Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 26
"Dan hukuman Putri Mahkota akan di turunkan menjadi Selir Utama."
"TIDAK!" permaisuri dan putri mahkota berteriak bersamaan. Semua orang menjadi terdiam, tapi ada yang masih berbisik, mereka harap maklum reaksi permaisuri seperti itu karena putri mahkota adalah keponakannya.
"Itu sudah keputusan Kaisar dan putra Mahkota jadi tidak bisa di ganggu gugat." ucap kaisar.
Putri mahkota terduduk lemas, begitu juga permaisuri. 'Ini pasti siasat Kaisar melemahkan kekuatanku' pikir permaisuri, Putraku yang bodoh, kanapa dia tidak sadar bahwa dia permainkan ayahnya?
Seperti mengerti isi kepala permaisuri, Kaisar melanjutkan :
"Ini hasil dari permintaan Putra Mahkota sendiri, saya tidak pernah mengajukan apapun padanya."
Permaisuri menundukkan kepalanya dengan lesu. Sial! Kenapa Baili Zhuang ini sangat Bodoh! Umpatnya.
Setelah semua kembali ketempat duduk masing - masing kemudian Kaisar berkata.
"Sekarang nama Selir Ling sudah di bersihkan dan mulai hari ini dia tidak perlu kembali lagi ke istana dingin."
"Hah? Tanamanku!" ucapnya sepontan. Semua orang menoleh kepadannya.
"wah, ternyata Selir Ling sangat cantik, aku baru ini melihat wajah sebening ini. Selama dia tinggal di rumah Jendral, dia tidak pernah keluar. Malah suka ke perbatasan untuk menemani kakanya berperang." bisik - bisik pejabat di aula tersebut.
"benar sekali, sangat cocok untuk menjadi permaisuri masa depan, dia sangat perduli dengan rakyat di perbatasan." sambung yang lainnya.
"Tanaman apa yang anda maksud Selir Ling?" tanya kaisar yang merasa lucu apa yang spontan keluar dari mulut Ling Nana.
"Tidak Yang Mulia, hmm.. Hanya saja beberapa hari ini saya menanam beberapa pohon yang bisa untuk saya makan bersama pelayan saya. Sangat sayang kalau tidak di panen."
"ehem" kaisar berdehem karena merasa lucu, yang menjadi beban pikiran Selir adalah masalah sepele itu.
"Biarkan nanti para pengawal yang memanennya untuk anda Selir Ling."
"Tidak perlu yang mulia, saya bisa. Dan lagi masih ada barang - barang saya yang tertinggal di sana. Jadi saya belum bisa kembali ke istana timur."
Semua orang mematung, apa - apaan ini? Biasanya orang senang terbebas dari istana dingin, dia malah betah di sana. Sungguh di luar Nurul.
"Maaf yang Mulia, sebelumnya saya pernah memberikan tantangan kepada yang mulia putra mahkota tiga hari yang lalu." Jendral Besar Yan he mengangkat bicara yang dari tadi dia hanya diam menyaksikan semuanya.
"Oh, ya benar sekali. Permintaan apa yang anda inginkan Jendral, sebuah wilayah pun akan saya berikan." ucap Kaisar.
"Bagaimana putra Mahkota? Apakah kamu setuju?" sambung Kaisar lagi dan sekalian memastikan kepada Putranya ini. Bahwa ucapan yang kelaur jangan pernah di tarik kembali.
Dengan sedikit rasa kebimbangan di hatinya, dia menganggukkan kepala, sebenarnya ketika Jendral Ling mengungkit ini dia mulai merasa ada yang tidak beres. Karena Selir Ling kan sudah di bebaskan, jadi apa lagi permintaan mereka ini.
"Karena Putra Mahkota menyetujui permintaan kalian, maka Jendral Besar Ling Yan He katakanlah permintaan apa yang kalian inginkan. Saya Kaisar Baili Zuo akan selalu menyanggupinya, karena Kehebatan Jendral Ling inilah kerajaan Baili kita menjadi seperti ini, jadi jangan sungkan- sungkan." terang Kaisar dengan rasa senang yang terpancar dari wajahnya.
Kemudian Jendral Ling berdiskusi dengan Ling Nana dan Ketiga putranya. Nana hanya mengangguk saja ketika pamannya berkata kepadanya dengan suara pelan.
Setelah itu Jendral Ling Yan He berdiri dan mulai berkata :
"Kami telah berdiskusi bersama - sama dan memutuskan bahwa kami meminta Putra Mahkota dapat Menceraikan Keponakan saya Ling Nana." ucap Jendral Ling dengan Lugas.
Ilustrasi 3 putra jendral Ling.
Ling Chen, Ling Yuan, Ling Tu Shi