Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua Lima
Marley tidak memikirkan apapun, jika Bintang mau maka ia akan melakukan nya. Marley juga telah tergoda dengan bentuk tubuh dari Bintang, yang sangat sempurna di mata nya.
Marley memasang posisi yang tepat, ia memasukkan junior nya hingga membuat Bintang melenguh. Air mata nya mengalir, rasanya sangat sakit hingga menuju jiwa raga nya.
Dan malam itu pergulatan panas terjadi, pertama kali untuk Bintang dan berulang kali untuk Marley. Benar-benar hal yang nikmat untuk Marley, ia terus memberikan kenikmatan nya untuk Bintang.
Bintang menikmati setiap sentuhan Marley, sekalipun pria itu tidak menyentuh nya dengan cinta.. Tapi, setidaknya Marley adalah suami nya. Ia menikmati setiap sentuhan kecil dari Marley, dan menganggapnya jika ini mungkin adalah hal terakhir dirinya melakukan hal seperti ini dengan Marley.
Pukul 04:00 pagi, Marley dan Bintang baru selesai dengan percintaan panas yang sangat melelahkan. Bahkan Bintang tidak bisa menggerakkan tubuh nya lagi, ia hanya tertidur pasrah diatas kasur.
Marley benar-benar puas, ia belum merasakan kenikmatan seperti ini. Marley memakai celana pendek nya kembali, lalu tertidur di samping Bintang.
“Tidurlah, jangan pikirkan apapun.” Ucap nya, Marley mengecup kening Bintang lalu memeluk nya erat.
Bintang merasakan deru napas Marley dileher nya, ia menjadi tenang sekalipun hatinya menjerit kesedihan. Bintang tahu awal dari semua hubungan ini, Marley hanyalah penyelamat nya. Pernikahan adalah permintaan nya untuk cara Marley mengambil perawan nya, semua ini telah diatur dengan baik.
Dengan gerakan perlahan Bintang berbalik arah, ia menatap kearah Marley yang sudah tertidur pulas. Wajah tampan itu benar-benar damai, menyimpan banyak misteri didalam nya. “Sangat sakit, mencintai mu dengan cara seperti ini..” Gumam Bintang didalam hati, air matanya mengalir begitu saja tanpa diminta.
Marley yang tertidur pulas, dan Bintang yang bersedih dengan hal yang telah terjadi.
~
Cahaya terik matahari membangunkan Marley dari tidur nya, ia ingin tidur lebih lama lagi. Tangannya mencari keberadaan Bintang untuk dipeluk oleh nya, tapi.. Tidak menemukan apapun.
Perlahan mata Marley terbuka sedikit, ia baru menyadari jika Bintang tidak ada di samping nya. “Bibin..” Panggil nya dengan suara khas bangun tidur. Ia bersandar di kepala ranjang, menunggu kedatangan Bintang yang ntah pergi kemana.
Tapi, menunggu lama kedatangan Bintang tak kunjung juga. Tiba-tiba Marley teringat dengan perkataan Bintang sebelum pergulatan panas itu terjadi, “mari kita lakukan agar semua ini cepat selesai.”
Seketika mata Marley terbuka sempurna, ia takut jika Bintang kabur atau pergi karena merasa semua sudah selesai. Marley tidak mau itu terjadi, banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Marley bangkit, ia ingin mencari keberadaan Bintang. Kala ingin keluar dari kamar, kedatangan seseorang yang begitu ia cari membuat Marley langsung memeluk nya erat.
“Apa kau ingin kabur? Apa mau meninggalkan ku?”
Bintang tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Marley, ia menatap pria itu aneh. Marley terus memeluk nya hingga Bintang merasakan sesak, ia berusaha melepaskan pelukan dari Marley.
“Sesak, tuan.. Lepasin!”
Marley melepas pelukan nya, ia menatap Bintang intens. “Kenapa? Apa pelukan ku tidak hangat lagi?”
“Bukan, aku sesak. Tubuh tuan itu besar, aku kecil.” Jelas Bintang, ia melanjutkan langkah nya menuju bathroom.
Marley tidak suka itu, karena Bintang tidak menikmati pelukan nya. Malah mengatakan sesak, mana ada yang seperti itu.
“Apa itu alasan nya saja untuk pergi?”
Marley menyusul Bintang, ia ikut masuk juga.
“aku mau mandi bersama, jangan membantah.”
Bintang yang sudah berendam di bathup tidak bisa melakukan apapun kecuali pasrah saja, ia pun membiarkan Marley ikut berendam.
“jadi, kapan perceraian kita?” Tanya Bintang, hal itu membuat Marley langsung menatap nya tajam.
Marley tahu kenikmatan tubuh istrinya itu, bahkan wanita malam yang pernah ia rasakan tidak senikmat itu. Marley tidak mau kehilangan rasa itu, tapi.. Tidak memiliki alasan untuk mempertahankan Bintang terus.
Karena Marley hanya diam, Bintang menebak jika Marley memikirkan tentang cara berpisah tanpa terkena amukan sang ibu. Memang hal apa yang harus diharapkan Bintang dalam pernikahan ini, semuanya tidak bisa untuk menjadi alasan bertahan.
Tanpa sengaja kaki Bintang menendang adik dari Marley, seketika benda itu menegang lagi. “Kenapa kau menyentuh nya?”
“maaf tidak sengaja, maafkan aku..”
“Bagaimana kalau mencoba melakukan nya disini, rasanya lebih nikmat.” Ajak Marley, tentunya Bintang tidak mau. Tubuh nya sangat letih, kemarin malam benar-benar menguras tenaga nya.
Marley tidak memperdulikan pendapat Bintang, ia mulai melakukan penyatuan dan akhirnya yang terdengar hanyalah suara kenikmatan saja. Marley bersumpah, ia tidak akan bisa berhenti kala berurusan dengan tubuh Bintang.
Mandi yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 15 menit, gara-gara aktivitas tambahan yang benar-benar menguras tenaga menjadi memperpanjang waktu. Pukul 10:00 pagi baru selesai, dan Marley kini sedang terburu-buru untuk ke Kantor.
Bintang membantu Marley memasang dasi, kelas private nya juga jadi mundur jadwal gara-gara ulah sang suami.
“Tidak lelahkan?” Tanya Marley sambil memakai sepatu nya, Bintang menggelengkan kepalanya.
“Kelihatan nya kau lelah, begini saja. Kelas mu libur hari ini, istirahat dulu.”
“Jangan, baru kemarin aku belajar nya.”
“Tidak papa, istirahat dulu seharian ini.” Kata Marley, akhirnya Bintang mengangguk pasrah.
Marley sudah selesai bersiap-siap, ia mencium kening Bintang lalu pipi nya dengan gemas. Lalu pergi dengan senyum manis nya, Bintang tersipu dengan perlakuan Marley hari ini. Sangat manis menjelang perpisahan, mungkin manusia memang seperti itu.
Sebelum tidur, Bintang memakan sarapan nya yang terlambat. Mengisi tenaga nya yang telah terkuras habis, hingga roti dan makanan yang ada habis tak tersisa.
Kala sudah kenyang, Bintang berbaring diatas kasur. Matanya benar-benar mengantuk dan tubuh nya sangat letih, matanya ingin terpejam sekarang juga.
Tapi, “Loh kok tidur? Masih pagi loh..” Ucap Keyra, ia masuk begitu saja dan naik keatas kasur menghampiri Bintang.
Bintang perlahan bangkit, ia duduk diatas kasur dengan mata yang sulit terbuka.
“Marley mengatakan cuti kala aku sudah sampai disini, mau pulang juga malas kejebak macet.” Jelas Keyra, ia mengeluarkan novel favorit nya.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Keyra, karena melihat Bintang yang seperti tidak berdaya.
“Aku lelah banget, Keyra..”lirih Bintang, ia terjatuh begitu saja dan tertidur pulas.
Keyra terkejut melihat nya, ia bahkan sampai ternganga sebentar. Matanya tak sengaja melihat bekas kebiruan di bagian leher Bintang, ia menjadi tahu apa penyebab Bintang kelelahan seperti ini.
“Ternyata ulah cassanova itu!”