Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Falcon
...Bab 16...
"Tuan ku. Tiket anda untuk keberangkatan ke kota Kekaisaran telah siap. Pesawat akan berangkat pukul empat sore ini," ujar seorang pemuda dengan kaku kepada Rey yang baru saja kembali dari kantor besar Sky provider.
"Hmmm... Falcon, sudah berapa lama kau mengikuti ku?" Tanya Rey kepada pemuda kaku yang dia panggilan dengan nama Falcon tersebut.
"Menjawab anda, Tuan ku. Kurang lebih dua tahun," jawabnya masih dengan ciri khasnya yang kaku.
"Apa kau tidak berniat untuk kembali ke keluarga mu?"
Falcon tertegun sejenak. Kemudian dia menjawab. "Keluarga? Mungkin nasib anda tidak lebih baik dari saya. Dan apa yang saya alami tidak kalah buruknya dari anda. Sejak kecil, orang tua saya telah terbunuh dalam sebuah insiden. Sejujurnya, saya sangat membenci keluarga istana. Orang tua saya juga adalah seorang jenderal. Sebelum negara kami dipotong-potong bagaikan sebuah kue, ayah saya selalu berdiri di barisan depan untuk melawan invasi dari negara lain. Tidak terhitung berapa kali pasukan yang dipimpin oleh ayah saya berhasil mengusir musuh. Perlahan namun pasti, popularitas ayah saya meningkatkan membuat rakyat mengidolakannya. Hal ini membuat para menteri merasa iri. Begitu juga dengan para pangeran. Mereka kemudian menghasut raja bahwa ayah saya bisa saja melakukan kudeta militer terhadap kekuasaan raja. Karena, memang tidak dapat dipungkiri bahwa rakyat kala itu lebih percaya kepada ayah saya untuk menjaga negara dibandingkan Raja itu sendiri. Alhasil, raja yang termakan hasutan dari para mentri pun memanggil ayah saya untuk menghadap dengan mengatakan bahwa ayah saya akan diberikan imbalan atas jasa-jasanya. Namun, siapa sangka itu hanyalah jebakan. Ketika ayah saya tiba di istana, beliau langsung ditangkap dengan tuduhan bermaksud melakukan kudeta. Pada akhirnya, ayah saya dieksekusi mati, lalu jenazahnya di gantung di pintu gerbang kerajaan sebagai peringatan kepada siapapun yang berniat untuk melakukan pemberontakan. Tidak sampai di situ saja, Raja malah menjatuhkan perintah untuk memburu setiap orang yang berhubungan dengan ayah saya untuk ikut dieksekusi. Dari keluarga besar saya, hanya saya yang selamat karena ketika pembantaian itu berlangsung, saya sedang bermain petak umpet dengan anak tetangga. Begitu saya kembali ke rumah, saya melihat semuanya sudah hangus dilalap api. Untuk menyelamatkan diri, saya terpaksa bergabung ke Medan perang. Hanya saja, saat itu pasukan kerajaan kalah telak sehingga saya termasuk diantara tawanan perang. Saya diperjualbelikan sebagai budak sampai seorang petinggi tentara membeli saya sebagai budaknya. Saat itu saya mengalami berbagai penyiksaan yang tidak manusiawi. Terakhir, saya dipaksa bergabung ke camp tentara dan berperang melawan pasukan anda. Ketika anda mengalahkan saya, saya mengakui bahwa saya harus meninggalkan tentara sekutu dan mencoba mengabdikan diri kepada anda. Tujuannya tidak lain adalah, membocorkan rahasia militer kepada anda. Jika anda bertanya tujuan saya, izinkan saya mengakui, bahwa saya sangat ego ketika itu. Tujuan saya hanyalah menggunakan tangan anda untuk menghancurkan musuh yang menyerang negara saya. Karena, jika hanya saya seorang, mungkin memiliki seribu nyawa pun dendam saya tidak akan pernah terbalaskan. Perjudian yang saya lakukan ternyata tepat. Dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat kehancuran pasukan musuh dan saya juga berhasil memenggal kepala orang yang telah memperbudak saya. Terimakasih Tuan ku,"
Selesai berkata, Falcon langsung berlutut sambil menundukkan kepalanya.
"Hmmm. Apa kau tidak takut jika mereka mengetahui bahwa kau adalah pengkhianat dan mengirim seseorang untuk membunuhmu?"
"Sama sekali tidak, Tuan ku. Karena, selama dua tahun ini, pelatihan yang tidak manusiawi yang anda terapkan telah membuat peningkatan yang tidak sedikit pada diri saya. Saya merasa untuk saat ini, andai mereka mengirim pembunuh tingkat S pun, saya dengan mudah dapat menebas dan mengirimkan kepala orang tersebut kepada tuan nya,"
"Menurut mu, apakah aku juga akan mengalami nasib yang sama dengan ayah mu?" Tanya Rey sekedar ingin mengetahui bagaimana pandangan Rey terhadap penguasa.
"Izinkan saya menyampaikan pandangan saya, Tuan ku. Pada dasarnya, setiap manusia itu adalah baik. Hanya saja, kepentingan lah yang mengubah karakter mereka. Raja maupun kaisar hanya memikirkan tahtanya. Dengan alasan kestabilan negara, seorang kaisar bisa saja menjatuhi hukuman mati terhadap jendral ataupun Mentri. Pada dasarnya, itu hanyalah alasan yang dibuat-buat. Buktinya kesetiaan ayah saya dibalas dengan pembantaian seluruh keluarga. Anda tidak boleh lebih pintar dari kaisar. Tidak boleh lebih gagah dibandingkan kaisar. Juga tidak boleh lebih popular dari kaisar. Jika tidak, kemungkinan besar adalah, anda akan mengikuti jejak ayah saya," jawab Falcon menurut sudut pandang yang dia miliki.
Rey tampaknya sangat memperhatikan apa yang dikatakan oleh Falcon. Memang, kekejaman penguasa tidak dapat dinafikan. Seorang kaisar memang ditakdirkan untuk menyendiri. Sejarah membuktikan bahwa bukan hanya satu dari penguasa dengan tangannya berlumuran darah. Bahkan ada seorang kaisar rela membunuh Pamannya, serta saudara lelakinya hanya karena dianggap dapat menimbulkan ancaman bagi tahtanya. Bahkan, seorang kaisar juga rela membunuh putranya sendiri karena dianggap lebih dicintai rakyatnya daripada dirinya sendiri. Kaisar, hanya akan melepaskan tahtanya ketika dia mati. Selagi dia masih hidup, tidak ada yang boleh bersaing dengannya dalam segi apapun.