Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Nara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin Nara menjadi menantunya. Hingga fakta terungkap bahwa kematian kedua orang tua Nara disebabkan oleh ayah dari Angga.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas kematian orang tuanya serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Novel ini juga banyak cerita lucu, persahabatan juga kesedihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjebak
Masih berada di pesta itu dimana untuk memadamkan api cemburunya, Angga sampai menenggak minuman beralkohol, Raline hanya memutar bola matanya jengah melihat perilaku Angga, namun ia lebih baik diam saja.
Angga berani melakukan itu karena papinya sudah tidak berada dihotel karena papanya itu sedikit kurang enak badan, sehingga papi Erlangga buru- buru pulang kerumah. Begitu pula dengan calon ayah mertua Angga yang juga berpamitan pulang duluan.
"Nak ayah pulang dulu ya, nanti kamu pulang bareng Felix saja" tutur ayah elang
"jangan khawatir ayah, nanti Nara pulang bersama saya." ucap Felix ramah.
"Terima kasih ya nak." Ayah Elang pun menepuk pundak calon mantunya.
"Ayah hati- hari ya, nanti bilang sama supir jangan ngebut- ngebut." Nara sempat memeluk tubuh sang ayah sebelum ia pulang.
Setelah kepergian ayahnya, Felix mengandeng tangan Nara dan melangkah menuju tempat Angga, Bisma dan Fiki sedang menemani temannya itu minum- minum.
"Angga saya ucapkan selamat ya atas pertunanganmu...." Felix menyodorkan tangannya ke arah Angga, ia sempat melihat Nara disamping Felix dengan begitu manja dan mesranya menggenggam tangan kekasihnya.
"Sama-sama" ujar Angga singkat tanpa memandang ke arah Felix sama sekali.
Felix pun tidak tersinggung dengan cueknya Angga, karena ia paham Angga termasuk orang yang keras, cuek dan dingin dimata para pebisnis. Lagi pula ia paham Angga kini sedang mabuk dan dipengaruhi alkohol.
"Ayo sayang kita pulang" ucap Nara manja dan sempat melirik ke arah Angga yang masih menatapnya.
"Baiklah Kinan kita pulang sekarang" yang akhirnya mengandeng tangan Nara.
Anggap hanya mengamati Nara, begitu pula sebaliknya Nara sempat menatap Angga dengan tatapan menggoda disertai bibir bawahnya sengaja ia gigit yang membuat Angga mendesis melihatnya dan tak tahu lagi untuk meredakan kegilaannya melihat wanita sexy itu yang telah berlalu meninggalkan Angga yang asik minum ditemani Fiki, karena tadi Bisma pamit duluan untuk mengantar Vika pulang.
"Sayang ayo kita pulang...?" Ucap Raline yang menyenderkan kepalanya pada bahu Angga.
Angga hanya melirik ke arah Raline sebentar dan mengembuskan nafasnya. Fiki yang tau bos nya dalam model males gak mau diganggu itu berusaha membujuk Raline untuk pulang dahulu, namun Raline tetep kekeh tidak mau pulang duluan karena ia akan menemani Angga.
"Raline....pulanglah aku masih ada gak yang harus aku bicarakan dengan Fiki." ucap Angga ketus.
"Ooh ya...hal penting apa itu?? Kerjaan?? Tidak mungkin membicarakan pekerjaan dengan keadaan kamu yang sedang mabuk seperti sekarang ini"
"Bukan urusanmu, cepat pergilah balik ke apartemenmu" ujar angga.
"Akan jadi urusanku karena kamu tunanganku' Karin mulai sewot melihat keras kepala di diri Angga.
"Hey...dengar aku baik- baik Karin, kita baru bertunangan dan belum menikah itu berarti kamu belum bisa mengatur hidupku, paham...." Angga semakin melengkingkan suaranya hingga sebagian melihat ke arah mereka yang sedang berselisih.
" jaga mulutmu Angga, lihat semua orang melihat kita bodoh...." ucap raline berusaha menahan emosi dan memelankan suaranya.
"Apa kamu bilang....kamu bilang apa tadi....?? Bodoh?? Kurang ajar...hey asal kamu tahu Nara saja tidak pernah berbicara kotor, ia selalu manis dalam berucap"
Emosi Karin makin membuncah mendengar tunangannya membicarakan Nara yang telah ia singkirkan tanpa Angga tahu perbuatan jahatnya.
" Nara... Nara .... Nara... , bisa diam tidak, aku bosan kamu selalu menyebut nama dia" ucap Raline emosi dan membuatnya berteriak kembali, untungnya saja ruangan itu telah sepi, tamu- tamu juga telah pulang, dan hanya ada Angga, Fiki dan Karin
" sepertinya kamu lagi mabuk Karin, pulanglah dan beristirahatlah" ucap Angga kembali namun Raline menepis tangan Angga ketika Angga menggenggam tangannya.
" Fiki antar Raline pulang" Fiki pun hanya mengiyakan karena memang saat ini Karin mabuk, tadi dia menemani Angga minum dengan jumlah yang banyak, hingga ia kini sangat mabuk dan mulai emosi ketika Angga membicarakan dan menyinggung tentang Nara.
Karin akhirnya menurut dan membiarkan Fiki memapah tubuhnya, ia pun melakukan mobil Karin menuju apartemen milik wanita itu.
***
***
Hotel bintang lima tempat pertunangan Angga dan Raline, kini Angga jalan sempoyongan hendak pulang ke apartemennya. Ia berjalan menuju pintu - pintu kamar hotel, tak sengaja mata nya bertemu dengan Nara yang saat itu sedang berbicara dengan Felix yang ia tahu rekan bisnis juga pesaingnya.
"Sayang, kakak keluar bentar ya, temen kakak sedang menunggu di kafe dekat hotel, karena ada hal penting tentang pekerjaan, nanti kakak tunggu 1 jam lagi......ini kunci kamar hotel pakailah sebentar dan istirahatlah sebentar."
"Baiklah kak tapi jangan lama- lama ya." Nara pun mengecup pipi Felix dan Felix pun membalas ciuman itu dengan mencium sekilas bibir Nara.
Nara yang sudah terbiasa Felix mengecup bibirnya hanya terdiam tanpa membalas ciuman bibir Felix, tak mereka sadari kegiatan mesra mereka diamati oleh Angga dari balik tembok yang mereka tak kan tau Angga bersembunyi disitu.
"Shit awas aja dia lebih dari mencium Nara....gw akan potong tangannya' Angga ngomel sendiri merasa panas Nara di cium lelaki lain yang memang pacarnya. Begitulah ia mabuk tanpa sadar ngomong gak jelas seperti itu.
Nara pun masuk kedalam kamar hotel yang telah dipesan Felix, ia masuk kamar setelah Felix pamit dan berlalu pergi dari hotel itu menuju cafe dekat hotel.
Dan ketika Nara telah masuk kedalam dan menutup pintu seketika itu pintu diketuk, Nara yang saat itu sedang bercermin pun dengan malas melangkah menuju daun pintu dan membuka pintu.
Nara mengira mungkin itu pacarnya Felix yang balik kembali karena ada barang yang tertinggal, namun ketika dibuka Nara kaget karena Angga telah berada dihadapannya dalam keadaan kacau dan tercium aroma alkohol yang begitu pekat di penciuman Nara.
Tanpa memperlihatkan masuk Angga telah masuk kedalam kamar ketika kamar itu hendak ditutup namun segera ditahan Angga oleh tangannya. Nara melangkah mundur dan Angga masuk kedalam kamar dan Langsung menutup pintu kamar dengan kakinya.
"Hey tuan, anda salah kamar, kalau ingin bercinta dengan tunanganmu, hubungi dulu kekasihmu dan tanya nomer kamar yang benar, bukan asal ketuk pintu saja." Protes Nara dengan sengaja memicu reaksi Angga.
"Dan sayangnya aku tidak menginginkan yang lain, hanya dirimu Nara" cerocos Angga yang dalam mode mabuk berat.
"Sudah aku bilang aku Kinan, dasar....!!" kesal Nara yang menghempaskan pantatnya ditepi ranjang.
Rasa panas menyelimuti dada Angga, apalagi kini didepannya terpampang wanita yang mirip dengan Nara, yang saat ini terlihat begitu sexy menggoda dengan menyilangkan kakinya didepan Angga.
Belum lagi pikiran Angga yang masih belum move on dari gerakan tarian tango Nara yang begitu sensual, ingin rasanya ia yang menjadi partner dance nya, namun itu tak mungkin karena Angga tidak bisa menari.
"Shit dia begitu cantik menggoda." ucap Angga.
Karena telah terbakar panas ditubuhnya Angga menarik tangan nara yang otomatis membuat Nara berdiri dan detik berikutnya Angga memeluk pinggang Nara dengan erat dan mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Nara " i want you" ucapnya lirih.
" ohh ya.....do it with me" balas Nara dengan tetang-terangan menggoda Nara.
Akhirnya karena sudah tidak tahan melihat bibir Nara yang terlihat merah menggoda ia langsung melumat bibir Nara dengan buas, Nara tidak tinggal diam, ia pun membalas ciuman Angga dengan buas pula, hanya decapan yang terdengar dari kamar hotel itu.
Ciuman mereka sempat terlepas untuk memasok udara yang tadi sempat habis karena terlalu lama berciuman, hingga Nara mulai mengalungkan kedua tangannya dileher kokoh Angga dan mulai melumat bibir angga kembali, ia yang merasa sudah bernafsu mulai membalas dan memainkan lidah mereka untuk saling menyapa mencari kenikmatan disetiap kegiatan pertukaran Saliva mereka.
Angga sempat menidurkan nafa diranjang hingga ia mulai menciumi leher jenjang Nara dan menyesapnya dengan buas.
Nara mendes*h dengan tangan yang mulai menggapai tas clutch nya, ia mengambil ponselnya dan mulai membuka video di galery ponselnya.
Dan membuat video dirinya saat dicumbu Angga, ia tak sadar Nara memvideokan kegiatannya pada Nara karena telah mabuk yang ada saat ini hanya nafsu, Nara sengaja mencium kembali bibir Angga dan melumatnya dengan buas.
Angga pun dengan senang hati melumat balik disertai tangan nakalnya sudah berada di gunung kembar Nara yang masih dilapisi gaunnya, jangan lupakan ia masih merekam itu semua, hingga ia akhirnya mematikan video ketika tangan nakal Angga sudah masuk ke dalam gaun Nara dan menangkup buah dada Nara yang sudah polos karena ulah Angga.
Nara sempat mendesis ketika Angga mulai meremas- remas gunung kembar miliknya, namun ketika Angga hendak memasukan puncak Nara kedalam mulutnya, Nara langsung memukul tengkuk Angga.
Angga akhirnya pingsan di pelukan Nara, ia hanya menghela nafasnya dan mulai sekuat tenaga menggeser tubuh Angga ketengah kasur, ia melucuti semua pakaian angga kecuali dalamannya.
Selanjutnya Nara melepaskan semua pakaian yang melekat di dirinya dan mulai berbaring disamping Angga dan menutupi tubuh mereka berdua dengan selimut, tak lupa Nara mengambil ponselnya dan membidik foto mereka yang sedang bergelung di dalam selimut.
Nara tersenyum senang melihat Angga bertekuk lutut tak berdaya, " selamat tidur sayang, mimpi yang indah."
Nara pun mulai berdiri dan memakai gaunnya kembali dan sedikit membenarkan make up dan tatanan rambutnya, setelah di rasa sudah oke, dia mengubungi Felix pacarnya dan mengatakan ia akan menunggu kekasihnya itu di lobi saja.
Ia keluar dan membiarkan Angga tertidur dikamar hotel yang tadi dipesan oleh Felix untuk Nara. Ia melangkah keluar dengan wajah sumringah.