Liu Yuwen adalah seorang kultivator jenius yang pernah lahir di dunia, ia mencapai puncak beladiri sampai dijuluki sebagai kultivator tiada tanding karena hampir tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Di puncak kekuatannya, Liu Yuwen tidak menyangka ia justru akan tewas oleh sebuah racun yang diberikan adiknya.
Racun itu membuat Liu Yuwen terbunuh, dalam kematianmya rasa marah dan dendam menguasai hatinya karena pengkhianat sang adik, Liu Yuwen berjanji akan membalas kejahatan adiknya jika diberi kesempatan.
Nyatanya kesempatan itu terwujud saat Liu Yuwen terbangun di tubuh seorang anak kecil berusia sepuluh tahun.
Liu Yuwen yang mengerti dirinya hidup kembali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk berencana membalaskan dendamnya pada sang adik, meski kekuatan kembali kesemula namun selama dirinya terus berlatih, Liu Yuwen yakin bisa mencapai puncak kekuatannya seperti di kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 7 — Dua Tahun
Liu Yuwen lalu mengambil permata siluman dari tubuh babi hutan tersebut, ukurannya jauh lebih besar yang biasanya ia dapat selama ini.
Dengan terbunuhnya babi hutan itu, Liu Yuwen tidak perlu khawatir lagi terhadap siluman disekitaran sini karena setahunya, babi hutan itu adalah yang paling kuat.
Liu Yuwen bisa mencari tanaman berharga dengan lebih leluasa dan tidak perlu harus sembunyi-sembunyi seperti yang biasa ia lakukan selama tiga bulan terakhir ini.
Liu Yuwen tersenyum senang dengan kekuatan barunya, ia jadi tidak sabar untuk meningkatkan kekuatannya lagi.
"Setelah mencari tanaman berharga disekitaran sini aku akan menerobos sampai ke Alam Spirit Tahap 4, esensi energiku lebih dari cukup untuk menerobos dua tingkatan lagi."
Meski kekuatannya sudah meningkat Liu Yuwen masih jauh dari kata aman jika terus tinggal di hutan yang ia tempati sekarang.
Hutan itu dipenuhi oleh banyak siluman yang berbahaya dan semakin ia memasuki hutan itu lebih dalam maka siluman yang dihadapinya semakin kuat.
Yang paling berbahaya dari semua siluman yang pernah Liu Yuwen temui adalah serigala biru yang ia lihat beberapa bulan lalu, yang usianya sudah mencapai ratusan tahun.
Liu Yuwen sendiri pasti akan mati dalam satu serangannya jika ia menghadapi serigala tersebut langsung tetapi itu bukan berarti Liu Yuwen merasa menyerah untuk menghadapinya.
Selama Liu Yuwen terus berlatih meningkatkan kekuatannya, ia yakin bisa mengalahkan siluman serigala itu hanya saja dirinya membutuhkan waktu untuk melakukannya.
Saat kembali ke padang rumput, Liu Yuwen langsung berkultivasi agar bisa menaikan kekuatannya ke Alam Spirit Tahap 4.
Seorang kultivator bisa merasakan dirinya bisa menerobos atau tidaknya dilihat dari esensi energi yang ia miliki di dalam dantian mereka.
Ketika kultivator berlatih, bermeditasi, dan bertarung, maka tubuh mereka akan memproduksi yang namanya esensi energi.
Esensi energi akan terkumpul di dantian seorang kultivator sebelum nanti digunakan untuk penerobosan ketika sudah penuh. Liu Yuwen telah menampung esensi energi selama tiga bulan terakhir dan itu cukup banyak, ia bisa menerobos selama tiga kali berturut-turut
Seperti sebelumnya Liu Yuwen langsung meningkat kekuatannya sesuai yang diajarkan Kultivasi Raja Bayangan. Pada hari itu Liu Yuwen menghabiskan waktunya untuk berkultivasi penuh.
***
"Jadi kau yang membuatku takut selama dua tahun terakhir ini..."
Liu Yuwen menatap jasad siluman serigala biru yang kini sudah tidak bernafas lagi, Liu Yuwen membelah sedikit bagian kepalanya untuk mengambil permata siluman tersebut.
Dengan terus berlatih Liu Yuwen telah mencapai kekuatan yang baru.
Tingkat kekuatan Liu Yuwen meningkat begitu pesat berkat mengonsumsi pil sumberdaya yang ia buat setiap harinya selama dua tahun ini.
Ketika kekuatannya sudah dirasa cukup, Liu Yuwen mencoba melawan serigala berbulu biru itu, Liu Yuwen akhirnya bisa mengalahkannya dengan bersenjatakan sebuah pisau.
Hutan yang di diami Liu Yuwen merupakan harta karun yang ditumbuhi tanaman-tanaman berharga tingkat tinggi bagi seorang kultivator.
Dikawasan serigala berbulu biru itu misalnya, ia mempunyai tanaman berharga yang tumbuh jauh lebih banyak dibandingkan di kawasan yang lain.
Liu Yuwen sering kesini ketika tengah malam saat siluman serigala itu tertidur, Liu Yuwen mengambil tanaman-tanaman berharga yang tumbuh disini secara sembunyi-sembunyi sebelum kemudian pergi ketika matahari hendak muncul.
Selain melimpah, kualitas tanaman sumberdaya di kawasan serigala itu memiliki kualitas yang cukup tinggi.
Liu Yuwen sering membuat pil daripada mengonsumsinya secara langsung, berkat hal tersebut dirinya bisa mencapai kekuatan yang sekarang lebih cepat dari yang ia duga.
Tubuh Liu Yuwen kini telah banyak berubah baik fisik maupun kekuatannya, meski ia sekarang berusia 12 tahun namun Liu Yuwen memiliki tinggi badan 170 sentimeter dengan perawakan yang cukup gagah.
Jika seseorang melihatnya mungkin mereka akan menganggap Liu Yuwen seperti sudah berusia 17 tahun.
Kapasitas qi Liu Yuwen juga telah meningkat pesat hingga mencapai lebih dari dua ratus benang qi karena terus menyerap permata siluman. Dalam dunia kultivator, jumlah benang qi dirinya sudah tergolong cukup banyak.
"Sepertinya tidak ada yang harus aku lakukan lagi di hutan ini..." Terbunuhnya serigala biru itu membuat Liu Yuwen menyadari bahwa ia tidak punya alasan lagi untuk tinggal di hutan ini.
Dua tahun terakhir Liu Yuwen sudah menulusuri seluruh kawasan hutan ini hingga ia hafal seluk beluk setiap tempatnya.
Setiap kawasan hutan ini umumnya di kuasai satu siluman dan kawasan milik siluman serigala ini merupakan daerah terakhir yang belum Liu Yuwen taklukan.
Bisa dibilang tidak ada lagi yang membahayakan Liu Yuwen di hutan tersebut sekarang karena semua siluman yang kuat di sana sudah ia bunuh.
Liu Yuwen merasa harus meninggalkan hutan yang selama dua tahun ini ia tempati, sumberdaya di sana juga tinggal sedikit lagi karena Liu Yuwen menghabiskan semuanya untuk perkembangan kultivasinya.
Malam itu Liu Yuwen kembali ke gubuknya dan ia berencana meninggalkan hutan itu besok, Liu Yuwen tidak berlatih seperti biasanya karena ingin membiarkan dirinya berisitirahat dengan nyenyak.
Liu Yuwen lagi-lagi memimpikan tentang Wuming Sha dan klannya yang dibantai malam itu.
Meski sudah terbiasa dengan tubuh barunya, Liu Yuwen tetap terikat dengan ingatan tubuh yang ia diami sekarang.
Liu Yuwen sampai terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk tersebut, ia sudah terbiasa dengan situasi ini sehingga ketika terjadi ia hanya perlu menenangkan dirinya sebentar sebelum melanjutkan tidurnya.
Namun sayangnya baru Liu Yuwen memejamkan matanya, ia mendengar ada suara teriakan minta tolong.
Suara itu terdengar masih samar namun karena pendengaran Liu Yuwen yang tajam membuat ia bisa mendengarnya dari jarak yang jauh.
Liu Yuwen bergegas keluar dari gubuknya untuk mencari sumber suara tersebut. Tidak lama kemudian ia menemukan ada seorang gadis yang tengah di kejar oleh beberapa pria dibelakangnya.
Gadis itu terlihat masih muda, masih belasan tahun, ia sepertinya seorang kultivator dari cara ia berlari menggunakan ilmu meringankan tubuh. Gadis itulah yang berteriak meminta tolong.
Disisi yang sama orang yang mengejarnya merupakan seorang pria berwajah kasar, mereka tampak tertawa ketika melihat kepanikan gadis yang dikejarnya.
"Percuma saja kau berteriak, di hutan ini hampir tidak ada orang yang tinggal..." Ucap salah satu pria yang mengejar gadis itu diikuti tawa yang mengejek.
"Kau seharusnya menyerah saja, Nona, kami tidak akan membunuhmu asalkan kau mau ikut bermain dengan kami." Pria lainnya menimpali sambil menjilat bibirnya.
Dari segi kecepatan, jelas gadis itu lebih unggul dari pria-pria yang mengejarnya namun kondisi gadis itu tidak dalam keadaan yang prima.
Ilmu meringankan tubuhnya mengonsumsi terlalu banyak qi, selain itu juga ia berlari dalam keadaan terluka, hanya soal waktu gadis itu kehabisan qi'nya dan tertangkap oleh pria-pria yang mengejarnya.
Gadis itu berurai air mata, membayangkan nasibnya jika tertangkap oleh mereka, ia terus berteriak meminta pertolongan, berharap ada seseorang yang membantunya dalam situasi ini.
Meski tidak mengetahui situasinya lebih jelas Liu Yuwen mengerti ia tidak bisa tinggal diam saja. Liu Yuwen yang mengamati mereka di atas pohon akhirnya memilih turun dan menghadang pria-pria yang mengejar gadis itu.