Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dia memulai hidupnya di ibukota setelah mengetahui siapa dirinya, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk teman masa kecil nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Sore harinya, Adam berdiri di depan kantor Aulia, dia melihat jam di smartphone nya, tiba tiba pundak nya di tepuk, Adam menoleh melihat istrinya yang ceria berdiri di sebelahnya,
“Udah selesai ya, sayang ?” tanya Adam.
“Baru aja selesai, kayaknya mulai minggu depan aku udah bisa kerja beneran nya nih, ga di training lagi,” jawab Aulia.
“Wah bagus dong, pulang yuk,” balas Adam.
“Iya yuk,” balas Aulia.
Ketika mereka baru mau berjalan, “brrrm,” dua motor berhenti di depan kantor Aulia, pengemudi dan penumpang motor membuka helm nya, Adam langsung mengenali empat orang yang berboncengan di motor,
“Wuiih....pacar lo cakep bang,” ujar Ehsan.
“Lo tuh ye, maen bacot aja, kalau abang tersinggung gimana lo jir,” ujar Reza.
“Kenapa lo pada balik lagi ?” tanya Adam.
“Gini bang, kita berempat mau berterima kasih banget ama lo bang, yang tadi lewat rusuh di ujung jalan, walau ada korban di gerombolan mereka sendiri, tapi sebagian di tangkap polisi, mereka nyerang anak cewe dari sekolah kita trus di halau warga,” ujar Galih.
“Hmm gitu,” balas Adam.
“Eh..ada apa sih, sayang ?” tanya Aulia bingung.
“Ntar ku ceritain (menoleh melihat ke empatnya) dah ya, gue ama bini gue mau balik dulu,” ujar Adam.
“Sip bang, cuman boleh ga gue minta nomer lo, kalo lo kenapa napa atau ada apa apa, hubungin salah satu dari kita aja, kita berempat pentolan di sekolah kok,” ujar Reza.
“Breeg,” ke empatnya mengeluarkan smartphone dan menyodorkannya pada Adam, akhirnya Adam memberikan nomornya pada ke empatnya dan mereka langsung mengirim pesan pada Adam, setelah menyimpan nomor kontak ke empatnya di smartphone, ke empatnya langsung pamit,
“Dah ya bang, kita jalan dulu,” ujar Ehsan.
“Iya, hati hati ya,” balas Adam.
“Permisi ya mpok...eh mba,” ujar ke empatnya kepada Aulia sambil menunduk dan tersenyum.
“I..iya,” balas Aulia bingung.
“Brrrm,” motor melesat dengan kencang keluar dari komplek ruko, setelah itu Aulia langsung menoleh melihat Adam,
“Kamu nolong orang lagi ya ?” tanya Aulia.
“Iya, abisnya kalau ga bahaya, mereka meninggal di keroyok dan ibu ibu penjual minuman di belakang jadi korban juga,” jawab Adam.
“Gitu, aku sampe kaget tau, kirain mereka mau macem macem,” ujar Aulia.
“Tenang aja, mereka baik kok, walau awalnya sempet ku piting dulu sih hehe,” ujar Adam.
“Hah...kamu berantem ?” tanya Aulia kaget.
“Enggak kok, ga sampe berantem, tapi buat meyakinkan mereka, terpaksa harus kenceng dikit,” jawab Adam.
“Aduh...jantung ku deg degan kalau sama kamu, tapi seru, aku suka hehe,” ujar Aulia memeluk lengan Adam.
“Enak ya kayak mereka kalau bisa naik motor,” ujar Adam.
“Hehe iya, kita bisa jalan jalan,” balas Aulia.
“Yuk deh pulang,” balas Adam.
Keduanya kembali berjalan ke arah pintu keluar ruko untuk menyebrang ke pusat grosir di sebrangnya, setelah selesai menyebrang,
[Tuan.]
“Ya ?” tanya Adam.
[Apa anda ingin sepeda motor ?]
“Hah...jelas ingin lah, kenapa ?” tanya Adam di kepalanya.
[Apa mau saya belikan ? untuk hadiah misi akan saya kurangi 50 juta untuk di tukar motor.]
“Emangnya bisa ?” tanya Adam.
[Bisa, anda mau ?]
“Um tapi langsung bisa di pakai ?” tanya Adam.
[Langsung otr, sudah ada plat dan untuk anda sim C.]
“Seriusan bisa ?” tanya Adam.
[Bisa, selama masih terjangkau.]
“Ok kalau gitu,” balas Adam ceria.
[Baiklah, silahkan tunggu malam ini dan silahkan cek status tuan.]
“Status,”
***************************************************
Host Status :
Name : Adam Satrio.
Age : 18.
Health condition : Good.
Level : 56 (2500 / 5500)
Six sense : Danger sense, clairvoyance, strong memory, detect presence, charm, reading target mind.
Total reward : 2.013.035.000 – 50.000.000 \= 1.963.035.000,-
***************************************************
[Motor sudah terparkir di depan kos kosan anda, selamat menikmati tuan.]
“Wuih instan ?” tanya Adam.
[Tentu saja.]
“Kalau apartemen atau yang lainnya bisa juga ga ?” tanya Adam.
[Jika anda sangat menginginkannya dan memiliki dana yang cukup, bisa.]
“Sip, terima kasih IOS,” ujar Adam.
[Sama sama, senang bisa membantu. Silahkan cek dompet anda.]
Adam membuka dompetnya, “pluk,” ada sesuatu yang jatuh ke tanah, Adam berhenti dan memungutnya, ternyata yang jatuh adalah sim c atas nama dirinya. Aulia melihat apa yang di pegang Adam.
“Tuh punya sim c, tadi katanya ga punya,” ujar Aulia.
“Kan mati, belum di perpanjang, musti di urus dulu,” balas Adam pura pura.
“Oh gitu, ya udah yu, apa kita beli makanan dulu ?” tanya Aulia.
“Kita makan di luar aja, sekalian keliling,” jawab Adam.
“Hah...naik apa ?” tanya Aulia.
“Liat aja dulu,” jawab Adam.
Mereka akhirnya sampai di depan kos kosan, keduanya melihat sebuah motor baru yang cukup besar, terparkir di depan pintu kos lengkap dengan dua buah helm dan plat nomor baru yang sudah terpasang.
Adam langsung mendekati motornya, tiba tiba “pluk,” sebuah kunci motor dengan bandul alarm bergambar merek motornya muncul di atas dasbornya, bersamaan dengan stnk, bpkb dan faktur pembelian nya.
Adam langsung mengambilnya dan memakai helmnya, kemudian dia menaiki motor nya dan memberikan helm pada Aulia yang tertegun dan mematung tanpa bisa bicara apa apa.
“Mo..motor siapa ini Dam ?” tanya Aulia.
“Motor ku, baru beli hehe,” jawab Adam.
“Hah...kamu beli motor tidak bilang bilang aku ?” tanya Aulia.
“Kan kejutan, tadi aku keluar kantor bentar sebelum menolong empat orang tadi hehe, surprise, tapi sori ya, ini second,” jawab Adam tertawa.
“Kamu tuh ya, dasar kamu,” ujar Aulia memukuli pundak Adam namun sambil tersenyum.
“Hehe ayo naik, kita keliling,” balas Adam.
“Iya, dengan senang hati hehe,” balas Aulia.
Aulia langsung naik membonceng Adam, dia memakai helmnya dan memeluk pinggang Adam, namun ketika Adam baru menghidupkan motornya, tiba tiba helm nya di tepuk oleh Aulia, dia menoleh,
“Dam, sim kamu mati kan ? ntar kalo ada polisi gimana ?” tanya Aulia.
“Kita jalan di dalem dalem sini aja, sekalian cari tempat makan, udah tenang aja, percaya aja ama aku,” jawab Adam.
“Ya udah, tapi hati hati ya,” balas Aulia.
“Tenang saja, sayang,” balas Adam.
“Klap,” Adam kembali menutup helm nya dan “vrooom,” motor melesat pergi meninggalkan kos kosan. Adam mengarahkan motornya keluar ke jalan raya, Aulia memeluk erat pinggang Adam, dia tersenyum di balik helmnya dan menoleh menikmati perjalanan yang mengarah ke pusat kota.
Mereka melewati tempat tempat yang indah dan penuh lampu yang baru menyala karena menjelang malam, ketika sampai di lampu merah.
“Hehe seru ya sayang,” ujar Aulia.
“Iya sayang, rasanya gimana gitu,” balas Adam.
“Aku jadi makin sayang sama kamu,” balas Aulia.
“Hehe makasih, aku juga makin sayang sama kamu,” balas Adam.
Setelah lampu hijau mereka meneruskan perjalanan mereka, kemudian mereka sampai di sebuah mall besar dan masuk ke dalam. Setelah puas berjalan jalan dan makan malam bersama di tempat yang cukup indah, keduanya kembali mengendarai motor mereka dan berjalan ke kos kosan. Ketika memasukkan motor ke dalam kos,
“Eh..eh...ada biaya parkirnya loh,” tegur ibu kos.
“Berapa bu ?” tanya Adam.
“50 ribu sebulan,” jawab sang ibu.
“Iya bu, ini,” balas Adam memberikan selembar uang biru kehijauan sebanyak enam lembar.
“Ok makasih ya, berarti sekalian enam bulan ya,” ujar sang ibu.
“Iya, makasih ya bu,” balas Adam.
Setelah memarkir motor barunya, Adam naik bersama Aulia, begitu masuk, “bruuuk,” Aulia menabrak Adam sampai Adam terjatuh di lantai, dia langsung mencium Adam dengan mesra.
“Makasih ya, sayang, aku senang banget malam ini,” ujar Aulia.
“Hehe sama sama, aku senang juga melihat kamu senang, mandi dulu yuk, trus bobo besok harus kerja lagi,” balas Adam.
“Iya, ayo tapi sori malam ini kamu ga bakal bobo hehe,” ujar Aulia yang kemudian kembali mencium Adam dengan mesra.
******
Keesokan paginya, "uuuuh," Adam dan Aulia terbaring di balik selimut mereka, keduanya saling memegang kening satu sama lain,
"Kamu demam sayang," ujar Adam.
"Kamu juga sayang," ujar Aulia.
"Pelajaran nih, lain kali kalau kita keluar naik motor, pakai jaket," ujar Adam.
"Iya, besok libur kita beli jaket di pusat grosir. Trus pulang langsung tidur, jangan kayak semalem, puas sih puas tapi paginya gini," balas Aulia.
"Hehe kamu sih yang mulai," balas Adam.
"Hehe abisnya gimana, semalem aku seneng banget," balas Aulia.
"Ya udah, bilang ke kantor dulu hari ini sakit ga masuk, padahal baru hari kedua nih hadeh," ujar Adam.
"Hehe iya, aku juga," balas Aulia.
Setelah itu, jari keduanya menari dengan lincah di atas layar smartphone mereka untuk mengirim pesan ke bagian personalia kantor masing masing.