Warning!!
Cerita ini untuk usia 21+, mohon bijak dalam memilih bacaan sesuai usia.
Menceritakan tentang wanita bernama Emma Fiorella (26) yang dimutasikan dari perusahaan cabang ke perusahaan pusat dan bertemu dengan seorang anak kecil yang menabraknya ketika dirinya sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan dan membentak ayah anak kecil itu. Namun siapa sangka pria itu ternyata adalah pemilik perusahaan dimana ia bekerja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Tidak suka jamur
Jam makan siang pun tiba, Emma membawa bekalnya dan makanan Javier ke ruangan Javier. Tak lupa ia juga mengambil puding dari pantry kantor yang di simpannya di lemari pendingin.
"Tok...tok..tok.." Emma mengetuk pintu ruangan Javier kemudian masuk ke dalam.
"Dimana Pak Javier.." batin Emma saat melihat ruangannya kosong. Emma berjalan menuju sofa dan menata makan siang mereka di atas meja.
"Ceklek.." pintu terbuka, Javier masuk ke dalam ruangannya dan melihat Emma yang sedang menata makanannya. Emma yang mendengar suara pintu yang terbuka langsung menoleh dan melihat Javier berjalan mendekatinya lalu duduk di sofa.
"Silahkan dimakan Pak," ucap Emma menaruh makanan di depan Javier.
"Nona Emma, lain kali jangan memesan makanan yang mengandung mushroom, saya tidak suka dengan jamur," ujar Javier saat melihat ada cream mushroom di makanannya.
"Maaf Pak, saya tidak tau jika bapak tidak suka makan jamur. Saya akan memesan makanan yang baru Pak," ucap Emma sedikit bersalah mengambil ponselnya dari atas meja ingin memesan kembali makanan untuk Javier. Harusnya ia bertanya pada Javier apa saja makanan yang tidak di sukai nya.
"Tidak perlu, saya sudah kelaparan sekarang. Bagaimana jika kamu saja yang makan ini dan bekal mu berikan pada ku," ujar Javier menyodorkan makanan miliknya pada Emma.
"Emmm..., tapi makanan saya tidak seenak makanan milik Pak Javier. Lebih baik saya pesan yang baru saja Pak," ucap Emma. Siapa bilang makanan yang Emma masak tidak enak. Bahkan jika di suruh memilih, Javier ingin tiap hari makan masakan Emma.
"Saya sudah lapar Emma, buang-buang waktu saja jika memesan yang baru," ujar Javier.
"Ya sudah deh Pak, ini makanannya," ujar Emma memberikan kotak bekalnya pada Javier. Emma harap Javier suka dengan masakannya yang sederhana itu.
Emma membuka makanannya, "Selamat makan Pak," ucap Emma lalu menikmati makanannya.
Javier tampak menikmati sekali makan siangnya, tentu saja itu karena masakan Emma.
"Apa kamu sudah punya kekasih?" tanya Javier sembari menikmati makanannya.
"Uhuk...uhukk..," spontan Emma terbatuk karena kaget mendengar pertanyaan bosnya. Emma tidak salah dengan bukan?, bosnya bertanya perihal kekasihnya. Memangnya apa untungnya bagi Javier kalau Emma sudah punya kekasih atau belum.
"Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan saya?" tanya Javier lagi saat Emma mengabaikan pertanyaannya.
"Kenapa Bapak bertanya tentang kekasih saya?" tanya Emma balik. Javier terperanjat di tempatnya saat Emma malah bertanya balik padanya. Ia mau jawab apa coba. Tidak mungkin kan Javier terus terang di depan Emma jika ia berharap Emma tidak punya kekasih. Ia hanya ingin memastikannya saja.
"Ahh, sudahlah tidak apa-apa," ucap Javier dengan cepat. Emma lalu mengangguk dan melanjutkan makan siangnya. Namun berbeda dengan Javier, ia masih dibayang-bayangi dengan pertanyaan tadi meskipun sekarang ia tengah menyantap kembali makan siangnya.
setengah jam berlalu Javier dan Emma sudah menyelesaikan makan siangnya.
"Saya sangat suka dengan masakan mu nona Emma," ucap Javier.
"Terima kasih atas pujiannya Pak," balas Emma.
"Saya ingin kamu yang membuat bekal makan siang ku mulai minggu depan," ujar Javier.
"Bapak sedang bercanda kan...?" tukas Emma tidak percaya.
"Sejak kapan perkataan saya menjadi candaan," ujar Javier menyatukan kedua alisnya. Dia sedang tidak bercanda.
"Jangan khawatir, saya akan membayarnya. Kamu tinggal mengatakannya saja," lanjut Javier.