Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.
Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.
Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.
Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Kedekatan Novi dan Ervan
"Ini kita mau kemana sih Van? tanya Novi penasaran sambil terus memperhatikan ke luar jendela.
"Ada deh. liat aja nanti kamu bakal tau sendiri," Ervan masih tetap enggan memberitau Novi kemana tempat yang saat ini sedang ia tuju.
Seketika itu Novi hanya terdiam dan pasrah, nggan bertanya lagi karna percuma Ervan tetap saja tidak mau mengatakan yang sebenarnya.
•••
Tak berselang lama kemudian.. setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit lamanya, kini sampai lah Ervan di tempat tujuannya. dan teryata tempat yang Ervan datangi saat ini adalah Mall, Ervan berhenti tepat di area parkir mobil yang terletak di ujung timur.
"Ini kita dimana Van?" Novi keluar dari mobil sambil melihat sekelilingnya yang terasa tempat di sekitarnya itu asing baginya.
"Kita ada di Mall Nov." sahut Ervan memberitau.
"Hah Mall?
"Iya.. Ervan mengangguk cepat
"Jadi Mall kayak gini ya bentuknya, wahh.. gede banget," Novi nampak tercengang, melihat sebuah bangunan besar bahkan bertingkat yang di sebut dengan Mall tersebut. karna baru pertama kalinya ini Novi melihatnya, bahkan pertama kalinya dalam seumur hidup menginjakan kaki di tempat itu yang sering dikunjungi para orang-orang kaya.
"Emang sebelumnya kamu gak pernah ke Mall Nov?" tanya Ervan.
"Nggak." Novi menggeleng sambil terus memperhatikan ke sekitarnya, matanya hampir tak berkedip sedikit pun.
"Sekali gitu gak pernah?"
"Boro-boro ke Mall, sekali aja gak pernah, uang dari mana aku ke tempat beginian, baru ini doang, pertama kalinya ke Mall." ungkap Novi.
Ervan hanya menggelengkan kepada melihat tingkah laku Novi yang menurutnya lucu. "Yaudah yuk kita masuk," ajak Ervan mulai melangkah tuk masuk kedalam Mall.
Novi hanya menganggut saja lalu berjalan membuntuti di belakang Ervan.
Pertama kali masuk, Ervan langsung menuju ke tempat pakaian wanita. Ervan sengaja langsung kesana karna ingin membelikan baju untuk Novi.
"Kamu mau beli baju yang mana Nov? pilih lah manapun yang kamu mau," kata Ervan memasrahkan karna ia sendiri tidak tau bagaimana saja baju yang di sukai wanita.
"Maksud kamu beli untuk aku gitu?" tanya Novi memastikan tak kepede'an.
"Ya iya lah mau buat siapa lagi, udah pilih aja terserah kamu mau beli yang mana, bebass!" kata Ervan coba menjelaskan.
"Nggak.. aku gak mau," seketika Novi pun menolak karna merasa sungkan.
"Loh kenapa Nov?" tanya Ervan menyengritkan wajahnya, ingin tau kenapa kah Novi tidak mau.
"Aku loh gak minta belikan baju sama kamu, pokoknya aku gak mau." kata Novi.
Selain tidak enakan, Novi juga bukan tipe orang yang gampang mau-an, apa lagi memanfaatkan situasi dalam kesempitan. jadi wajar jika Novi menolak saat hendak di belikan baju oleh Ervan.
"Ini kemauan ku sendiri, gak boleh nolak, kamu harus tampil sebaik mungkin nanti malam," (ucap Ervan)
"Nggak Van, gausah repot-repot, aku udah punya baju khusus kok dirumah," Novi bersikeras tetap menolak.
"Ouh gak mau nih? gapapa sih, tapi kamu gue tinggal disini, gue gak mau nganterin kamu pulang," kata Ervan sengaja mengancam agar Novi tidak dapat menolak nya lagi.
"Ih, kok gitu sih, jahat kamu," seketika Novi jadi panik, ekpresi wajahnya berubah tak kala takutnya apa lagi mana mungkin ia bisa pulang sendiri di tempat seluas Mall.
"Jadi gimana? pilih baju atau gue tinggal?" Ervan tersenyum licik melihat ekpresi Novi mulai panik karna ancamannya.
"Iya deh iya.. maksaan banget kamu ihh." Novi nampak pasrah tak dapat berbuat banyak, mau tidak mau ia terpaksa menerima kemauan Ervan.
"Nah gitu dong.. sekarang kamu boleh pilih sesuka hatimu, bebas terserah mau yang manapun." kata Ervan.
"Emm.. apa ya?" Novi mulai melangkah sembari melihat baju baju yang tergantung rapi di sekitarnya. sekilas Novi nampak bingung hendak memilih yang mana, karna semua baju yang ada disana bagus-bagus dan berkualitas tentunya.
"Wihh.. bagus banget ini.." Novi berhenti seketika melihat Dress berwarna putih yang terlihat sangat bagus. ia langsung mengambilnya.
"Hah! 1jt500?? mahal banget." Novi terkejut dengan suara pelan melihat bandrol harga Dress itu yang masih tertempel di bagian depan. harga segitu terbilang sangat lah mahal bagi Novi yang tak pernah membeli baju yang harganya hingga jutaan, seketika itu Novi langsung meletakkan Dress itu kembali ke tempatnya.
"Kenapa kok di balikin?" Ervan yang sedari tadi memperhatikan Novi, merasa heran melihat Novi mengembalikan baju yang sempat ia ambil itu.
"Gak jadi.. yang itu harganya mahal banget, masa cumu kayak gitu doang 1jt500." tutur Novi.
"Namanya aja juga Mall. harga menyesuaikan kualitas, meskipun harganya mahal kualitasnya juga bagus. ambi aja kalau kamu suka, kamu mau beli yang itu kan?" kata Ervan sambil melihat ke arah Dress yang tadinya di pegang Novi.
"Nggak deh, kemahalan itu," ungkap Novi, dengan harga segitu ia jadi tak enak sendiri dengan Ervan.
"Gapapa. ambil aja kalau kamu suka." ucap Ervan santai seperti tak mempermasalahkan sama sekali.
"Beneran nih gapapa?" tanya Novi coba meyakinkan.
"Iya.." Ervan hanya mengangguk pelan mengiyakannya.
"Yaudah deh kalau kamu gak keberatan, aku ambil nih ya?" dengan ragu ragu Novi kembali mengambil Dress yang sempat ia kembalikan itu tadi, meskipun Ervan memperbolehkan nya tetapi Novi masih merasakan sungkan dan bimbang.
"Iya.." Ervan kembali mengangguk mengiyakannya.
"Eh Nov. kita kesana yuk, gue mau nyari Jas." ajak Ervan sambil menunjuk ke arah barat.
"Yaudah yuk.." ucap Novi yang hanya menganggut.
Kemudian mereka berdua berjalan menuju ke tempat yang di telunjuk Ervan barusan.
Setelah puas berkeliling di sekitaran Mall, dan mendapatkan barang-barang yang mereka beli masing-masing. kini keduanya berada di Coffee shop yang masih bertempatan di dalam Mall. mereka berdua nampak bercanda gurau sambil menikmati hidangan setelah puas jalan jalan yang cukup melelahkan.
"Itu apa sih yang kamu makan?" tanya Novi sambil menyeruput minuman nya, sedari tadi ia memperhatikan Ervan yang tengah asyik memakan makanannya.
"Steak. kamu mau coba?" kata Ervan sekilas melihat ke arah Novi, yang masih sibuk dengan makanannya.
Novi menggeleng; "Nggak deh kamu makan aja."
"Enak loh ini, kamu harus coba." ucap Ervan seketika langsung menyodorkan separuh steak yang hendak ia makan, mendekatkan ke mulut Novi.
Novi tak dapat menolaknya jika sudah seperti itu, perlahan memakannya sambil memegangi tangan Ervan.
"Gimana enak kan?"
Novi hanya mengangguk tak banyak berbicara karna tengah mengunyah sisa makanan yang ada di dalam mulutnya.
"Enak.. empuk banget dagingnya?" kata Novi setelah menelan makanan yang ada didalam mulutnya.
Ervan kembali menyuapin Novi lagi tuk yang kedua kalinya dengan semakin memperbanyak sausnya.
"Ih Ervan, pelan pelan doang, liat nih sausnya." Novi nampak sedikit kesal karna saus dari steak itu menetes bercak hingga melumer ke dagunya.