NovelToon NovelToon
Tubuh Wanita, Jiwa Lelaki!

Tubuh Wanita, Jiwa Lelaki!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Seiring Waktu / Harem / Kutukan / Rebirth For Love
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sweetdark

Jion selalu saja bertengkar dengan perempuan dan sangat tidak menyukai sifat perempuan yang menurutnya terlalu dibuat-buat dan menggelikan. Seperti saat Jion melempar kecoa keluar ruangan, semua perempuan di kantongnya malah berteriak seolah Jion melemparnya ke arah mereka. padahal itu keluar, belum lagi para perempuan itu terlalu banyak drama dengan emosinya. Membuat Jion sangat enggan berpacaran, terakhir dia memiliki kekasih itu berakhir karena Cila memaksanya untuk menikah. katanya jika tak kunjung ada kepastian hubungan tiada arti. jadi Jion memilih untuk menyudahi hubungannya, dari pada mengikuti keinginan Cila. alasannya karena Jion tak mau hidupnya lebih banyak drama lantaran pernikahan. baru pacaran saja Jion sudah pusing karena emosi Cila. apalagi menikah? Jion sangat merendahkan posisi perempuan karena baginya perempuan hanya hiasan dunia dan hanya untuk jadi alat kehidupan.

hingga akhirnya Jion menjadi makhluk yang dia remehkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweetdark, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelap lembut

pov Jion

Sesaat setelah aku menjatuhkan diri dari ketinggian air terjun di sungai itu. Kesadaranku mulai hilang. Pikirku, aku akan langsung tersentak dan bangun dari lelapnya tidur. Kembali pada kenyataan. Namun ternyata aku malah di bayang-bayangi oleh masa lalu.

Semua kenakalanku terlihat jelas.

*

*

(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

*

*

Aku melihat diriku sendiri yang saat itu duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Terlihat aku yang begitu jail dan tidak dalam kategori wajar.

Aku dengan sengaja mendekati teman perempuanku yang polos dan lugu, lalu memanfaatkan ke polosnya untuk mendapatkan ciuman di pipiku.

Tidak hanya itu, aku juga meraba-raba tubuhnya tanpa ketahuan orang lain. Karena saat itu aku sengaja mengajak, Ririn mengerjakan tugas rumahan bersama.

Tentu saja gadis itu mau, kami pun mengerjakan PR itu di rumahku, karena tidak akan ada orang saat siang sampai sore hari, dan saat mengerjakan tugas itu aku pun terus mendekatinya, membuat kami tidak berjarak.

"Rin, apa kau tidak sayang padaku?" aku mencoba mempraktekkan adegan bujuk rayu halus pada wanita yang aku tonton.

"Tentu saja aku sayang padamu, karena kau temanku Jion!" jawab Ririn dengan polosnya. Aku pun tersenyum, lantaran berhasil memancingnya.

"Hm.. Begitu, kalau begitu apa kau hanya akan mencium pipiku saja?"

Ririn yang saat itu sedang menulis, seketika melihat padaku dengan tatapan polosnya yang begitu menyenangkan.

"Apa kau ingin berpelukan, Jion?" Ririn membentangkan tangannya, walaupun saat itu dadanya belum empuk. Tapi untukku itu adalah pengalaman pertama yang menyenangkan.

Aku tersenyum puas, aku pun masuk dalam pelukannya.

"Sudah Jion." ujar Ririn, Aku pun menatap mata Ririn. Dan memonyongkan bibir.

Dan dia pun mengecupnya.

Lalu terjadilah hal yang lebih dari itu, tetapi aku hanya menyentuhnya. Aku tidak memasukan 'benda' milikku.

Setelah kejadian itu, aku dan Ririn sering saling bersentuhan. Sampai kami berdua lulus sekolah menengah atas. Dan berakhir karena Ririn memiliki kekasih, begitu juga dengan aku yang mulai sibuk dengan pekerjaan.

Dan sebenarnya Ririn meminta aku agar menjadikannya kekasih, tetapi aku tidak mau. Lalu dia juga sempat menampar aku karena aku tidak mau memperlihatkan 'senjata'-ku padanya. Bukan aku munafik, tetapi aku tau Ririn mempunyai fantasi yang cukup aneh. Setiap kami sedang bermesraan seperti itu, dia selalu merekamnya. Tentu itu membuat aku dalam bahaya, dan semenjak aku tahu itu, aku tidak pernah menyentuhnya duluan.

Tentunya, aku takut di jebak. Itu terjadi saat kami naik ke kelas 11. Dan beruntungnya aku, itu adalah pertama kalinya dia merekam.

Yah dari sana aku juga mulai meremehkan wanita. Dia merasa di rusak, tetapi menikmatinya. Munafik, dan itu membuat aku semakin menjadi-jadi.

Sampai lulus sekolah menengah atas, aku tidak pernah menggunakan 'senjata' milikku pada wanita. Lantaran mereka tidak mau. Dan aku juga tidak punya keberanian besar, aku takut di mereka mengadukan pada Ibu. Bisa habis bokongku di hajar dengan rotan.

Saat itu aku tidak mengajak Ririn berpacaran, karena aku hanya ingin merasakan sentuhan wanita saja. Apalagi aku semenjak sekolah dasar, sudah sering menonton film dewasa di warnet.

Semua itu tidak terjadi begitu saja, aku di ajari oleh Liam. Kakak kelasku, dia menunjukan cara agar aku bisa melihat film biru itu. Awalnya tentu aku menolak, dan perutku terasa mual. Ditambah sehabis itu kepalaku jadi pusing.

Mulutku terasa asam, dan berbusa, dalam waktu tiga hari baru terasa mereda, walaupun masih saja tidak enak. Dan aku sangat menghindari pertemuan dengan Liam. Tetapi apesnya aku dia membawaku lagi dan mengancam akan melakukan hal yang lebih buruk dari yang kami lihat, jika aku tidak ikut menonton bersamanya.

Aku sedikit marah mengingat hal itu, karena Liam faktor utama yang membuat aku se-mesum ini. Dan jika di pikir lagi, otak mesumku terlalu cepat datang.

Tiba-tiba gelap, seperti berputar.

*

*

(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

*

*

Plakk//

Baru saja memfokuskan mataku, wajahku di tampar kencang oleh wanita yang sangat aku kenali.

Apa aku kembali ke masa lalu?

"Kenapa kau menjadikan aku kekasihmu, jika kau malah tidak akan menikahi aku!" wajah Cila terlihat basah karena air mata.

Aku hendak menjawab, tetapi aku tidak bisa.

Masih dalam ingatan? Sial kapan aku bangun..

Apakah ini momen saat aku memutuskan hubungan dengan Cila? Sepertinya tidak.

Karena aku melihat cincin di jari manisnya, juga model rambutnya yang berbeda. biasanya panjang dan hitam, kini coklat dan pendek.

Tetapi makin terlihat cantik.

Cincin itu.. Apa dia sudah menikah ya?

Tetapi, tunggu. Aku baru sadar, dia hanya mengenakan celana dalam saja.

Dua bola melonya terlihat polos tanpa ditutupi apapun.

APA AKU meniduri WANITA YANG...?!?

"Setelah kau lepaskan aku dan membiarkan aku menikah dengan pria lain. Malah membuat aku semakin tersiksa!" Cila menangis sesenggukan.

Aku masih membeku.

Kapan ini terjadi? Mengapa aku tidak ingat?

Terlebih aku malah meniduri wanita yang sudah menikah?! Kegilaan apa yang sudah aku lakukan tetapi aku malah melupakannya.

Tiba-tiba suaraku terdengar. Tetapi bukan aku yang saat ini yang melakukan hal itu.

"Bukankah kau yang mengirimi aku pesan, mengatakan kau merindukan aku?" Aku telihat merapihkan rambut.

"Kenakanlah pakaianmu, sebentar lagi suamimu akan datang. Tenang saja, dia tidak akan marah padamu." Ujarku terdengar yakin dan tanpa rasa takut ataupun bersalah.

Aku tidak ingat pernah melakukan hal seperti ini pada Cila.

"kenapa kau tega sejauh ini membuat aku menderita, Jion?" Cila menahan lenganku.

Melihat diri sendiri bertindak sejauh itu membuat rasa bersalah menyerang hatiku, dan juga heran karena aku tidak ingat pernah berbuat sejauh itu pada ,Cila.

"Suamimu membutuhkan uang, tentu aku membantunya. Dan karena dia merasa tidak bersalah, dia meminjamkanmu padaku. Tentu itu bukan salahku, sayang." Aku mengecup keningnya. Lalu memakaikan Cila handuk kimono.

"Kau fikir dengan menikah akan menjadi bahagia? Lelaki itu makhluk yang egois Cila, jangan berharap seperti di drama Korea. Itu hanya khayalan keliru." Cila hanya menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. Diriku itu terlihat mengusap lembut pipi mantan kekasihnya.

"Tidak ada cinta di dunia ini, Cila. Hanya perempuan saja yang haus akan cinta, lelaki tidak membutuhkan hal itu." diriku itu kembali mencium bibir Cila penuh gairah.

Cila terlihat membalasnya penuh emosi,

"Harusnya kau tetap bertahan bersamaku seperti yang aku katakan, tetapi ini pilihanmu Cila. Aku menghargai itu." Lalu Diriku itu telihat pergi meninggalkan Cila yang masih meneteskan air mata.

Tak lama seorang lelaki masuk, "apa kau membuatnya puas, istriku?" Tangan lelaki itu lalu mengelus rambut Cila yang menunduk lesu.

"Mengapa kau tega membuat istrimu, tidur dengan mantan pacarnya?!"Cila sedikit berteriak. Terdengar kesal dan jengkel.

Suami Cila yang bertubuh kurus dan berkumis itu mencengkram wajah Cila, "Kau harusnya merasa beruntung, karena dia menyelamatkanmu!"

Sorot mata Cila terlihat heran atas apa yang di ucapkan suaminya. Begitu juga aku yang menyaksikan, seperti hantu.

"Kau tahu? Tadinya aku akan menjualmu pada 3 orang lelaki tua asing, tetapi di cegah oleh mantanmu itu. Dia memberikan aku uang banyak hanya untuk menyelamatkan, perempuan tidak berguna sepertimu!"Lalu lelaki itu mendorong Cila menjauh darinya.

Cila terdiam, air matanya semakin turun.

Aku berbuat baik?

"Sekarang kau bisa pergi, ini surat perceraian kita sudah aku urus. Kau bebas." Lelaki itu mengemasi pakaian Cila kedalam koper secara asal. "Aku sarankan, kau bersujudlah padanya, dia adalah dewa penolong mu. Kau beruntung."

Mata Cila terlihat begitu berkaca-kaca.

"Pergi atau kau aku jual pada lelaki lain!"

Aku terdiam, kapan ini semua terjadi, mengapa aku lupa?!

Tak lama pandanganku mulai gelap kembali.

*

*

(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

*

*

Aku diselimuti kegelapan, suara tangisan terdengar di telingaku. Suara makian terdengar begitu mengiang, tiba-tiba telingaku berdenging kencang. Membuat pusing tak tertahankan, perlahan mataku yang hanya bisa melihat kegelapan kembali terpejam.

Aku hanya ingin bangun. . . Ucapku sebelum benar-benar kehilangan kesadaran.

Tanpa mengetahui apa yang barusan aku alami. Aku kehilangan kesadaran jiwaku.

Seperti mengambang dalam kematian.

*

*

(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

*

*

*

Pov Author

Disisi lain, seorang wanita bertubuh tegap, dengan tinggi hanya 150, berambut pendek sebahu, dengan warna kuning keemasan. Terlihat menekan-nekan dada gadis yang tadi dia lihat menceburkan diri dari air terjun.

Susah payah dia berusaha, tetapi gadis itu masih saja tidak mengeluarkan air yang masuk dalam tubuhnya.

Takut terlambat menolong, Gadis itu lalu menempelkan bibirnya pada bibir gadis berambut hitam, agar bisa menghirup air yang masuk.

Sekali, dua kali, air itu perlahan tertarik keluar. Tetapi belum membuat gadis itu tersadar.

Yeri, lalu menekan dada gadis di hadapannya, sambil bergantian menghisap air dari mulut gadis itu. Hingga tak lama gadis itu pun memuntahkan air itu dari mulutnya.

Cukup banyak, dan itu membuat Yeri lega.

"Akhirnya!" ujar Yeri sembari bernafas lega. Dia lalu melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada gadis itu.

Tetapi gadis itu belum mendapatkan kesadaran sepenuhnya, dan Yeri mengerti akan hal itu. Dia pun menepuk pipi gadis itu pelan.

"Hei, Jenny bangun.." suara Yeri lembut memanggilnya. Merasa lega karena mata Jenny terbuka sedikit, Yeri memeluknya.

Dia berusaha menghangatkan tubuh Jenny, memeluknya erat.

"Jenny ayo bangun, aku minta maaf, aku tidak akan pergi lagi." ujarnya sambil menahan tangis. Berfikir bahwa Jenny ingin mengakhiri hidup karena dia meninggalkannya pergi ke kota.

Yeri merasa bersalah, karena melarang gadis kesayangannya ikut. Jika tadi dia tidak melihat Jenny melompat maka habis sudah, dia tidak mungkin akan bisa menyelamatkan.

Bahkan tadi saja butuh waktu lama untuk Yeri bisa menemukan Jenny di tengah derasnya arus sungai, dan bebatuan yang terjal.

Yeri mengelus rambut Jenny, mendekapnya dalam dada. "Ayo pulang Jennyku."

Jennya hanya melihatnya dengan tatapan sayu, antara sadar dan tidak.

Dengan penuh usaha, Yeri yang tubuhnya lebih kecil dari Jenny, menggendong gadis itu di punggungnya.

"Ayo kita pulang, aku akan memarahi ketiga bocah itu karena lalai menjagamu!"

1
ATAKOTA_
jujur sebagai laki-laki cerita ini membuatku kaget bukan kepayang 🤣😆🥳
ATAKOTA_
author bingung saya pun semakin bingung 🤤
ATAKOTA_
pelanggaran oi 😆🤣🥳
ATAKOTA_
🤤busedah
Marely García Villanueva
Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan realistis.
menderita karena kmu
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap!
ADZAL ZIAH
semangat menulis kak ❤ mampir baca karya aku ya kak~ kasih saran dan kritik juga boleh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!