunya pergi. Meninggalkan sepasang suami istri yang sedang saling berdebat karena permasalahan yang sedang di landa saat ini.

"Kenapa harus keponakan asisten Papa mu itu sih? Dia masih sangat muda!" Desis dengan raut wajahnya yang kesal.

"Kamu mau yang seperti apa? Wanita berpendidikan kayak Aurora yang kabur itu? Sudahlah, yang terpenting masalah ini cepat selesai!" Balas Evano dan berlalu pergi, meninggalkan sang istri yang akhirnya menurut keputusan Tuan Mark.

Sementara itu, Herman menemui Aurora. Dia sebenarnya ragu akan mengatakan hal ini. melihat kegelisahan sang paman, Aurora mencoba mencairkan suasana yang ada.

"Apa atasan Paman tadi marah? Kalau gitu, biar aku saja yang minta maaf." Ujar Aurora dan berkata akan pergi menghampiri Tuan Mark. Namun, sang Paman justru menahannya.

"Tuan Mark ingin kamu menikah dengan cucunya."

"Hah? Paman, aku hanya tak sengaja masuk ke dalam acara ini. Mengapa hukumannya harus menikah dengan cucunya itu? Aku ingat, cucunya itu duda kan? Ih, aku gak mau sama duda!" Pekik Aurora yang mengundang tatapan semua orang ke arahnya. Untungnya, Herman langsung memintanya untuk tidak berisik.

"Pelankan suara mu! Pengantin perempuannya kabur, reputasi keluarga ini akan hancur jika pernikahan di batalkan. Namamu dan nama calon pengantin wanita sama. Jadi, Tuan Mark meminta mu untuk menjadi istri cucunya. Aurora, keluarga Reviano sangat baik, cucunya sangat tampan, kaya raya pula. Seperti Xu Kai idamanmu. Semuanya terwujud disini, cuman kurangnya duda aja." Bisik Herman yang berusaha membujuk keponakannya.

"Paman, pernikahan itu sekali seumur hidup. Aku tidak mencintainya," ujar Aurora merasa keberatan.

"Keluarga Herman sangat banyak membantu kita, ingat saat kamu sakit dan harus di rawat? Paman tak punya biaya, tapi saat paman meminta di pinjamkan uang pada Tuan Mark ... bukan hanya di pinjamkan, bahkan di kasih secara cuma-cuma. Kalau Paman punya anak perempuan, Paman tidak akan memintamu membantu Paman." Herman berusaha membujuk Aurora. Dia merasa takut menolak keinginan Tuan Mark.

Aurora terdiam, ia memandang sang paman yang menatapnya dengan penuh harap. Aurora tak tahu dia harus memutuskan apa. Tapi, sang paman yang telah merawatnya sejak bayi. Bukankah ia harus membalas apa yang Paman dan bibinya berikan padanya?

"Sejak bayi, aku sudah merepotkan paman dan bibi. Banyak hal yang mereka lakukan untukku. Jika aku menolak, pekerjaan paman yang akan menjadi taruhannya. Mungkin, ini adalah cara membalas kebaikan paman dan bibi selama ini. Aku juga tidak mungkin, terus membuat mereka mengalami kesulitan karenaku." Batin Aurora.

Aurora mengangkat pandangannya ke arah wajah Herman yang sedang menunggu jawabannya.

"Baiklah Paman, aku mau. Demi Paman," ujar Aurora dengan mata berkaca-kaca.

Herman menghela nafas lega, "Kamu tenang saja, setahu Paman calon suamimu pria yang baik. Kamu tidak akan kesulitan menikah dengannya. Ayo, kita ...,"

"Ayah?" Herman menghentikan niatnya, ia kembali menatap wajah keponakannya yang terlihat murung.

"Ayahmu menyerahkan tugasnya pada Paman, dia masih belum bisa pulang. Akan butuh waktu sampai kesini, dan ...,"

Aurora menghapus air matanya yang sempat luruh, ia sudah akan menduga hal ini terjadi. "Andai saja ayah disini bersamaku, dia bisa menghadirinya bukan? Biarkan, aku tidak peduli tentangnya. Ayo Paman,"

Herman menatap sedih ke arah keponakannya itu. Ia tahu, seberapa kecewanya Aurora pada sang ayah yang selalu enggan menemuinya. Ia pun mengelus kepala Aurora dan tersenyum lembut pada keponakannya itu. Berharap, hal itu bisa sedikit menguatkannya.

Melihat kedatangan Aurora, Tuan Mark langsung memintanya duduk di sebelah Mars. Melihat sosok calon suaminya, Aurora sampai mematung. Ketampanan Mars, tak dapat dia pungkiri. Ia sampai tak bisa mengalihkan pandangannya saat melihat pria tampan itu.

"Aurora, ayo duduk sini." Ajak Tuan Mark.

Julia mengambil alih, ia langsung menarik lembut lengan calon menantunya dan mendudukkan nya di sebelah Mars. Semua keluarga telah siap di kursi mereka, para tamu pun duduk kembali di kursi masing-maisng dan bersiap menunggu pengesahan pernikahan dua insan itu.

Acara di mulai, Mars mengangkat tangannya dan berjabatan tangan langsung dengan sang penghulu. Jantung Aurora semakin berdegup kencang, perasaannya saat ini sedang kacau. Entah mengapa, d4danya terasa sesak. Air matanya rasanya ingin jatuh mengalir di pipinya.

"Saya nikah kan engkau, dengan saudari Aurora Naomi binti Ansel Pratama. Dengan mas kawin, uang sebesar enam ratus ribu US Dollar di bayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Aurora Naomi binti Ansel Pratama dengan mas kawin tersebut Tunai."

Deghh!

Jantung Aurora berpacu semakin kencang, air matanya luruh tak sanggup lagi ia tahan. Suara lantang Mars membuat tubuh Aurora menegang kaku. Ia melirik pria yang saat ini baru saja sah menjadi suaminya. Suami? Aurora tak pernah membayangkan akan menjadi seorang istri secepat ini.

Mars beralih menatap Aurora, gadis yang baru saja menjadi istrinya itu sedang menahan tangis. Herman membantu menenangkan keponakannya, ia tahu mengapa Aurora menangis. Sebab, tak hadirnya sang ayah di pernikahannya. Mars berinisiatif mengambil tisu dan memberikannya pada Aurora.

"Makasih." Jawab Aurora sembari mengambil tisu itu. Ia lalu menghapus air matanya dan mengeluarkan cairan hidungnya.

"Aurora!" Tegur Herman, ia merasa tak enak dengan Mars yang terkejut atas tingkah Aurora.

"Ingusnya ngehalangin jalan napas." Ucap Aurora tanpa malu.

Tuan Mark berbicara dengan penghulu yang menikahkan cucunya. Setelah selesai, ia kembali mendekati Mars dan juga Aurora. Senyumannya terbit, ia menepuk pundak cucunya itu dan menatap Aurora yang masih menangis.

"Nanti, uang enam ratus ribunya pegang Aurora langsung atau?"

"Maharnya enam ratus ribu?!" Pekik Aurora dengan mata membulat sempurna.

"Dollar." Sahut Mars memberi kejelasan.

"Do-dollar?!" Aurora bergegas menghitungnya, ia memakai semua jari-jarinya guna menghitung berapakah uang yang ia dapat.

"Itu totalnya berapa? Sepuluh juta? Lima puluh? Paman ...." Aurora syok bukan main, ia menatap Pamannya yang justru meringis pelan.

"Lebih dari Xu Kai mu kan Nak?"

.

.

.

Di tempat berbeda, terlihat seorang pria paruh baya tengah berada di kamarnya. Mendengar kabar putrinya akan segera menikah dengan waktu yang sangat mendadak, membuat pria itu terkejut. Sudah seminggu ia kembali dari perantauan dan memilih tinggal di rumahnya dulu bersama mendiang istrinya tanpa mengabari siapapun. Termasuk, putrinya.

Tatapan matanya tak melepas dari foto istrinya yang tengah mengandung buah hati mereka. Matanya terlihat berkaca-kaca, d4danya terasa sesak. Merindukan seseorang yang sudah tiada, rasanya sangat menyakitkan. Air matanya pun luruh tanpa bisa ia cegah, ia merindukan sosok mendiang istri tercintanya.

"Hari ini putri kita menikah, maafkan aku karena tak menepati janjiku menjadi wali saat putri kita menikah. Aku merasa tidak pantas menjadi wali di pernikahan putri kita. Maafkan aku, aku minta maaf jika selama ini aku terkesan tidak menyayangi putri kita. Dia terlalu mirip denganmu, melihat nya ... sungguh membuatku sakit." Lirih Ansel, ayah kandung dari Aurora.

Ia masih belum terima akan kematian istrinya karena melahirkan putri mereka. Setiap kali melihat wajah putrinya, ia pasti akan teringat akan mendiang istrinya. Bagai pinang di belah dua, keduanya memang sangat mirip. Itulah mengapa, ia memutuskan untuk merantau. Meninggalkan putrinya di asuh oleh kakaknya.

"Selamat atas pernikahan mu, putriku." Lirihnya dan mengangkat pandangannya ke arah luar jendela kamarnya.

___

1
GeviraMP
❤️❤️❤️
GeviraMP
kasian danzell,perjuangannyaaa☹️🥺
GeviraMP
kok kamu tau kaak
GeviraMP
😭😭😭arkaaann
Eli Elieboy Eboy
𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟𝑎 𝑘𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑢𝑟𝑢𝑛𝑔 𝑔𝑡𝑢 𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑜 𝑙𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑝𝑎𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 🤣🤣🤣
Susanti Susanti
Luar biasa
Susanti Susanti
Lumayan
Eli Elieboy Eboy
𝑦𝑎 𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛 𝑏𝑢 𝑔𝑢𝑟𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑏 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑦𝑎🤣🤣🤣 𝑠𝑎𝑏𝑎𝑟 𝑦𝑎 𝑏𝑢
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝚑𝚖𝚖𝚖 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚊𝚖𝚊𝚝 𝚊𝚓𝚊 𝚝𝚑𝚘𝚛.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐘𝐚 𝐚𝐦𝐩𝐮𝐮𝐧𝐧 𝐀𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐞𝐭2𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐲𝐚𝐤 𝐠𝐢𝐭𝐮, 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐦𝐲𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐣𝐠 𝐬𝐮𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐠𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐭𝐫𝐬 𝐬𝐦 𝐎𝐥𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐢𝐢𝐧𝐝𝐨 𝐭𝐫𝐬.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐡 𝐀𝐫𝐥𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐚𝐝𝐝𝐲 𝐦𝐨𝐦𝐦𝐲 𝐦𝐮 𝐣𝐠 𝐛𝐢𝐚𝐫𝐩𝐮𝐧𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐛𝐤𝐧 𝐨𝐫𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐦𝐮 𝐭𝐩 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐛 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐀𝐢𝐫𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 𝐲𝐠 𝐧𝐠𝐞𝐲𝐞𝐥𝐚𝐧 𝐧 𝐠𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐣𝐠 𝐭𝐚𝐧𝐭𝐫𝐮𝐦, 𝐭𝐫𝐬 𝐁𝐫𝐚𝐲𝐝𝐞𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐌𝐚𝐫𝐬 𝐣𝐚𝐢𝐥 𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐚𝐡𝐢𝐫 𝐯𝐞𝐫𝐬𝐢 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚... 🤭🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐨𝐰𝐡 𝐋𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐠 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐮𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚, 𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐜𝐞𝐩𝐞𝐭 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐭𝐮𝐡 𝐩𝐚𝐫𝐚 𝐩𝐰𝐧𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭 𝐤𝐥𝐬 𝐤𝐚𝐤𝐚𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐦 𝐠𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐫𝐛𝐚𝐦 𝐥𝐠... 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐡𝐮𝐤𝐮𝐦𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐢.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐠𝐞𝐲𝐞𝐥𝐚𝐧 𝐥𝐠 𝐲𝐚 𝐀𝐢𝐫𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐫𝐮𝐤 𝐠𝐚 𝐤𝐞𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐠... 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐰𝐫𝐠𝐚𝐦𝐮.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐧𝐚𝐡 𝐥𝐨𝐡 𝐀𝐢𝐫𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐚𝐣𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐧𝐠𝐞𝐲𝐞𝐥𝐚𝐧 𝐣𝐝𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐧 𝐠𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐚𝐩𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐢𝐧 𝐬𝐨𝐝𝐚𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐭 𝐠𝐚 𝐜𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚. 𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐡𝐡𝐡 𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐰𝐩𝐮𝐤 𝐣𝐢𝐝𝐚𝐭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐧𝐨𝐡 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐆𝐞𝐚 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐒𝐞𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐥𝐠 𝐣𝐚𝐦𝐝𝐚, 𝐙𝐞𝐥.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐡𝐦𝐦𝐦.. 𝐡𝐚𝐦𝐚 𝐧 𝐠𝐨𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐮 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝐡𝐚𝐝𝐞𝐮𝐮𝐮𝐡 𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 𝐠𝐚 𝐝𝐞𝐪𝐚𝐬𝐚 - 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐡 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐥𝐛𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐟𝐨𝐭𝐨 𝐚𝐫𝐭𝐢𝐬 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐞𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥, 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐥𝐛𝐡 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐥𝐠 𝐑𝐚, 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐮 𝐲𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐣𝐠𝐧 𝐬𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐝𝐫 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐠𝐚 𝐧𝐡𝐞𝐫𝐭𝐢𝐢𝐧 𝐚𝐮𝐚𝐦𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝚠𝚘𝚠𝚠 𝚔𝚎𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚢𝚊 𝚉𝚎𝚎, 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚛𝚝𝚊𝚑𝚞𝚗2 𝚓𝚍 𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑𝚖𝚞 𝚓𝚐.🤭
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝚠𝚊𝚑𝚑 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊𝚝 𝙰𝚞𝚛𝚘𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚞 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚎𝚋𝚊𝚢 𝚕𝚐.
𝚉𝚎𝚎 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚎𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚗 𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚛𝚗 𝚂𝚎𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚐𝚊𝚖𝚘𝚗 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚕𝚞𝚙𝚊.🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!