Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Bella duduk taman belakang, wanita itu tampak menikmati suasana malam yang sunyi dan memenangkan. Dia telah melewati kehidupan yang sulit dan bukan hal mudah bagi Bella untuk bertahan sejauh ini. Sudah banyak penderitaan yang dia terima meski tidak pernah melakukan dosa dan kesalahan pada siapapun. Sampai terkadang Bella merasa Tuhan tidak cukup adil padanya. Terlalu banyak orang yang menyalahkan dia atas kesalahan orang lain di masa lalu.
Banyak yang menghina dan mencaci maki Bella dan Ibunya, padahal mereka berdua adalah korban. Bella sampai tidak habis pikir dengan orang-orang yang mengalahkan korban pemerko-saan dan menghina anak dari hasil pemerko-saan itu dengan menyebutnya anak haram dan anak ***-***.
Bahkan setelah Ibunya meninggal dunia sekalipun, keluarga besar Mamanya Julia masih sering menghina mereka.
Terlalu banyak hinaan dan perlakuan buruk dari julia dan keluarga Mamanya, jadi wajar kalau saat ini Bella menyimpan dendam dan amarah pada orang-orang yang telah menghina dia dan ibunya. Terlebih pada Julia dan Mamanya.
Bagi Bella, mereka yang sudah menghina dia dan ibunya adalah orang-orang jahat yang tidak punya hati. Mereka pantas mendapatkan rasa sakit dan penderitaan yang jauh lebih menyakitkan.
Padahal mereka tau kalau kehadiran Bella dan Ibunya adalah kesalahan orang lain, tapi mereka semua menutup mata. Dan kini menjadikan Bella sebagai pelampiasan amarah mereka yang tidak pernah padam setelah Ibu Bella meninggal.
"Bu, aku harap kamu selalu bahagia di surga." Lirih Bella. Air matanya sudah menggenang tak tertahan. Bella sedang merasakan kerinduan pada sosok malaikat tak bersayap yang sudah lama meninggalkan dunia ini.
5 tahun berlalu, sampai detik ini Bella masih belum ikhlas dengan kepergian Ibunya yang cukup mendadak dan janggal. Padahal kondisi Ibunya sejak dulu selalu sehat dan tidak pernah masuk rumah sakit, 1 bulan menjelang kepergiannya, tiba-tiba mendadak sakit parah dan tidak ada perkembangan meski dirawat intensif di rumah sakit.
Bella sebenarnya mencurigai Natalie yang merupakan Mama Julia. Tapi dia tidak punya bukti yang kuat untuk menuduh Natalie sebagai pelakunya. Sebagai orang yang berkuasa dan memiliki banyak uang, Natalie pasti akan bertindak sangat hati-hati kalau memang dia melakukan kejahatan. Jadi kejahatannya tidak akan mudah tercium oleh siapapun.
"Bu, seandainya suatu saat Tuhan membuka kebenaran tentang kejahatan meraka, aku pastikan akan membalas rasa sakit dan penderitaan Ibu selama ini." Batin Bella dengan sorot mata sendu yang menyimpan banyak kesedihan.
Sebenarnya sudah sejak lama Bella ingin membalas perbuatan Julia dan Natalie atas perlakuan buruk mereka terhadapnya. Bella selalu teringat kata-kata hinaan dan makian dari mulut keduanya yang mampu menghancurkan hati sampai mentalnya. Perkataan buruk mereka selalu mengganggu konsentrasi dan tak jarang membuat Bella menjadi murung hingga menyalahkan takdir.
Namun kebaikan ayah kandungnya membuat Bella selalu berfikir dua kali untuk balas dendam. Sampai akhirnya Bella bisa bertahan sejauh ini dalam diam. Tapi sepertinya kali ini Bella tidak akan tinggal diam lagi. Tekadnya untuk balas dendam sudah bulat.
Bella masuk ke dalam rumah karna merasa udara di luar semakin menusuk tulang. Dia cukup terkejut saat mengetahui sudah pukul 12 malam.
Karna terlalu hanyut dalam kesedihan dan rindu pada Ibunya, Bella sampai tidak sadar dia duduk di taman belakang hampir 3 jam.
Sebelum pergi ke kamar ponakannya, Bella lebih dulu pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tenggorokannya terasa kering meski hanya melamun selama hampir 3 jam.
Di tempat yang sama, Hendry justru sudah ada di sana sebelum Bella datang. Pria itu sedang meneguk air mineral dingin setelah olahraga malam bersama Julia. Pria dengan tinggi badan 180 cm itu hanya memakai celana pendek saja. Tubuh bagian atasnya tidak ditutup apapun.
Tapi biasanya Hendry tidak pernah memamerkan tubuhnya seperti itu. Dia hanya berani keluar kamar dalam keadaan bertelanjang dada saat tengah malam saja, karna semua pekerja rumah sedang tidur, jadi tidak khawatir ada pekerja yang melihatnya.
Tapi tidak dengan malam ini karna Bella sudah melihat Hendry dari belakang. Mata Bella sampai membuat sempurna saking terkejutnya melihat Kakak iparnya hanya memakai celana pendek yang sangat melekat di paha. Tubuh atletisnya jadi terlihat jelas meski dilihat dari belakang.
"Ya ampun.!" Pekik Bella kaget. Dia reflek menutup matanya menggunakan telapak tangan.
"Mas Hendry kenapa tidak pakai baju.?" Tanyanya tanpa menyingkirkan telapak tangan dari matanya.
Hendry awalnya terkejut karena Bella melihatnya dalam keadaan sedang bertelanjang dada, Tadinya dia berfikir untuk pergi dari sana agar tidak membuat Bella merasa malu dan canggung. Tapi setelah dipikir-pikir percuma saja buru-buru pergi dari dari dapur kalau Bella sudah terlanjur melihatnya.
Hendry kemudian menutup lemari pendingin setelah meneguk air dingin. Dia berjalan ke arah Bella karna akan kembali ke kamar.
"Kamu kenapa belum tidur.?" Suara Hendry terdengar serak. Bella hampir mengintip dari sela-sela jarinya karna penasaran ingin melihat Kakak iparnya itu baik-baik saja atau tidak.
"Sudah tidur,, tapi sekarang mau minum." Jawab Bella yang masih menutup matanya. Hendry sampai geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh Bella yang terkesan malu melihatnya.
"Kenapa tutup mata seperti ini." Protes Hendry sambil menarik kedua tangan Bella. Wanita itu otomatis bisa melihat Hendry dengan jelas, apalagi jarak mereka sangat dekat.
"Kamu pikir aku hantu.?" Ujarnya sambil mengacak-acak pucuk kepala Bella, kemudian pergi begitu saja dari sana.
Bella mematung di tempat, namun tatapan matanya terus mengikuti langkah kaki Hendry yang semakin menjauh. Senyum tipis terbit di bibir Bella.
...******...
Hendry menghela nafas kasar saat baru masuk ke dalam kamar karna mendapati Julia tengah duduk di depan meja rias dan sudah memakai piyamanya lagi. Bahkan istrinya itu sedang mengoleskan skincare di wajahnya. Kalau sudah seperti itu, setelah nini Julia pasti akan langsung tidur. Padahal Hendry berniat mengajak Julia bercinta lagi karna baru 1 kali mendapatkan *******.
"Bukannya aku sudah bilang akan main lagi." Kata Hendry seraya mengunci pintu dan berjalan ke arah ranjang.
Julia menoleh dan tersenyum lebar tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Besok pagi saja ya sayang, kantung mataku akan hitam kalau terlalu sering tidur larut malam." Sahut Julia. Wanita itu terus saja mengkhawatirkan fisiknya yang ingin selalu tampil cantik dan sempurna. Padahal hanya 1 minggu sekali Hendry mengajak Julia bergadang, harusnya tidak berpengaruh kantung mata Julia. Apalagi Julia rajin melakukan perawatan wajah seminggu sekali.
Jawaban Julia hampir membuat Hendry lepas kendali, tapi dia memilih diam karna malas berdebat dengannya.
Pria itu akhirnya memakai bajunya kembali dan masuk keruang kerjanya. Julia malah diam saja meski melihat raut wajah Hendry tidak bersahabat. Dia juga membiarkan Hendry pergi ke ruang kerjanya.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄