NovelToon NovelToon
Perjalanan Cerita Cinta Kita

Perjalanan Cerita Cinta Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Single Mom / Hamil di luar nikah / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Balas dendam pengganti
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Arabella Brianna Catlin Hamilton saat ini tengah tersenyum sumringah dan perasaanya amat sangat bergembira.

Bagaimana tidak? Hari adalah hari anniversary kedelapan dari hubungannya dengan kekasih sekaligus teman masa kecilnya— Kenan Kelvin Narendra.

Namun, hatinya tiba-tiba hancur berkeping-keping ketika Kenan memutuskan hubungan dengannya tanpa alasan yang jelas. Kemudian, Bella mengetahui bahwa lelaki itu meninggalkannya demi wanita lain— seseorang dari keluarga kaya raya.

Karena tidak tahan dengan pengkhianatan itu, Bella menghilang tanpa jejak.

Dan enam tahun kemudian, Bella kembali sebagai seorang pengacara terkenal dan berusaha balas dendam kepada mereka yang berbuat salah padanya— keluarga si mantan.
**


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

    "Stevia!." Bella mendesah pelan ketika wajahnya memerah. Dia bisa merasakan tatapan Kenan yang tertuju padanya dan Bella tidak berani balik menatapnya, jantungnya berdebar kencang.

    "Dia tidak salah, Nyonya. Foto anda dan suami yang sedang berciuman Alan terlihat indah di rumah anda." Desak sang fotografer.

    "Itu benar! Mommy bisa membingkai foto itu dan menggantungnya di dinding! Aku sudah melihat banyak keluarga yang melakukan itu." Kata Stevia. "Daddy, tunggu apa lagi? Cium Mommy dan ambil fotonya."

    Bella hendak membantah, namun tiba-tiba Kenan mengeratkan pelukan di pinggang Bella. "Baiklah, Daddy akan mencium Mommy."

    "Tidak, aku tidak ingin." Bentak Bella, melayangkan tatapan tajamnya kearah Kenan.

    "Itu hanya ciuman biasa.... Stevia sedang memperhatikan kita saat ini." Kata Kenan menjelaskan dengan berbisik.

    Bella melirik kearah Stevia dan mata kecil putrinya yang berbinar penuh harap.. Bella akhirnya menahan penolakan yang sudah ada di ujung lidahnya. Sembari mendesah pelan, dia setuju dalam hati.

    "Bagus, silahkan bersiap! Satu.... dua... tiga..."

    

    Kenan membungkuk dan memberikan kecupan yang lembut di sudut bibir Bella. Mereka terdiam beberapa detik saat lampu kamera bergedip beberapa kali.

    Napas Bella tercekat di tenggorokannya dan jantungnya berdebar kencang. Dia mengira jika Kenan memanfaatkan situasi, tetapi ternyata tidak.

    Perasaan seakan tersengat mengalir deras ke seluruh tubuhnya ketika bibir Kenan menyentuh kulitnya. Bella menggigil karena merasakan Kenan yang begitu dekat dengannya... bibirnya saat ini hanya berjarak beberapa inci dari bibir Bella.

    Perasan rumit yang menggelitik Bella dan dia harus menahan keinginan untuk sedikit menoleh untuk menyatukan bibir mereka.

    "Itu dia! Sempurna! Satu lagi..." Kata fotografer itu sembari kembali memotret. Gambar dari sudut berbeda.

    

    Ketika Kenan mengangkat kepalanya, dia menyeringai ketika melihat wajah Bella yang memerah.

    "Tidak seburuk itu, kan?." Tanya Kenan dengan suara beratnya.

    Bella diam, tidak menjawab dengan dengan cepat menjauh dari Kenan.

    "Yeay! Mommy dan Daddy saling menyayangi!." Teriak Stevia kegirangan. "Daddy gendong Mommy dan foto lagi!."

    Bella mengernyitkan dahinya, dia menatap kearah putrinya. "Cukup dengan fotonya, Sayang. Tempat mana lagi yang kamu ingin kunjungi?." Tanya Bella mengalihkan perhatian Stevia.

    Stevia bergegas menghampiri kedua orangtuanya dan memegang tangan mereka masing-masing. Gadis kecil itu mendongak menatap keduanya. "Aku ingin naik bianglala." Serunya.

    Kenan dan Bella pun menuruti permintaan Stevia dan mengajak gadis kecil itu untuk menaiki bianglala. Namun, Stevia berlari keluar saat pintu kabin hendak ditutup, membuat Bella merasa panik. "Stevia! Jangan lakukan itu!." Teriaknya, bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa Stevia melakukan hal seperti itu. Roda sudah mulai bergerak.

    "Tenang saja, dia akan baik-baik saja. Evan ada didekat sini." Kata Kenan, memperhatikan jika Evan telah berdiri didekat Stevia.

    Bella melayangkan tatapan tajamnya kearah Kenan. "Kamu yang menyuruhnya melakukan semua ini?."

    "Astaga! Tentu saja tidak. Aku sendiri bahkan juga tidak tahu kalau dia berencana melakukan untuk melakukan ini pada kita." Kata Kenan, lalu terkekeh.

    Jauh dari lubuk hatinya, Kenan merasa senang karena Stevia telah mencoba mempertemukan mereka. Putrinya itu seperti mak comblang dan sangat lucu melihatnya mencoba berperan seperti Dewi cinta.

    Karena bianglala sudah bergerak, Bella tidak punya pilihan lain selain menunggu bianglala itu membawa mereka kembali turun.

    Yang membuat Bella merasa ngeri, ketika kabin yang dia naiki berhenti tepat di puncak, sehingga mereka dapat melihat dengan jelas taman hiburan berwarna-warni itu dan kota yang terbentang luas. Dia tiba-tiba merasakan tangan Kenan yang memeluk pinggangnya dan membuat jantungnya berdebar kencang.

    "Kamu tahu apa kata mereka tentang mencium kekasih di titik tertinggi bianglala?." Suara serak Kenan terdengar, mengirimkan getaran nikmat di tulang punggungnya.

    "Aku tidak tahu dan aku tidak ingin tahu." Jawab Bella tanpa ekspresi diwajahnya, padahal ada banyak perasaann yang berkecamuk dalam dirinya.

    

    Mengapa Kenan masih bisa memengaruhinya seperti ini? Padahal jelas-jelas pria itu telah menyakitinya, mempermalukannya dan menolaknya dengan kejam didepan banyak orang. Tetapi perasaanya masih berdebar-debar ketika Kenan berada didekatnya.

    "Orang-orang bilang kalau sepasang kekasih berciuman ketika berada diatas bianglala, cinta mereka akan bertahan selamanya. Aku ingat kalau kita pernah berciuman disini..." Bisik Kenan.

    "Hm... aku rasa itu hanya mitos karena tidak bekerja pada kita. Yang benar adalah sepasang kekasih yang berciuman di sini akan putus saat roda mencapai ujungnya," jawab Bella dengan nada singkat.

    Meski pun tanggapan Bella terkesan sarkas, kupu-kupu didalam perut wanita itu beterbangan ketika dia membayangkan Kenan menciumnya.

    Bella mengingat kembali kenangan itu, seolah kenangan itu baru terjadi kemarin. Saat itu, Kenan telah memberi Bella bunga dan mengajaknya berkencan. Kenan kemudian mengajaknya ke taman hiburan tempat mereka menaiki bianglala bersama.

    Ketika mereka telah sampai di puncaknya, Kenan menatap mata Bella dan buka suara. "Aku akan selalu mencintaimu, Bella. Kamu adalah cinta pertama dan terakhir ku."

   Lelaki remaja itu kemudian mencium Bella dan itu adalah salah satu ciuman terbaik yang pernah mereka lakukan. Namun, itu berubah menjadi kenangan yang menyakitkan bagi Bella sekarang. Wanita itu berpikir, bagaimana mungkin seorang lelaki yang mencintainya seperti itu tiba-tiba berubah dan menghancurkan hatinya berkeping-keping.

    "Meski pun aku ingin mencium mu lagi, aku tahu sekarang bukan saatnya. Ketika kamu telah menerima ku kembali dalam hidupmu, aku akan membawa mu kembali ke sini setiap bulan dan kita akan mempererat cinta kita dengan berciuman di atas bianglala setiap bulan selama sisa hidup kita." Kata Kenan, menyadarkan Bella dari lamunannya.

    Kata-kata penegasan yang Kenan katakan, membuat perasaan rumit merayapi pikiran Bella. Namun, wanita itu menolak untuk membiarkan dirinya mempercayai kata-kata lelaki itu lagi.

    Bella sudah cukup lama untuk mengetahui jika manusia akan mudah sekali berubah. Kenan mungkin menginginkannya kembali sekarang, tetapi Bella tidak tahu bagaimana kedepannya?.

  Siapa yang akan menyembuhkan hatinya yang hancur jika Kenan menghancurkannya lagi? Bella menggelengkan kepalanya, dia merasa merinding ketika memikirkan harus mengalami rasa sakit yang sama lagi seperti dulu. Sekali dipukul, dia akan dua kali merasa malu.

    Kali ini, Bella akan berusaha keras untuk melindungi hatinya agar tidak terpengaruh lagi dengan Kenan.

    Ketika bianglala itu kembali bergerak dan berputar kebawah. Stevia bergegas berjalan menghampiri ayah dan ibunya. "Jadi, apakah kalian berdua sudah baikkan? Apa aku sekarang aku boleh meminta adik laki-laki?."

    Kenan dan Bella terlihat kebingungan ketika mendengar permintaan Kenan dan kedua pipi Bella memerah.

    Berbeda dengan Kenan yang tertawa geli. Lelaki itu menggendong Stevia. "Kami akan memberimu adik, tapi kami tidak tahu adik laki-laki atau perempuan yang akan hadir. Sebelum itu, Daddy ingin menghabiskan waktu bersama kamu sebelum kita memiliki adik baru."

    Bella melayangkan tatapan tajamnya kearah Bella, tetapi Kenan berpura-pura tidak melihat tatapan itu. Bella bertanya-tanya apa yang sebelum Kenan katakan hingga Stevia tiba-tiba terpikirkan untuk meminta adik.

    ***

    Mereka bertiga pun melanjutkan perjelajahan mereka di taman sepanjang sore hari itu. Mereka masuk kedalam rumah hantu selama beberapa menit dan kemudian Bella dan Kenan mengawasi Stevia yang menunggangi unicorn yang anggun di Komidi putar, tawa gadis kecil itu menggema di area tersebut.

    Menjelang akhir dari jalan-jalan mereka di taman hiburan, Bella tersenyum. Didalam hati, Bella mengakui bahwa membiarkan Kenan hadir didalam kehidupan putri mereka adalah keputusan terbaik yang pernah dia ambil.

    

    Stevia terlihat sangat bahagia dan hanya itu yang penting baginya.

1
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Asyik banget, thor! Makin sering update dong.
Jayrbr
Gak sabar menunggu kisah selanjutnya. Aku ingin tahu apa yang terjadi berikutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!