Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
Pertemuan itu berjalan lancar Elvan pulang sekitar pukul sepuluh malam sedangkan Rendra dan Shanum baru mau pergi mencari sate tiba-tiba Shanum kepengen makan sate.
Sepanjang perjalanan tidak tahu kenapa susah banget menemukan penjual sate tadi di rumah Rendra menawarkan agar dibuatkan Siti tapi Shanum menolaknya dia mau makan sate ditempat penjual sate.
Sekitar dua jam perjalanan mereka baru menemukan penjual sate itupun tinggal satu porsi.
Shanum dan Rendra duduk menunggu abangnya membakar sate kelihatan Shanum sangat antusias merasakan bau dari Abang yang bakar sate.
Tak lama kemudian satenya matang abangnya memberikannya pada Shanum.
"Ayo sayang dimakan"Pinta Rendra.
"Kok hanya dilihat"Heran Rendra.
"Kamu saja yang makan aku sudah kenyang tadi"Suruh Shanum.
"Tapikan kamu belum makan".
"Iya tapi tadi udah kenyang dengan baunya"Jelas Shanum "Jadi kamu yang harus makan".
"Tapi sayang sebelum kesini kan aku sudah makan".
"Aku nggak mau tahu kamu harus habisin sate ini kalau nggak aku nggak mau pulang"Ancam Shanum.
Rendra akhirnya mengalah dia memakan sate itu dalam hati dia merutuki nasibnya menghadapi sikap aneh istrinya.
Setelah habis Shanum baru mau diajak pulang diperjalanan Shanum tertidur sangat pulas Rendra yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dia yang makan tapi Shanum yang merasa kenyang.
...****************...
Besoknya Elvan masuk ke ruangan Rendra dengan muka yang nggak biasa.
"Kenapa dengan mukamu kusut amat?".
"Kerja sama dengan perusahaan Bima surya kamu saja yang pegang ya aku kayaknya nggak sanggup menghadapi direkturnya".
"kenapa begitu bukanya selama ini sesusah apapun kamu sanggup".
"Masalahnya direkturnya nyebelin banget".
"Tunggu dulu bukanya direkturnya sudah berumur kalau nggak salah pak bima".
"Bukan sekarang diganti anak perempuannya yang sangat nyebelin banget, pertama kali bertemu masa aku di tumbuk pakai sandal"Jelas Elvan.
"jodoh kali kamu sama dia"gurau rendra.
"Amit-amit aku jodoh sama tu cewek".
"Jangan terlalu benci jadinya cinta Lo nanti".
"Nggak akan"Kata Elvan sambil keluar dari ruangan Rendra.
Di Kantin Shanum dan Niken sedang asyik makan tidak tahu kenapa dia mau muntah mencium makanan yang ada di depannya.
"Kenapa Sha?"Tanya Niken.
"Nggak tau kenapa aku mencium aroma makanan ini kok mual apa asam lambungku kambuh"
"Tapi ini kan makanan yang biasa kamu pesan ".
"iya tapi kok kali ini bau banget"Kata Shanum dengan ekspresi ingin muntah.
"Masa sih"Heran Niken sambil mencium makanan di depannya"Enggak bau Sha".
Karena Nggak tahan baunya Shanum berlari ke toilet sampai di toilet Shanum muntah-muntah.
Shanum mengeluarkan makanan yang ada di dalam perutnya sampai dia merasa lemas,tanpa dia ketahui di sebelahnya ada Dinda yang ada di toilet juga.
Saat Shanum mencuci muka Dinda keluar dari bilik toilet.
"Dasar cewek murahan"Kata Dinda sinis sambil keluar dari toilet.
Shanum mengejar Dinda sampai diluar dia memegang tangan Dinda.
"Maksud Mbk Dinda ngomong begitu apa?"Tanya Shanum.
"Jangan sok polos deh kamu emang itu kan kerjaan kamu suka godain suami orang"hina Dinda agak keras sampai menjadi pusat perhatian orang-orang karena jam segitu karyawan pada masuk dari istirahat.
"Mbk Dinda jangan nuduh orang tanpa bukti jatuhnya fitnah".
"Masih saja ngeles tuh buktinya sampai muntah-muntah udah pernah kepakai berapa kali"Dinda tak hentinya menghina Shanum