Fujimoto Peat, aktris papan atas yang dimanja oleh dunia glamor berlibur ke pulau tropis. Di sana ia bertemu Takahashi Fort yang merupakan kebalikan sempurna dari dunianya.
Pertemuan mereka memicu percikan antara pertemuan dua dunia berbeda, keanggunan kota dan keindahan alam liar.
Fort awalnya menolak menjadi pemandu Peat. Tapi setelah melihat Peat yang angkuh, Fort merasa tertantang untuk ‘’mengajarinya pelajaran tentang kehidupan nyata.’’
Di sisi lain, ada satu pasangan lagi yang menjadi pewarna dalam cerita ini. Boss, pria kocak yang tidak tahu batasan dan Noeul, wanita yang terlihat pemarah tapi sebenarnya berhati lembut.
Noeul terbiasa menjadi pusat perhatian, dan sikap santai Boss yang tidak memedulikannya benar-benar membuatnya kesal. Setiap kali Noeul mencoba menunjukkan keberadaannya yang dominan, Boss dengan santai mematahkan egonya.
Hubungan mereka berjalan seperti roller coaster.
Empat orang dalam hubungan tarik ulur penuh humor dan romansa, yang jatuh duluan, kalah!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bpearlpul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Bajak Laut & Harta Karun Pulau
‘’Jadi, mau pesan apa?’’ tanya Boss.
Peat menatap daftar menu. ‘’Segelas Pirates.’’
Itu adalah koktail yang dibuat dengan rum berbumbu, sirup almond, minuman keras Maraschino, minuman keras jeruk kering, jus lemon, Angostura bitters, Sprite, ceri Maraschino merah, akar jahe, dan irisan jeruk nipis.
‘’Baiklah, pesanan akan segera datang,’’ kata Boss berlalu pergi.
Tidak lama setelah itu, sekelompok wisatawan asing, dua pria dan satu wanita menghampiri meja Peat.
Salah satu pria, dengan aksen asing yang kental menepuk bahu Fort. ‘’Oh, jadi ini alasan kau tiba-tiba meninggalkan kami di tengah perjalanan?’’
‘’Nona cantik, apa kau tidak keberatan kami bergabung dengan kalian?’’ tanya wisatawan wanita.
‘’Kenapa tidak? Ramai lebih seru. Silahkan,’’ kata Peat menyambut dengan sopan.
Ketiganya segera bergabung di meja, membawa suasana menjadi lebih riuh. Setelah beberapa obrolan santai, salah satu dari mereka mulai menggoda Peat.
‘’Ini tidak adil Nona Cantik, padahal kami datang jauh-jauh untuk menemui Fort, tapi kau malah merebut harta karun kami.’’
‘’Harta karun?’’ bingung Peat.
Pria yang lain melanjutkan dengan antusias. ‘’Fort ini bukan cuma pemandu terbaik, dia juga pria yang bisa melakukan segalanya. Dia tahu semua tempat tersembunyi, selalu membantu wisatawan dalam kesulitan, bahkan punya bakat menyanyi kalau suasana di bar sedang membosankan.’’
Wanita itu menyela sambil tertawa. ‘’Dan jangan lupa, dia punya daya tarik yang tak bisa ditolak! Semua orang di sini pernah punya cerita menyenangkan tentang Fort.’’
Peat mendengarkan semua pujian itu sambil menatap Fort yang duduk santai dengan senyum lebar, menikmati setiap kata yang keluar dari mulut teman-temannya.
Dengan skeptis, Peat berkata,‘’Harta Karun Pulau, ya? Tapi yang aku lihat hanya pria mesum yang suka berbicara omong kosong.’’
Fort tidak marah dan justru menyandarkan tubuhnya ke kursi sambil menaikkan alis dengan gaya nakal. ‘’Mesum? Aku? Kau selalu memikirkanku dengan cara yang salah. Lihat, bahkan orang asing saja tahu aku ini luar biasa.’’
Peat menghela nafas panjang. ‘’Aku tidak habis pikir kenapa semua orang tertipu oleh wajah palsumu.’’
Foet tertawa kecil sambil mengangkat gelasnya. ‘’Mungkin karena wajah ini memang terlalu sulit untuk ditolak.’’
Saat suasana semakin santai, Boss akhirnya datang dengan membawa nampan berisi beberapa minuman setelah melihat tamu baru di meja Peat.
‘’Wah, pesta sudah mulai tanpa aku? Kalian ini jahat sekali.’’
Boss meletakkan minuman di meja. ‘’Oh, dan kakak ipar, ini pesananmu, segelas Pirates.’’
Peat hanya bisa memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. ‘’Tolong, seseorang ambil anak ini dan kembalikan ke keluarganya.’’
Fort menahan tawa, sementara para wisatawan asing terlihat kebingungan tapi akhirnya ikut tertawa karena energi Boss yang kocak.
Malam itu berlanjut dengan obrolan santai dan tawa. Meskipun Peat awalnya merasa canggung, perlahan ia mulai menikmati suasana.
Fort di sisi lain, diam-diam menikmati bagaimana Peat perlahan melebur ke dalam suasana santai bar.
......................
Keesokan harinya...
‘’Jadi ini toko kalian?’’ tanya Peat sambil melirik rak-rak penuh peralatan menyelam di toko kecil yang ternyata cukup lengkap dan profesional itu.
Boss seperti biasa menjawab dengan gaya cerianya. ‘’Tentu saja, Kakak Ipar! Kak Fort sebenarnya spesialis menyelam. Semua wisatawan di pulau ini tahu dia pemandu terbaik untuk eksplorasi bawah laut. Aku? Aku bagian juru bicara toko!’’
Peat memutar matanya. ‘’Tolong berhenti memanggilku seperti itu.’’
Setelah semuanya siap, mereka naik ke speedboat yang dikemudikan Fort.
Peat duduk di bagian depan, menikmati angin laut, sementara kakak adik itu sibuk berdebat soal arah.
‘’Kenapa membawa kita ke selatan? Pemandangan bawah laut lebih indah di bagian timur,’’ kata Boss.
‘’Diam, aku yang ahli di sini!’’ kata Fort sambil memutar kemudi.
Peat menoleh ke belakang dan tersenyum sinis. ‘’Kalau kalian sibuk bertengkar, kenapa tidak sekalian ambil pisau di sana dan saling menusuk.’’
‘’Kak Fort, lihat? Kakak Ipar begitu tega kepada kita,’’ adu Boss.
Fort langsung mendorong kepala adiknya dengan kasar seperti biasa. ‘’Jika kau banyak bicara, aku akan melemparmu ke laut.’’
Boss berdecih sambil mengusap kepalanya. ‘’Dasar pasangan yang sama-sama gila.’’