Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Aku akan membuktikan kepadamu kalau aku bukanlah pria ho-mo. Kamu sudah membuat aku kesal." Potong Diego sambil menatap tajam kepada Vanessa.
Gluuk!
Perkataan Diego seketika membuat Vanessa menelan saliva dengan bersusah payah. Bahkan dia nampak merinding ketika melihat bagaimana cara Diego menatapnya. Seakan pria itu ingin sekali menerkamnya sampai habis tak tersisa.
Walaupun Vanessa tidak paham dengan maksud Diego, bagaimana cara Diego membuktikan ucapannya itu?
Wajah Vanessa nampak merah merona, dia menjadi salah tingkah ketika melihat bagaimana cara Diego menatap dirinya. Sungguh membuatnya gugup. Tapi Vanessa harus berpura-pura bersikap biasa saja, wanita itu pura-pura tertawa. "Ya ampun, Sam. Kamu gak perlu malu untuk mengakuinya. Aku adalah seorang wanita yang sangat bisa menjaga rahasia. Aku bukan wanita ember. Jadi kamu tidak perlu capek-capek membuktikan..."
Vanessa tidak meneruskan perkataannya, dia sangat terkejut dengan perlakuan Diego yang tiba-tiba saja menarik tangannya. Dan menghempaskan tubuh Vanessa ke atas ranjang.
Buuukkk!
Sehingga kini tubuh Vanessa terlentang di atas ranjang.
"Sam..."
"Apa ada pria yang memiliki tubuh berotot seperti ini masih tetap dibilang ho-mo?" Tanya Diego sambil membuka kemejanya. Mungkin Diego ingin memperlihatkan betapa gagahnya tubuh yang dia miliki. Bagaimana bisa pria segagah itu dikira ho-mo oleh Vanessa?
Hampir saja Vanessa dibuat terpukau ketika melihat otot-otot yang terbentuk di tubuh Diego. Di tambah dengan tatto yang melekat di bahunya, membuat pria itu semakin terlihat gagah.
Vanessa segera menggelengkan kepalanya. Dia tidak boleh terpesona dengan pria ho-mo seperti Diego. Seandainya Diego bukan pria ho-mo pun, dia tetap tidak ingin menyerahkan kesuciannya kepada pria itu. Diantara mereka tidak ada rasa cinta. Dan Vanessa masih belum bisa melupakan teman masa kecilnya yang selalu dia anggap pahlawan itu.
"Ya, aku tahu tubuh kamu memang berotot. Tapi dengan tubuh berotot bukan berarti membuktikan pria itu normal kan? Contohnya pria-pria di eropa. Diantara mereka banyak yang pisang makan pisang." Ucap Vanessa sambil berusaha untuk bangkit.
Tapi Vanessa dibuat terkejut dengan ulah Diego yang tiba-tiba saja menindih tubuhnya. "Sepertinya kamu sengaja ingin memancingku, hm? Jangan salahkan aku jika akhirnya aku membuat kamu bertekuk lutut dibawah keperkasaan aku. Walaupun pun kamu memohon meminta untuk dilepaskan, aku tidak akan pernah melepaskan kamu."
Vanessa menjadi ngeri mendengarnya. Bagaimana kalau ternyata Diego memang adalah pria yang normal? Itu artinya dia telah mencari perkara kepada pria itu.
Vanessa menelan saliva ketika merasakan ada sesuatu yang keras di bawah perutnya Diego. Seakan hampir saja akan menusuk miliknya. Beruntung sekali saat ini Diego masih memakai celana, dan Vanessa masih berpakaian lengkap. Sehingga tidak akan masuk begitu saja.
"Astaga! Ternyata senjatanya bisa berdiri. Apakah itu artinya dia benar-benar pria normal?" Kata hati Vanessa. Dia tidak sanggup membayangkan milik pria itu sebesar apa. Jangan sampai berhasil Diego merenggut keperawanannya.
Vanessa pura-pura tertawa, walaupun sedikit dia sangat gugup sekali. "Ya ampun, Sam. Aku... aku hanya bercanda. Iya, aku percaya kok kamu pria normal. Jadi...mmhhh!"
Diego tidak ingin mendengarkan penjelasan Vanessa. Pria segera membungkam bibir Vanessa dengan bibirnya, memagut bibir Vanessa dengan sedikit kasar.
Diego sangat meyakini bahwa dirinya sama sekali tidak tergoda pada tubuh Vanessa. Apalagi kalau sampai jatuh cinta kepadanya. Dia hanya ingin memberikan pelajaran kepada wanita itu karena sudah berani menuduhnya sebagai pria ho-mo. Sangat membuatnya kesal.