Di tumbal kan oleh sang paman untuk menjadi penebus hutang membuat Anya ketakutan secara orang yang menginginkan nya adalah bos besar yang terkenal kejam.
Anya sudah merencanakan pernikahan yang nya dengan sang kekasih tapi justru paman nya meminta Anya membalas budi karena selama ini dia yang membesarkan Anya setelah kematian kedua orang tua nya.
Bagaimana dengan kekasih Anya saat tau Anya akan di ambil oleh orang lain?
Akan di jadikan apa Anya oleh bos besar Edrick?
Apakah Anya menerima atau justru memilih kabur?
Yuk mampir di cerita terbaru ku Gadis penebus hutang hanya di Nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan
Edward membuka kelopak mata nya perlahan melihat sekeliling ruangan tidak ada lagi sang istri tapi pakaian sudah terletak rapi di atas sofa di kamar mereka.
Anya benar-benar mengurus semua keperluan Edward tapi perempuan itu tetap terlihat ketus pada suaminya ini.
"Kemana dia pagi-pagi sekali sudah pergi" gumam Edward sambil bangkit dari tempat tidur nya beranjak ke arah kamar mandi.
****
"Biasanya tuan Edward tidak makan makanan yang berat di pagi hari An,dia hanya minum kopi atau teh saja"ucap Bik Sum saat melihat Anya yang pagi-pagi sekali sudah ke dapur menyiapkan sarapan untuk Edward.
"Iya,,Tuan Edward tidak suka makanan kampung seperti ini terlalu berlemak,apa kau tidak punya ide lain selain nasi putih seperti ini" sahut Elena ketus.
"Kopi bisa memicu asam lambung bik,dia harus di biasa kan hidup teratur dengan aktivitas yang padat di luar rumah,kita tidak bisa jamin kan sesampainya di kantor Edward langsung makan jadi sebisa mungkin aku menyiapkan sarapan di rumah bik" jawab Anya sambil terus menyiapkan sarapan nasi goreng untuk sang suami.
"Semalam kalian ke mana?" tanya bik Sum
"Hanya pesta kecil bik itu pun tidak lama, membosankan"jawab Anya sambil tersenyum kecil.
"Oh ya bibi kira kalian ngedate seperti film-film romantis itu" goda bik Sum sambil terkekeh kecil membuat Anya malu sedangkan Elena berdecak kesal.
"Kau kampungan jadi pesta orang kaya terasa membosankan" sindir Elena
"Seperti nya begitu,aku tak suka pesta" sahut Anya santai
"Pernikahan mereka hanya kebetulan saja bik, sebentar lagi Tuan Edward juga akan sadar siapa perempuan yang dia nikahi ini"ujar Elena lagi
"Elena! Jaga bicaramu,Anya nyonya di rumah ini tidak sepantasnya kamu bicara begitu lancang pada nya" tegur bik Sum
"Jika dia nyonya kenapa bibik tidak memanggil nya dengan sebutan nyonya justru Anya bukan nya itu sama juga tidak menghargai"
"Elena!" pekik Bik Sum kesal
"Ada apa?" tanya Edward saat mendengar keributan.
"Tidak apa-apa tuan,hanya-"
"Tadi saya menegur nyonya tuan mengatakan kalau tuan tidak pernah sarapan berat tapi bik Sum dan nyonya mengatakan tidak apa-apa" jawab Elena sambil dengan nada manja.
"Bukan nya saya sok menggurui nyonya tuan tapi memang benar bukan yang saya katakan kalau tuan tidak pernah sarapan berat saya yang sudah lama di sini jadi tau kebiasaan tuan hanya minum kopi" lanjut Elena membuat Anya sedikit kesal.
Edward melirik ke arah sang istri yang terlihat kesal.
"Mulai saat ini aku akan sarapan apapun yang di buat kan oleh istri ku" ujar Edward membuat Elena terkejut.
"Tapi Tuan-"
"Anya tau mana yang terbaik untuk ku,bukan begitu sayang?" tanya Edward dan di jawab senyuman manis oleh Anya membuat Elena bertambah kesal sedangkan bik Sum tersenyum kecil.
"Sayang aku pulang sedikit larut jika kau bosan bisa meminta bik Sum menemani mu terlebih dahulu,oh ya ponsel baru mu aku letakkan di atas ranjang kau bisa cek nanti, jika ada yang kurang kau bisa hubungi aku"ujar Edward
"Ponsel baru?" tanya Anya terkejut
"Ya,agar aku bisa menghubungi mu tiap waktu" lanjut Edward sambil merapikan pakaian nya.
Selesai sarapan Edward meminta Anya mengantar kan nya sampai ke depan pintu dan di turuti oleh Anya.
"Hati-hati" ujar Anya pelan dan diangguki Edward sambil tersenyum manis meskipun perempuan nya ini tidak bisa menerima diri nya tapi Anya sudah mulai mau berbicara dengan nya meskipun masih terlihat canggung.
Edward melambaikan tangan nya saat hendak berangkat dan di balas oleh Anya, pemandangan ini membuat hati Elena emosi,dia yang mempelajari apa saja kebiasaan Edward tapi justru perempuan asing yang menjadi istri majikan ini.
"Awas saja aku akan buat perhitungan untuk mu, sekarang kau boleh merasa menang" gumam Elena sambil tersenyum licik.