Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.
Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.
Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.
Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 ~ Setelah Pernikahan ~
Sepasang pengantin yang tampan dan cantik tetapi dengan wajah yang muram. Hanya tersenyum dipaksakan saat tamu yang tak begitu ramai itu memberi ucapan selamat. Sejak pertemuan di ruang kerjanya itu, Dean kembali berubah sinis pada Anna. Sikapnya kembali arogan dan seenaknya dan tidak peduli pada perasaan gadis yang telah menjadi istrinya saat ini.
Dean tak segan menghina Anna di depan teman-teman yang hadir di pestanya. Kebanyakan dari mereka tidak percaya kalau Dean akhirnya memilih gadis lain untuk dinikahi. Karena mereka tahu Dean sudah cinta mati pada Veronica.
“Aku benar-benar kaget. Aku pikir kamu akan menikahi Veronica,” ucap teman Dean.
“Ya, aku juga nggak menyangka. Tapi gadis yang ini memang cantik sih,” sahut teman Dean yang lain.
“Gadis ini? Cantik?” tanya Dean dengan nada yang mengejek. “Dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Vero. Dia sama sekali tidak berkelas,” jawab Dean sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Anna.
Gadis itu duduk di meja makan pesta seorang diri sementara Dean duduk di meja lain yang tak jauh dari sana bersama teman-temannya. Kebanyakan tamunya adalah teman-teman Dean dan beberapa orang kolega perusahaan.
Semua menikmati hidangan sambil berbincang dan bersenda gurau. Namun, tidak ada yang menemani Anna. Tidak ada orang-orang yang dikenal Anna. Hanya kedua orang tuanya yang hadir. Itupun tak berani mendekati Anna.
“Lalu kenapa kamu putuskan untuk menikahinya?” tanya temen Dean sambil tertawa.
“Oh, itu karena Daddy yang suka padanya. Seperti itulah selera Daddy ….”
“Kalau begitu, biar Daddy mu saja yang menikahinya,” sahut teman Dean yang lain dan tawa pun kembali pecah.
“Ya harusnya ... biar dihabisi sekalian sama Mommy,” jawab Dean kemudian tertawa bersama teman-temannya.
Anna mendengar semua pembicaraan tentang dirinya. Hati Anna terasa perih. Pesta pernikahan itu terasa sangat menyiksa Anna. Gadis itu hanya bisa diam sambil menahan air matanya. Bu Rahayu dan Pak Achryan tak lepas menatap ke arah putri mereka.
Saat teringat pada orang tuanya, Anna segera menoleh dan tersenyum. Seolah-olah menunjukan kalau dirinya baik-baik saja. Lalu kembali larut dalam lamunan setiap kali terdengar olok-olokan terhadap dirinya.
Pesta pernikahan selesai. Dean membawa Anna tinggal di apartemen mewah yang baru saja dibeli Dean untuk tempat tinggal mereka. Kehidupan Dean sejak menikah terlihat lebih teratur. Dean mulai mengambil tanggung jawab di perusahaan milik ayahnya.
Apartemen ini sepi sekali, hening, sunyi, batin Anna.
Ya, mereka hanya tinggal berdua. Tanpa asisten rumah tangga. Dean memang tidak suka bergabung tinggal dengan orang lain. Kebetulan baginya mendapat istri yang memang bekerja seperti seorang pembantu.
Dean tidak lagi menyapa Anna. Mereka seperti orang asing yang bahkan bermusuhan. Namun, sekarang kehidupan Dean menjadi lebih baik lagi. Seolah-olah menunjukkan pada Anna bahwa dirinya bukanlah seorang pecundang. Saat berangkat bekerja mereka berangkat sendiri-sendiri dan tanpa pamit.
Udah pergi aja diam-diam kayak maling, batin Anna.
Dean berangkat setiap hari dan semakin rajin bekerja. Sungguh-sungguh mengambil tanggung jawab ayahnya sebagai pemilik usaha dunia perhotelan itu. Tidak hanya rajin bekerja, Dean juga semakin patuh pada ayah dan ibunya.
Hal itu membuat Tn. Monteiro merasa bahagia atas perubahan sikap putra satu-satunya itu. Namun, dibalik semua itu, tak ada yang mengetahui seperti apa kehidupan rumah tangga putra dari pengusaha sukses itu.
"Bagaimana keadaan istrimu?" tanya Tn. Monteiro pada putranya.
"Baik-baik saja," jawab Dean yang membuat Tn. Monteiro merasa lega.
Melihat hidup Dean yang sekarang lebih teratur. Berangkat bekerja dan tak lagi mabuk-mabukan. Tn. Monteiro merasa putranya telah hidup layaknya seorang suami yang bertanggung jawab. Namun, tak ada yang mengetahui jika kehidupan rumah tangga pasangan yang baru menikah itu berjalan tidak seperti seharusnya.
Dean sama sekali tak menganggap Anna sebagai seorang istri. Laki-laki itu tak pernah menyentuh Anna layaknya perlakuan seorang suami terhadap istrinya. Di apartemen itu mereka bagai orang asing yang tak saling bicara.
"Veronica?" ucap Dean malam itu muncul di depan pintu apartemen mereka.
Anna tidak tahu kenapa tiba-tiba Dean mabuk lagi. Mungkin karena ajakan teman-temannya atau frustasi lagi pada Veronica. Dean melangkah masuk apartemen dengan sempoyongan dan Anna mundur dengan perasaan takut. Bukan takut karena Dean mabuk tapi karena tatapan Dean sama seperti saat menatapnya di kamar hotel waktu itu.
...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...