Umur ku baru 22 tahun bekerja di sebuah Cafe yang tidak jauh dari Kampus dan perkantoran... Jadi cafe tersebut sangat ramai dari pengunjung maha siswa dan karyawan kantor entah karena urusan pekerjaan atau sekedar meeting petinggi perusahaan.
Mama nya yang sudah tua kini tidak sanggup lagi mengurus anaknya karena kondisi tubuh mama nya yang sering bulak balik rumah sakit akhirnya Devan menerima perjodohan itu menjadi ibu sambung anaknya tapi Vano membuat jarak...
kita Lanjut di cerita saja ya ------>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25...
Pagi Pagi Devan sudah rapi bersiap kerumah Cindy... untuk menjemput putrinya yang semalam tinggal di rumah Cindy entah kenapa pria itu merasa hatinya resah...
"Kamu mau kemana.?" ucap Mami Lena.
"Aku akan jemput Tasya mi." ucap Devan.
"Kamu emang tidak ke kantor.?" ucap Mami Lena.
"Habis jemput Tasya aku akan ke kantor." ucap Devan.
Mami Lena hanya geleng geleng kepala saja sama tingkah sang anak yang seperti anak kecil.... Satu jam perjalanan kini Devan sudah sampai di depan rumah Cindy saat Devan ingin mengetuk pintu, pintu itu malah terbuka tampak Cindy yang berdiri.
"Mas... Maksud saya pagi mas." Ucap Cindy yang ingin salim punggung tangan suaminya tapi di tolak Devan.
"Mana Tasya, putri ku mana kemana putri ku.?" ucap Devan.
"Tasya masih tidur mas." ucap Cindy.
"Aku akan membawa nya pulang bangun kan Tasya." ucap Devan.
Devan datang bu Ratih baru saja pergi keklinik untuk mengobati luka Bella karena kebetulan hari ini Ratna sudah mulai bekerja menggantikan bu Ratih.
"Mas masuk lah dulu." ucap Cindy.
"Saya peringatkan kamu jangan melewati batasan kamu." ucap Devan pada Cindy.
"Maksud kamu mas.?" ucap Cindy.
"Kamu Jangan mengira Tasya putri kamu." ucap Devan agak tinggi nadanya.
"Iya Tasya putri ku juga mas, meski dia tidak lahir dari rahim ku mas." ucap Cindy menangis.
Devan hanya diam sampai akhirnya Tasya bangun lalu memanggil Cindy, mendengar suara Tasya Cindy berbalik badan lalu menghampiri putri nya yang berdiri sambil berjalan ke arah nya.
"Papa..." ucap Tasya.
"Ayok Tasya kita pulang." ucap Devan.
"Mama juga ikut pulang kan papa.?" ucap Tasya... Devan lalu menatap Cindy sementara Cindy malah mensejajarkan tinggi nya dengan Tasya.
"Tasya duluan saja sama papa, mama disini menunggu nenek pulang dulu." ucap Cindy.
"Tidak Tasya mau sama mama..." ucap Tasya..
"Tasya..." ucap Devan.
"Mas... Jaga sikap mu di depan Tasya." ucap Cindy.
"Mama janji mama akan pulang." ucap Cindy ke Tasya.
"Kalau gitu kita sama sama saja ma." ucap Tasya.
"Tasya papa kan sudah datang dan papa harus pergi kerja." ucap Cindy membujuk putrinya akhirnya Tasya menurut kini Tasya pergi bersama Devan,
"Mama janji ya akan pulang, dan mama jangan sedih." ucap Tasya mengusap wajah cantik mama nya Cindy hanya tersenyum lalu mencium wajah cantik putrinya.
Devan dan Tasya pun akhirnya pulang bersama mobil Devan pun melaju meninggalkan halaman rumahnya tidak ada pamit pada si pemilik rumah sikap Devan sangatlah tidak baik terlihat jelas Devan sangat membenci Cindy istrinya.
Sesuai janji Cindy pun pulang dan berpamitan pada bu Ratih setelah menjelaskan Tasya pulang lebih awal bersama Devan kadang bu Ratih tidak paham kenapa Devan mengajak Tasya pulang dan tidak menunggu dirinya agar mengajak Cindy juga.
"Bu aku pamit dulu." ucap Cindy.
"Hati hati ya sayang, jangan lupa kamu kabarin Ibu ya kalau sudah sampai." ucap Bu Ratih.
"Iya bu, jadi anak yang baik ya sama nenek tante pulang dulu ya jaga nenek ya." ucap Cindy pada Bella.
Cindy akhirnya sampai di rumah utama mami Lena dia di sambut oleh Tasya yang selalu menunggu dirinya di teras rumah bersama Nita salah satu pelayan di rumah tersebut.
sebenci apapun itu udah jadi istrimu yg kau renggut keperawannya ...
jangan lama lama ya thor devan julid nya /Ok/