ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 34
" Oh Mom, kamu sudah pulang?" ucap Ryder saat mengetahui Ayesha masuk ke dalam rumah.
" Iya, Gael itu siapa?" tanya Ayesha. Melihat ada orang asing di rumahnya dan Gael bersikap tenang, berarti orang itu adalah orang yang baik. Dan indikasinya orang itu bisa saja suruhan seseorang.
Tomi memang belum pulang dari tempat Ayesha. Dia mendapat perintah jelas dari Ryder bahwa dia boleh kembali ke rumah saat Ayesha sudah pulang kerja sekaligus memepetkenalkan dirinya langsung kepada Ayesha.
" Perkenalkan Nyonya, saya adalah Tomi. Saya berada di sini atas perintah Tuan Ryder untuk menjaga Tuan Muda sampai Anda kembali. Kalau begitu saya mohon pamit, karena Anda sudah pulang. Selamat sore Nyonya Ayesha, selamat beristirahat," ucap Tomi penuh dengan kesoponanan.
" Aah begitu.Ya selamat sore Pak Tomi. Terimakasih telah menjaga Gael untuk saya."
Tomi membungkukkan badannya, ia kemudian langung keluar dari apartemen Ayesha sambil mengucapkan selamat tinggal kepada Gael.
Sesampainya di luar, Tomi mengambil ponselnya lalu memberikan laporan terkait apa saja yang terjadi. Tapi Ryder menginginkan laporan lengkapnya nanti saat sampai di rumah. Tomi pun paham dan dia segera kembali ke kediaman Ryder.
Di dalam apartemen, Ayesha takjub dengan apa yang ia lihat. Rumahnya sangat rapi, beberapa barang baru juga ada di sana, dan di meja makan yang tidak besar itu sudah terdapat beberapa makanan yang baru saja matang sepertinya.
" Sayangnya Mommy, semua ini yang ada di atas meja, Tomi yang masak?"
" Yups bener Mom, dia pinter banget masaknya kayak chef. Dan yang pasti masakan Paman Tomi beneran enak."
Sebenarnya yang membuat takjub Ayesha adalah Gael. Ia tahu betul putranya itu tidak mudah akrab dan dekat dengan orang baru. Tapi entah mengapa Gael bisa cepat dekat dnegan Ryder dan orang-orangnya. Apa yang namanya ikatan darah memang begitu? Entahlah, Ayesha sendiri pun tidak tahu.
Tapi ada sisi positifnya yakni Gael bisa berinteraksi dengan orang lain dan bukan hanya kepada Ayesha terus-menerus. Hanya saja ia tetap ingin Gael bisa memiliki teman yang seumuran dengannya.
" Mommy mandi dulu ya, habis ini kita makan malam bareng."
" Oke Mom."
Ayesha berlalu ke kamar, lalu Gael masuk ke dalam laboratorium mininya untuk melanjutkan apa yang sudah ia kerjakan.
Hanya tinggal sentuhan terakhir untuk bisa memeriksa apakah formula yang ia buat berhasil atau tidak, yakni dengan melakukan percobaan kepada tikus yang tadi dibeli oleh Tomi.
Ya, itu adalah langkah terakhir. Gael yakin Ayesha tidak akan pernah berpikir untuk menjaga dirinya sendiri ketika berada di luar, maka dari itu Gael membuatkan beberapa formula untuk digunakan melindungi diri.
" Nah, kita tinggal tunggu reaksinya besok. Baik-baik ya kamu, biar bisa langung digunain, tapi kalau belum sempurna ya mau nggak mau tetap harus dibuat ulang. Tapi nggak masalah, aku punya banyak waktu untuk itu."
Gael duduk di di kursinya sambil melihat ke arah tikus putih yang baru saja ia beri formula buatannya. Ia sungguh berharap bahwa apa yang ia lakukan langsung berhasil. Mengingat apa yang dilakukan dua wanita itu tempo hari, Gael yakin bahwa suatu saat akan ada hal yang tidak diinginkan terjadi. Maka dari itu dia pun harus bersiap.
Kecemasan yang dirasakan Gael tentu jelas memiliki alasan yang besar, karena dia begitu mencintai Ayesha. Ibunya itu adalah orang yang tidak ingin berurusan terhadap sesuatu yang merepotkan, tapi tentu tidak dengan orang lain.
Dan pemikiran Gael itu benar adanya, saat ini di tempat lain, dua orang itu tengah kebingungan karena rencana mereka tidak berjalan sesuai yang mereka harapkan.
Luna, ya orang itu adalah Luna dan Tania. Siapa lagi kalau bukan mereka yang terlalu sibuk terhadap sesuatu yang sudah jelas di mata bahwa mereka tidak akan bisa mendapatkannya. Luna menjadi kalang kabut sendiri karena keinginannya tidak berjalan dengan sesuai rencana
" Ini orang kemana sih. Kok sampai sekarang fotonya belum juga di upload. Jangan-jangan dia lupa lagi, atau kabur gitu aja setelah aku transfer uang mukanya."
Luna berjalan kesana kemari, dia terlihat tidak sabaran. Ya, wartawan lepas yang ia minta tadi sama sekali tidak muncul. Ia menelpon juga tidak ada jawaban, jadi terkesan wartawan itu kabur.
Namun tidak berselang lama sebuah pesan masuk ke ponselnya. Itu adalah bukti transfer dan permintaan maaf.
" Maaf Nona, uang muka yang Anda berikan saya kembalikan, dan saya tidak bisa melakukan apa yang Anda minta. Tolong jangan hubungi saya lagi."
" Apa? Sialan brengseeek! Bisa-bisanya tuh orang ngerjain aku kayak gini! Argggh!"
Luna berteriak marah di dalam kamarnya. Hal tersebut membuat Tania terkejut dan langsung berlari mendekat ke arah sang anak.
" Luna, kamu kenapa kok malem-malem marah-marah gini? Katanya tadi abis ketemu Ryder, kok malah gini."
" Rencana ku, rencanaku semua berantakan Ma. Wartawan sialan itu nggak jadi nge-up foto aku sama Ryder. Padahal seharusnya malam ini jadi headline di portal berita online. CEO BHP berkencan dnegan putri keluarga Brahmana. Tapi, semuanya gagal."
Tania mengerti, rupanya Luna bergerak sendiri tanpa sepengetahuannya. Tentu tidak jadi masalah asalkan semuanya berada di jalan yang benar. Tapi pada kenyataannya, rencana Luna tidak berhasil.
" Seharusnya kamu bilang ke Mama, sayang. Jadi Mama bisa bantu, itu kan hanya masalah kecil. dan lain kali, kita masih bisa ngelakuinnya. Ajaklah Ryder ke rumah, itu akan memudahkan kita membuat berita yang sensasional."
Tania menyeringai, dia tentu memiliki banyak sekali rencana utama dan juga rencana cadangan jika Ryder bisa kembali lagi ke rumah ini. Dia akan menggunakan segala cara agar Ryder bisa menjadi milik Luna. Dan itu adalah sebuah keharusan.
" Akhir pekan, aku akan bawa dia kemari. Apa Mama yakin bisa memastikan bahwa pria itu jadi milikku?"
" Tentu sayang, tentu saja. Kamu tidak perlu memikirkannya, Mama yang akan mengurus semuanya. Jadi kamu hanya tinggal ngelakuin tugas mu aja."
Tania berucap dengan sangat yakin. Ya dia begitu yakin sekali kalau apa yang disusunnya akan berhasil. Ia yakin sekali bahwa apa yanh dia inginkan akan tercapai.
Seperti halnya saat ia ingin mendapatkan Betrand, dia berhasil meskipun harus melalui waktu yang lama dan panjang. Maka dari itu, kali ini pun dia yakin bahwa dirinya akan berhasil mendapatkan Ryder untuk Luna
Tania bersumpah akan mewujudkan apa yang diingkan oleh putrinya. Luna, dia harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari pada dirinya dulu. Dia tidak ingin melihat Luna kesusahan.
Padahal saat ini kehidupan mereka sudah jauh lebih baik dati sebelumnya. Berada di bawah nama Brahmana tentu memberikan impact yang luar biasa. Tapi agaknya Tania tidak puas, atau lebih tepatnya dia serakah. Dia menginginkan hal yang lebih dari ini semua.
TBC
semangat kakak...
awal baca ini aku...karya yg bagus ko, kisahnya menarik
lanjut baca...