ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
...POV NAJWA...
...(Najwa Ayudia)...
"apakah Kamu masih ingat dan suka dengan tempat ini mas?" tanyaku saat Yusuf mengajakku ke tepi bukit dengan pemandangan sawah di sekitaran bawah bukit dan di bawahnya mengalir sungai yang sangat indah
tidak jauh dari persawahan di bawah jembatan terlihat deretan gubuk para petani dan pemulung
"bagaimana aku tidak suka Najwa, kamu tau kan mbok iyam dia yang merawat dan membesarkan aku seorang diri disini"ucapnya pilu. hatiku terhanyuh menatapnya hangat
"luar biasa Mbok iyam hebat dia bisa menjadikanmu sukses begini ya mas,,padahal dia hanya seorang petani yang mengarap tanah PT hasilnya pun tidak seberapa"
"di sela sela aktifitasnya dia juga sering mulung bersama para penduduk yang tinggal di sekitaran tanah PT ini" lirihku mengingat semua kenangan yang pernah terlintas di benakku, Yusuf tertunduk sembari menggeleng mendengar ucapanku
"Mbok iyam memang wanita yang hebat, dia menyekolahkanku hingga tamat SMA namun dia dengan cepat meninggalkan aku sendiri sebelum melihat aku yang sekarang "
"andai dia masih ada aku pasti sangat bahagia, Beruntung saat itu keluargaku menemukan aku seminggu sebelum mbok iyam meninggal" jelasnya, aku menautkan alis melihat matanya.
"Keluarga?"
"Ya, keluargaku, aku juga terkejut naj.Mbok iyam bilang dia menemukanku di kolong jembatan itu Aku diculik dan maling itu kebingungan saat dikejar polisi dia meletakkanku di gubuknya mbok iyam" jelasnya. Aku gak nyangka perjalanan hidup Yusuf juga cukup berliku.
"papa prustasi mencariku kemana-mana hingga mama stres bertahun-tahun untung saat aku kembali beban mentalnya kembali membaik," jelasnya, aku teranyuh dan bernapas lega
"Syukurlah kalau begitu aku turut bahagia mendengarnya mereka bisa kembali lagi bersamamu,"ucapku
"Oh iya kapan kapan aku akan mengenalkan kamu pada mereka ya?" ucapnya sontak aku langsung menggeleng.
"Kenapa?"
"Aku belum siap lagian sekarang aku masih berstatus istri Rendi mas.apa kata keluargamu nanti di saat kamu mengenalkan istri orang pada keluargamu meskipun kita hanya berteman saja sepertinya itu tidak baik," ujarku.Hadi mengangguk. Aku kembali menatapnya mantap.
"maaf kalau aku lancang mas.intan bilang kamu Duda? Ada apa dengan istrimu?" Yusuf terkekeh dengan tawa aku menautkan alis heran melihat glegatnya
"Istriku dia terlibat skandal perselingkuhan Mama papa menutupi itu demi menjaga nama baik," jelasnya.
"Sekarang bagaimana? Apa dia masih tinggal bersamamu?"
"ya tentu saja tidak najwa hanya saja perceraian kami sengaja di tutupi Mamaku dia begitu menjaga nama baik keluarga jadi tidak mau aib keluarga sampai bocor ke luar apa lagi sampai di dengar media" jelasnya, aku manggut-manggut paham
"hah begitulah sifat sifat manusia bermacam macam ya mas aku pikir aku saja di dunia ini yang punya masalah," jelasku.yusuf tersenyum hangat menatapku
Aku memperhatikan gerak geriknya sedikit was was saat dia melepaskan jaket nya dan memakaikan ke tubuhku
"begitulah hidup Najwa.pakailah pasti kau kedinginan"pinta Yusuf lembut
"tidak usah mas kau juga pasti dingin"
"tidak aku sudah biasa"tolaknya tetap mengeratkan jaketnya ke tubuhku
"kamu ingat saat kita main disini aku mengajakmu belajar bareng disini bahkan kita berenang dan bersuka hati tanpa beban. Jujur aku ingin kembali pada masa-masa itu," tuturnya dengan mata berkaca-kaca. Reflek aku mengelus tangannya
"Itu semua sudah berlalu mas meskipun sejujur nya aku juga ingin kembali ke masa itu, tapi yang perlu kita perbaiki sekarang masa depan," jelasku, Yusuf menoleh menatap lekat wajahku aku membuat jantungku berdegup melihat manik mata pria itu.
"Aku ingin melalui hari-hari itu bersamamu Najwa saat intan menghubungi dan memberi kabar tentangmu. Aku sedikit lega"
"kalau boleh jujur aku kangen kamu Najwa terlebih intan bercerita tentang apa saja yang telah kamu lalui. Aku berpikir ini bukan kebetulan belaka"
"kamu mau kan Hidup bersamaku"tanyanya menatapku sunguh sungguh dan memegang kedua tanganku hangat
Aku sedikit mengalihkan wajah memandang pada genangan air sungai yang mengalir dan persawahan di sekelilingnya
"maaf mas untuk kali ini aku masih istrinya Rendi dia dan aku belum mengurus surat perceraian," ucapku, Yusuf mengenggam tanganku erat sesekali dia mengecupi tanganku
"Aku akan menunggumu"lirihnya, tatapan tajamnya menembus hatiku, hatiku teranyuh dengan mata berkaca-kaca. Jujur aku capek dan lelah hati melihat glegat mas Rendi dan pelakor itu dirumah.
"baiklah"lirihku pelan,Yusuf membawaku menyandar di bahunya. Hal yang biasa kami lakukan dulu saat menunggu mbok iyam pulang dari mulung atau pulang dari sawah
"Oh iya aku ingin tau kenapa waktu itu kamu tidak mau ungkapkan perasa'anmu, apa karna aku hanya anak seorang pemulung?" tanyanya, aku sedikit berdecih dan mencubitnya.
" kamu ini gimana sih mas aneh aneh aja Aku kan cewe, masa aku yang nembak kamu duluan sih! Kamu tu yang pengecut bukannya kamu juga dulu suka sama aku iya kan intan!" kesalku mencubit pinggangnya,
yusuf terkekeh dan merangkulku lebih erat, Aku jadi merasa kembali muda dan seolah belum menikah rasanya beban dalam fikiranku sedikit berkurang
Aku menyandarkan kepalaku di dada Yusuf rasa nyaman itu masih ada dalam benakku setiap kali dekat dengannya,aku tidak tau rasa suka ini masih ada atau tidaknya hanya saja saat ini aku sedikit nyaman berada di dekat Yusuf
Sesekali Yusuf mengusap kepalaku dan mengecupnya dengan lembut,angin malam menusuk sampai ke tulang tidak terasa di saat Yusuf mendekapku hangat di malam yang sunyi itu