Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30. BMS
Barra tidak bisa tidur di dalam kamar. ia terus memikirkan Kirana yang ia marahi tadi, apakah Kirana sudah pergi dari mansion ini? setalah lama berpikir akhirnya Barra turun ke lantai bawah menuju kamar Kirana. ia ingin memeriksa apakah Kirana sudah pergi atau belum. ia ingin meminta maaf padanya.
Barra berjalan tergesa-gesa menuju paviliun belakang. karena sudah malam jadi semua pelayan sudah kembali ke kamar masing-masing.
Barra mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban. Barra pun memberanikan diri membuka pintu ternyata tidak di kunci. setelah masuk Barra memperhatikan sekeliling kamar, barang-barang Kirana sudah tidak ada. ternyata Kirana sudah pergi dari sini.
kemudian Barra akan kembali ke kamar nya. tapi sebelum sampai ke kamar ia melihat Bastian masuk sambil membawa sebuah map.
"tuan" Bastian menunduk sedikit kepalanya.
"ada apa bas, kenapa kau kemari lagi dan apa yang kau bawa itu?" ucap Barra.
"maaf tuan, ada berkas yang lupa anda tanda tangani, dan ini berkas penting" ucap Bastian.
Barra membawa Bastian menuju ruang kerja nya. setelah menandatangi berkas itu. kini barra sedang berbincang dengan Bastian.
"Bas, aku ingin bercerita padamu ini adalah kisah teman ku, temanku itu seorang pria dan temanku itu punya seorang pelayan pria, pada suatu waktu teman ku itu bertabrakan dengan pelayan itu tapi tiba-tiba jantung nya berdetak kencang, apa kau tahu apa yang terjadi padanya??" Barra memandang Bastian dengan tanda tanya di kepalanya.
"maaf tuan, apa teman anda penyuka terong??" Bastian bertanya.
"apa kau pikir aku tidak normal?" Barra melototi Bastian.
"bukan anda tuan tapi teman anda, dari cerita anda terlihat kalau teman anda itu seperti menyukai pelayan nya" ucap Bastian.
"tidak mungkin, tidak mungkin" Barra terus menyangkal nya membuat Bastian bingung.
"apa yang tidak mungkin tuan?" ucap Bastian.
"kau ikut aku, kita ke suatu tempat untuk membuktikan nya" Barra mengajak Bastian pergi ke sebuah Club malam di pusat kota. tak lupa ia memakai masker dan topi untuk menutupi wajah nya.
"kau pakai ini" Barra memberikan masker pada Bastian. Bastian hanya menurut saja perintah tuan nya, entah apa yang akan dilakukan tuan nya nanti.
setelah sampai disana Barra menyuruh Bastian memesankan pria-pria penyuka terong.
"untuk apa tuan?" Bastian bingung untuk apa tuan nya memesan pria-pria seperti itu. Bastian jadi ngeri.
"kau jangan berpikiran macam-macam cepat bawakan saja, aku tunggu diruangan" ucap barra .
Tak lama Bastian membawa 5 orang pria-pria penyuka sesama. Bastian sampai takut mendekati nya. karena pria itu memandang penuh nafsu pada Bastian yang tampan kulit putih tinggi, menurut mereka sempurna. apalagi saat masuk ke ruangan saat melihat Barra , mata mereka seperti akan melompat keluar. walaupun Barra memakai masker tapi tubuh nya. waaww bikin mereka tak tahan.
Barra memperhatikan mereka dan tak terjadi apa-apa pada nya, Barra mendekati mereka untuk memastikan lagi. tapi tetap biasa saja. bahkan Barra merasa ingin memukul wajah para pria itu yang melihat Barra penuh nafsu.
"bawa mereka pergi " Barra kembali duduk di sofa. ia merasa muak melihat Pria-pria itu.
Bastian segera membawa pria-pria itu keluar. meninggalkan barra yang duduk diam disana. Barra terus memikirkan Kirana. pikiran nya penuh dengan Kirana. ia jadi rindu dengan Kirana. barra sungguh menyesal kenapa ia harus memecat Kirana.
Bastian masuk keruangan sambil berlarian.
"ada apa, kau Seperti di kejar hantu saja" ucap Barra .
"ini lebih dari sekedar hantu tuan, pria-pria itu sungguh mengerikan" ucap Bastian sambil ngos-ngosan.
"ah sudah lah, ayo kita pulang" Barra mengajak Bastian pulang .
sepanjang perjalanan Bastian selalu bertanya kenapa tuan nya memesan pria-pria itu.
"aku hanya ingin memastikan perkataanmu itu saja" ucap barra bersandar di kursi penumpang belakang.
"tapi kenapa bukan teman anda yang mencoba nya" ucapan Bastian menyadarkan Barra. akhirnya ia jujur pada Bastian kalau dia, pria yang ia ceritakan tadi.
"bas, apa benar aku penyuka terong? tapi aku biasa saja berdekatan denganmu? tidak mungkin kan aku menyukai Kiran?, ah aku jadi pusing" barra memegangi dahinya , kenapa dia jadi seperti ini, penyakit nya saja belum sembuh, timbul lagi penyakit baru yaitu penyuka terong-terongan.
"bisa jadi tuan" jawaban Bastian mendapat geplakan di kepalanya.
****************
ke esokan hari nya, Barra turun ke lantai bawah dengan mata yang terlihat hitam di bagian bawah. semua pelayan menunduk hormat saat Barra melewati mereka menuju meja makan. disana sudah ada Bastian yang menunggu.
Bastian sampai heran melihat muka Barra yang terlihat lesu. apa tuan nya ini tidak tidur semalaman? pikirnya.
"pak Asep" Barra berteriak memanggil pak Asep.
"ya tuan" pak Asep tergopoh-gopoh mendekati Barra .
"dimana Kiran? panggil kesini" Barra lupa kalau Kirana sudah pergi dari mansion ini, karena tidak bisa tidur semalam. Barra jadi kesiangan bangun.
"maaf tuan, Kirana ikut bersama nyonya di mansion utama" ucapan pak Asep menyadarkan Barra.
Barra hanya bisa menghela nafasnya dan segera pergi ke perusahaan nya mengenakan kacamata hitam menutupi mata panda nya.
ternyata yang sedang Barra cari sedang memasak di dapur mansion utama bersama Lilyana.
"nyonya, apa tidak apa-apa aku memasak, nanti tuan tidak menyukai masakan ku" ucapan Kirana.
"kau tidak usah khawatir, dia hanya menurut padaku" ucap Lilyana sambil menyajikan makanan yang di buat Kirana.
"wah, tumben istriku memasak" Aldric memeluk lilyana dari belakang .
"dad, lihat ada Kirana disana" Lilyana malu dengan kelakuan suami nya yang tidak tahu tempat.
"apa kau melihatnya?" ucap Aldric menatap Kirana yang sedang menghidangkan makanan di atas meja.
"tidak tuan" ucap Kirana pura-pura tidak tahu. sebenarnya ia sedikit iri melihat keromantisan majikan nya ini. ia berdoa semoga saja mendapatkan pasangan seperti tuan Aldric.
"dasar pasangan tidak tahu malu" ucap Oma yang baru tiba di meja makan.
"Kirana kau yang memasak nya?" ucap Oma melihat semua hidangan di atas meja.
"iya nyonya besar, tapi tidak asin kok saya tadi tadi sudah mencicipinya, bahkan sampai 3 kali" ucap Kirana memperlihatkan ketiga jarinya.
"sekalian kau makan habis saja, mencicipi kok sampai berkali-kali" ucap Oma sambil menarik kursi untuk duduk.
"ayo ibu, kita sarapan dulu, kirana kau bisa ikut kami makan ayo duduklah" ucap Lilyana.
"tidak nyonya, saya di belakang saja" Kirana langsung berlari ke dapur tidak ingin mengganggu keluarga itu sarapan.
"hmm.. masakan pelayan baru mu itu enak sekali" ucap Aldric sambil menyediakan makanan lagi ke Piring nya .
Lilyana hanya tersenyum, biasa suami nya itu tidak mau sarapan dengan makanan berat tapi sekarang ia bahkan menambah makanan nya.
selamat ya bastian naomi sudah jadi mantan perjaka dan perawan 😁