Sebuah ramalan kemunculan raja iblis berhasil membuat dunia kacau balau akibat kemunculan para monster, makhluk mistis serta fenomena alam baru.
Untungnya manusia masih memiliki secercah harapan. Mereka adalah para manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan hebat, mereka disebut Awakening.
Akan tetapi, apakah secercah cahaya itu dapat mengalahkan kegelapan yang begitu besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galaxy_k1910, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah
"Aku pulang."
Ekilah kembali ke rumah dengan beberapa kantung belanja. Jam menunjukkan pukul 12.50 siang, yang berarti adiknya belum pulang.
Ekilah pun memutuskan untuk memberikan hadiah-hadiah ini nanti saat makan malam.
Karsa mendapatkan jatah libur 1 Minggu dan sebagai besar waktunya ia gunakan untuk mengurus kebun di halaman belakang bersama Rahayu. Sungguh pasangan yang penuh cinta.
Ekilah menaruh kembali pedang Erasmo di rumah pohon yang terletak di halaman samping rumah. Sisa uangnya Ekilah taruh di sebuah kotak besi.
Sekilas info saja, rumah pohon ini adalah tempat pribadi Ekilah, hadiah dari kedua orang tuanya agar ulang tahun Ekilah tidak perlu dirayakan lagi selama 5 tahun kedepannya.
[Kamu tidak mau berlatih lagi, wanita muda?]
Tundra bertanya pada Ekilah yang sedang membaca buku komik keluaran terbaru.
"Tidak, kemampuanku dalam berpedang tidak akan hilang meski aku sudah lama tidak memegang pedang."
[Kenapa begitu?]
"Karena aku menggunakan kekuatanku. Ada 6 tahapan kekuatan ketika seseorang menjadi awakening.
Pertama, mereka membangkitkan energi di dalam tubuhnya.
Kedua, membuat energi sebagai alat peningkatan kekuatan fisik.
Ketiga, memisahkan energi dari tubuh. Contoh paling mudahnya adalah tebasan energi.
Keempat, membuat energi dapat meniru sifat benda seperti padat, dan lengket yang sempat aku gunakan saat bertarung denganmu.
Kelima, menciptakan benda dari imajinasi menggunakan energi.
Ke-enam dan yang terakhir, menciptakan kekuatan spesial di mana tiap awakening memiliki kekuatan spesial yang berbeda-beda. Dan aku, Ekilah Rajendra sudah menguasai ke-6 tahap."
Kalimat terakhir Ekilah ucapkan dengan wajah sombong.
[Jadi, apa kekuatan spesial mu?]
"Manipulasi jiwa, aku bisa mengambil sebagian jiwa seseorang dan menggunakannya sebagai senjata maupun memulihkan energiku. Selain itu jika aku sudah mengambil jiwa seseorang sepenuhnya aku bisa menggunakan kekuatan spesial orang itu."
[Kekuatan yang cukup berbahaya. Kamu tidak berniat menguasai dunia?]
"Tidak itu melelahkan." Balas Ekilah sambil mengambil buku komik yang lain.
Malam harinya, ketika Ekilah sudah selesai makan. Ia mengambil hadiah yang sudah ia siapkan dana menaruhnya di atas meja makan.
3 buah kotak kado itu tentunya membuat ketiga orang itu terheran-heran.
"Hari ini aku gajian jadi itu hadiah," ujar Ekilah dengan senyuman bangga.
Arkara yang hendak membuka kotak hadiahnya segera dihentikan oleh Ekilah.
"Tunggu dulu! Jangan membukanya sekarang," ucap Ekilah menahan keluarganya membuka kotak hadiah, "kalian boleh membuka nya besok."
"Bukannya sekarang masih pertengahan bulan?" Arkara bertanya.
Karsa meneguk kopinya perlahan. "Itu karena gaji bonus Awakening diberikan setiap mereka menyelesaikan misi. Kakakmu baru menyelesaikan satu misi hari ini."
"Owh, misi macam apa?"
"Tanyakan sendiri pada kakakmu."
Rahayu mengambil kotak hadiah itu dan menyimpannya. "Eki, besok kamu nggak usah bangun pagi-pagi kayak biasanya, sekarang ada papamu yang bantu mama membereskan rumah."
Wanita berambut hitam itu membantu sang putri menata piring-piring yang telah di cuci bersih.
"Wah, kalau begitu aku akan membelikan hadiah setiap pulang," ujar Karsa.
Selesai mencuci seluruh piring, Ekilah berbalik menatap seluruh anggota keluarganya. Ia pun memasang senyuman manis. "Mulai sekarang aku bisa hidup mandiri dan membantu keuangan keluarga. Siapa tahu besok-besok kita bisa jalan-jalan keliling dunia!"
Ekilah tertawa kecil, akan tetapi di detik berikutnya.
Tes!
""!!""
Cairan merah keluar dari hidung Ekilah, berhasil mengejutkan kedua orang tua serta adik laki-laki.
.
.
.
Aku cuman kecapean, bukan sekarat Ma." Kata Ekilah yang baru saja bangun dari tidurnya langsung disuguhkan sepiring penuh makanan sehat oleh sang ibu.
"Itu bukan kecapean tapi efek samping dari pemakaian energi berlebihan," balas sang ayah yang sedang menonton berita.
"Jadi intinya kamu memaksakan diri kan, sudah berapa kali mama bilang jangan bikin mama khawatir." Rahayu masih tetap mengomeli sang putri.
"... Maaf ma." Ekilah pun mulai memasukkan senduk makanan ke dalam mulutnya.
"Padahal kemarin aku nggak pakai banyak energi," batin Ekilah heran.
[Itu tidak benar, wanita muda. Ketika bertarung di dalam ruang gelap kemarin kamu mengeluarkan banyak energi untuk melindungi tubuhmu dari serangan fisik serta menambah kecepatan dan kerusakan.]
"Itu kan hal yang wajar," balas Ekilah dalam pikirannya.
[Dan hal itulah yang membuat kebanyakan awakening sulit naik level. Mereka terlalu fokus pada penggunaan energi dan tidak melatih fisiknya. Anggap saja, energi adalah air dan tubuh seseorang adalah wadah.
Orang yang lahir dengan kapasitas energi yang besar seperti kamu kerap mudah kelelahan dan mendapat efek samping meski hanya menggunakan 10% energi mereka. Perkembangan tubuh seseorang itu lebih lambat dari energinya.
Jadi semisal energimu sudah sebanyak air dalam sumur tapi tubuh anda masih gelas kaca, maka bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia.]
Ekilah mencerna penjelasan Tundra dengan seksama. "Jadi aku cuman perlu sering olahraga kan."
[Simpelnya sih begitu.]
Ekilah mempercepat makannya. Ia lalu menoleh ke arah sang ayah. "Papa, nanti temenin aku joging ya!"
"Ya ampun anak ini, bukannya barusan mama bilang jangan memaksakan diri!" Rahayu yang mendengar itu hendak mengamuk lagi.
Namun, Karsa menahan sang istri. "Sudah, tidak apa-apa. Ekilah mimisan itu karena tubuhnya belum beradaptasi. Kejadian ini juga sering dialami oleh awakening pemula kok."
Melihat tatapan yakin sang suami, Rahayu pun menghela nafas pendek. "Baiklah, tapi Mama dan adikmu juga ikut. Kasihan papamu kalau kamu tiba-tiba pingsan di jalan."
"Wah, jadi istriku khawatir denganku, nih?" Karsa mulai menggoda.
"Kamu diam!"
Ekilah pun tertawa kecil melihat rona merah di wajah sang ibu. Ia lalu mengambil piringnya tadi dan mencucinya.
.
.
.
"Kalian punya kenalan seorang awakening gak?"
Di jam istirahat. Pertanyaan mendadak dari Arkara itu menarik perhatian ketiga temannya yang sedang makan.
"Awakening? Enggak ada tuh," jawab seorang anak laki-laki berambut coklat agak gondrong dengan name tag Erlan.
"Aku ada!!" Satu-satunya gadis di sana bersuara.
"Siapa?" Tanya Arkara.
"Sepupu jauhku. Yah, dia sekarang cuman jadi kandidat doang sih. Kenapa emangnya?"
"Enggak, aku cuman penasaran. Omong-omong kalian mau lanjut ke SMA mana?"
Arkara menganti topik. Dia tidak ingin teman-temannya mengetahui tentang pekerjaan sang kakak. Kenapa? karena selain berbahaya, awakening merupakan pekerjaan yang paling diminati oleh orang-orang.
Hal itu bisa membuat Arkara langsung terkenal bila mempunyai kakak seorang awakening dan ia tidak suka menjadi pusat perhatian. Sekian.
"Aku mau ke SMA yang akhir-akhir ini lagi viral itu loh," jawan Erlan.
"SMA yang viral gara-gara punya ekskul pelatihan awakening itu kan? kalau gak salah namanya SMA Aegis Gale kan," balas gadis tadi.
Erlan menjawab dengan penuh semangat. "Dari yang aku cari, cuman ada 2 cara masuk ke sana. Pertama di undang langsung dan yang kedua kita harus bayar mahal. Kalau gak salah uang bulanannya bisa seharga mobil pajero."
"Buset, sekolah macam apa itu?!"
"Sekolah khusus orang-orang terpilih," jawab Erlan cepat.
Arkara yang mulai penasaran dengan sekolah itu pun mulai mencari infomasi lebih lanjut lewat telpon.
"Loh, ini sekolah yang sempat nawarin beasiswa buat kakak kuliah." Batin Arkara.
[Berita terkini, Cannibal Child yang sempat menghilang selama beberapa tahun kini kembali terlihat di kawasan hutan kota Bukit Tinggi. Pemerintah sudah mengirimkan peringatan kepada para warga untuk jangan berkeliaran sendirian.
Selain itu pemerintah telah memberikan misi pada federasi untuk mengirimkan para awakening agar Cannibal Child tertangkap.]
Suara penyiar berita terdengar dari ponsel salah satu siswa di kantin.
Cannibal Child, seorang awakening tak terdaftar yang diduga telah menangkap, membunuh dan memakan kurang lebih 5 orang. Tidak ada yang tau asal dan identitas penjahat itu.
"Kota Bukit Tinggi, itu jaraknya 2 kota dari tempat kita tinggal kan, semoga saja dia nggak kemari." Ujar teman perempuan Arkara tadi.
"Kalau sampai si Cannibal Child itu datang, kita akan dalam bahaya. Soalnya kita ini kan gak punya banyak awakening berbakat," balas Erlan pesimis.
"Dia tidak akan bisa datang," kata Arkara dengan nada percaya diri.
"Kenapa begitu?"
Arkara memasang senyuman tipis. "Soalnya di kota kita ini ada awakening berbakat yang sedang bersembunyi."
"Maksudmu Lonan? Dia kan lagi di ibu kota."
Arkara menggeleng pelan. Dia tidak membicarakan tentang pria tampan itu melainkan berbicara tentang awakening yang lain.