Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Bagaimana Bisa Keluar?
Sebelum berangkat menuju rumah tetangga untuk melakukan tugasnya sebagai buruh cuci, Violet mengantarkan putrinya lebih dulu ke sekolah. Selain karena sepeda milik Viera masih tertinggal di sekolah, Violet juga tidak ingin membiarkan putrinya berangkat menggunakan sepeda ke sekolahnya untuk beberapa waktu ke depan.
"Nanti sore tunggu Ibu jemput dulu baru pulang ya, nak." Kata Violet lembut setelah motor jadul miliknya tiba di depan sekolah Viera. Sunggu terasa kesenjangan sosial di antara Viera dan murid lainnya. Jika murid lain datang dan diantar menggunakan mobil mewah, Viera justru diantar menggunakan motor jadul sang ibu. Walau pun begitu, tidak ada sedikit pun rasa malu di hati Viera.
"Gak perlu, Bu. Viera bisa pulang sendiri naik sepeda." Balas Viera. Dia tidak ingin merepotkan sang ibu.
"Enggak, nak. Ibu akan tetap jemput kamu. Pokoknya kamu tunggu Ibu jemput baru pulang!" Tegas Violet.
Viera akhirnya mengangguk saja. Dari pada menolak perkataan sang ibu dan membuat wanita yang melahirkannya itu jadi bersedih, Viera memilih mengiyakannya saja.
"Viera masuk dulu, Bu." Pamit Viera sambil menyalimi tangan sang ibu.
Violet tersenyum seraya mengusap kepala putrinya. Sambil mengiyakan perkataan Viera, dia berdoa di dalam hati agar putrinya bisa bersekolah dengan tenang di sekolahnya harinya.
Setelah motor jadul sang ibu pergi meninggalkan depan gerbang sekolah, Viera bergegas masuk ke dalam gerbang. Beberapa murid yang melihat kedatangannya menatap Viera dengan wajah sinis dan beberapa di antara mereka mencibir Viera yang diantar menggunakan motor jadul.
Viera menulikan telinga. Dia tidak ambil pusing dengan perkataan mereka. Sambil melangkah menuju kelasnya berada, wanita itu membenarkan letak kaca matanya yang terasa sedikit tidak nyaman.
Masuk ke dalam kelas, jantung Viera berdegub tak karuan karena membayangkan akan bertemu kembali dengan Putri dan kedua temannya yang sudah menyekapnya kemarin sore.
"Viera!" Wajah putri dan kedua temannya yang lain nampak terkejut melihat kedatangan Viera dalam kondisi baik-baik saja.
Viera mempercepat langkahnya menuju mejanya yang berada di paling belakang kelas.
Putri dan kedua temannya pun segera bangkit dari posisi duduk dan berjalan menghampiri Viera.
"Masih bisa sekolah juga nih anak!" Putri menatap Viera dengan sinis sambil bersidekap dada.
Viera tertunduk. Dia tidak berani menatap wajah Putri yang terlihat menyeramkan di matanya.
Tak terima Viera hanya diam saja, Putri pun mendorong pundak Viera hingga membuat wanita itu mengadung.
"Dasar cupu! Berani sekali kamu mengabaikan perkataanku!" Berang Putri.
Viera masih diam. Dia sangat takut pada wanita itu. Terlebih mengingat kejahatan wanita itu kepadanya kemarin sore.
Beberapa teman-teman Viera yang melihat sikap buruk Putri hanya diam. Mereka justru asik menonton tindakan Putri seolah tidak menaruh rasa prihatin pada Viera.
"Ayo katakan, bagaimana bisa kamu keluar dari gudang kemarin sore!" Titah Putri. Dia sangat penasaran dengan hal itu. Karena menurutnya Viera tidak mungkin bisa keluar karena kondisi gudang sudah ia kunci dari luar.
Viera lagi-lagi diam. Lidahnya terasa kelu. Pun dengan tubuhnya yang sudah bergetar takut berhadapan dengan Putri.
Putri merasa semakin kesal pada Viera. Maka dari itu ia berniat menjambak rambut Viera agar wanita itu segera bersuara. Namun baru saja tangannya terulur hendak menjambak rambut Viera, sudah terdengar suara bariton dari arah pintu kelas.
"Apa yang kau lakukan pada Viera?!" Kata seorang pria tampan yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan memasang tatapan tak bersahabat pada Putri.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗