kisah gadis cantik dan sholehah bernama Anindya Zahrani yang harus rela menikah dengan pria begajulan yang suka mabuk dan main perempuan bernama Arkala Mahesa.
Dya terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh almarhum Ayahnya dan juga sahabatnya Pak Anggara Mahes yang merupakan seorang konglomerat,demi melaksanakan amanah terakhir dari sang Ayah.
Kala yang tidak pernah setuju menikah dengan Dya kerap memperlakukan Dya dengan Kasar.Bahkan tidak segan segan Kala membawa wanita yang disebut kekasihnya masuk kedalam rumah bahkan kedalam kamarnya.
Akankah Dya terus bertahan??atau menyerah??
Lalu bagaimana reaski Kala saat Dya akhirnya memilih menyerah dengan pernikahannya.
Akankah Kala melepaskan Dya ataukah mempertahankan dan berubah menjadi lebih baik lagi??
Bantu Follow yuukkk
IG : triyani_trian87
tiktok : Triyani_87
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah Dadakan
Bab.2
“Saya terima, nikah dan kawinnya Anindya Zahrani binti Adam Susanto dengan mas kawin yang tersebut, tunai.”
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Sah..."
"Sah..."
"Alhamdulillah," suara gumaman berucap syukur atas pernikahan dadakan antara Arkala Mahesa dan juga Anindya Zahrani pun terdengar begitu lirih keluar dari mulut Pak Adam yang sudah semakin lemas.
Niat hanya mempertemukan kedua insan itu pun berubah menjadi sebuah pernikahan dadakan karena kondisi Pak Adam yang semakin memburuk.
Dan ini adalah permintaan terakhirnya sebelum dia berpulang ke Rahmatullah. Menjadi wali untuk pertama dan untuk yang terakhir kalinya, karena hanya Anindya anak satu satunya yang dia miliki.
Dan sebelum dipanggil yang maha kuasa Pak Adam ingin sekali menjadi wali dalam pernikahan putrinya. Anindya sendiri tidak bisa menghentikan tangisnya karena kondisi sang ayah yang kian memburuk.
"Nak Kala, tolong titip putri Bapak ya, Nak. Bapak sudah tidak bisa bertahan lagi. Sekarang tanggung jawab Dya Bapak serahkan pada kamu ya, Nak," lirih Pak Adam menitipkan putri semata wayangnya disisa tenaga dan nafas terakhirnya.
"Jangan bilang begitu Pak. Bapak pasti sembuh," lirih Dya disela isak tangisnya.
"Bapak tenang saja, aku pastikan jika Dya akan baik baik saja bersamaku." jawab Kala setelah mendapat senggolan tangan dari Ayahnya, Pak Gara.
Seulas senyum tipis dan anggukan lemah pun terlihat dilakukan Pak Adam. Lalu, perlahan tapi pasti, pria paruh baya itu pun mulai menutup kedua matanya. Dya berteriak histeris saat mendengar bunyi dari alat monitor yang ada disamping brangkar ayahnya terbaring.
Dya pun semakin menangis pilu saat tubuh sang ayah tidak merespon panggilan dan juga guncangan yang Dya lakukan pada tubuh Pak Adam.
"Tidak Pak, jangan begini. Jangan tinggalkan Dya Pak, Dya mohon. Dya tidak memiliki siapapun lagi selain Bapak, jangan pergi Pak. Astaghfirullah kenapa Bapak diam saja? Suster, Dokter, tolong. Tolong bangunkan Bapak saya." racau Dya terus mengguncangkan tubuh ayahnya yang kini sudah tidak bernyawa lagi.
Semua yang ada disana pun hanya bisa diam menyaksikan Dya menangisi kepergian ayah dan juga keluarga satu satunya itu.
Tidak banyak yang bisa dilakukan selain mencoba menenangkan gadis yang kini sudah menjadi yatim piatu itu.
Sementara untuk kepulangan jenazah semua di urus oleh Pak Gara. Sementara Mang Darman langsung menghubungi istrinya untuk memberitahu warga prihal berpulangnya Pak Adam dan meminta bantuan untuk menyiapkan pemakanan untuk beliau.
Dya sendiri sempat tidak sadarkan diri saat Dokter menutup seluruh tubuh Pak Adam dengan selimut.
Tak kuasa menahan rasa sesak karena kehilangan sang ayah. Membuat tubuh Dya lemas dan akhirnya ambruk, tidak sadarkan diri.
Untung saat itu, Kala tengah berdiri dibelakangnya. Hingga dengan sigap pria itu menangkap tubuh lemas Dya agar tidak berbenturan dengan lantai rumah sakit.
*
*
Dengan mata yang masih basah dan juga tatapan yang kosong. Dya menyambut para pelayat yang silih berganti mendatangi rumah sederhana milik kedua orang tuanya.
Banyak dari para tetangga yang berbisik bisik mempertanyakan perihal kehadiran sesosok pria asing yang masih muda tampan dengan tinggi hampir 185 cm itu ada disamping Dya ikut menyambut para tamu yang datang.
Entah apa yang diucapkan oleh para tetangga itu saat mendatanginya dan ada juga sebagian yang memeluk dirinya. Yang pasti, bagi Dya saat ini semua nampak tak bersuara ditelinganya. Hingga hanya Kala yang membantunya mengucapkan kata terima kasih pada para pelayat yang datang.
Karena Dya sendiri hanya diam terpaku bagaikan mayat hidup dan hal itu juga lah yang menimbulkan banyak tanya dari para pelayat.
"Siapa pria tampan itu ya? Kok baru lihat, ya? Apa itu calon suaminya si Dya? Tapi, mana mungkin. Selama ini kan si Dya tidak pernah terlihat dekat dengan pria selain si Yusuf,"
"Eh, tapikan si Yusuf bulan depan nikah sama anak pemilik pondok. Apa jangan jangan si Dya sakit hati jadi bawa pria asing ke rumah, biar warga tahu kalau dia punya pacar?"
"Atau mungkin saja, pria keren dan tampan itu adalah pacarnya si Dya. Makanya tidak pernah nikah nikah sama si Yusuf, walaupun keduanya sudah deket banget,"
"Tapi kalau itu calonnya si Dya, wah beruntung ya dapatkan pria yang tampan nya kebangetan kaya gitu, udah gitu kaya lagi. Tadi kalian lihat kan? pas si Dya pulang dari rumah sakit. Dia naik mobilnya yang super mahal dan super mewah,"
"Oh iya, pantesan saja nggak nikah sama si Yusuf, lah wong sudah punya yang tajir melintir. Kalah pamor tuh si Yusuf yang cuma punya motor matic, sama cowok yang bermobil mewah dan juga mahal."
Begitulah kira kira, obrolan segelintir orang orang yang ada disekitar Dya saat ini. Mulut tetangga kadang lebih tajam melebihi silet, tidak peduli orang itu tengah berduka dan terpuruk. Ghibah tetap lanjut terus.
.
🌸🌸🌸