Larisa gadis yang sederhana,diam-diam mencintai sahabatnya sendiri,Larisa bersahabat dengan 2 lelaki sejak mereka duduk di bangku SMP.Keluarga mereka sudah saling mengenal baik satu sama lain,kedua sahabat larisa berasal dari keluarga yang cukup kaya dan juga terpandang.Sementara Larisa hanya anak dari seorang karyawan yang bekerja di perusahaan salah satu sahabatnya.
Sampai akhirnya ada satu peristiwa yang membuat Larisa menjadi pengantin dari sahabat yang ia cintai,diam-diam.
Larisa pikir,ia akan bahagia,karena menikah dengan orang yang ia cintai,tapi ternyata tidak..
penasaran dengan kisah Larisa???
Baca selengkapnya di novel ini yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Tidak terasa,acara resepsi Davin dan juga Larisa telah selesai.
Semua para tamu undangan sudah kembali kerumah masing-masing,beberapa menit yang lalu pun Liam dan keluarga dari Larisa baru saja pulang.
Kini,Larisa dan juga Davin sudah ada di dalam kamar pengantin Mereka.
Larisa duduk di sofa yang ada di kamar hotel mereka,meluruskan kaki nya yang terasa pegal,karena sejak tadi berdiri terus,menyambut para tamu undangan yang mengucapkan selamat untuknya dan juga Davin.
Larisa memijit-mijit sendiri kakinya,sementara Davin berjalan kesana-kemari di dalam kamar mereka,Davin cemas,memikirkan reaksi Bella jika kekasihnya tersebut melihat tayangan jumpa pers keluarga Davin.
Saat sampai di dalam kamar,Davin berusaha menghubungi Bella,tapi Bella tidak mengangkat telponnya.
Sementara itu Larisa,meskipun ia diam,tapi Larisa tau apa yang menjadi kegelisahan Davin.Sebenarnya hati nya sakit,karena malam yang seharusnya menjadi malam bahagia keduanya,suaminya justru sedang cemas memikirkan wanita lain.
Baru saja Davin,akan berganti pakaian,meletakkan ponselnya ke atas meja yang ada disamping tempat tidur,tiba-tiba saja ponselnya berdering.
Davin melihat nama pemanggil di ponselnya,tanpa menunggu waktu lama,Davin langsung mengangkatnya.
"Halo sayang..."Jawab Davin,mengangkat panggilan yang ternyata dari Bella.
"Sabar Larisa...ini masih permulaan,kita gak tau,mungkin kedepannya Davin,bisa mencintai kamu."Bathin Larisa,ia mendengar Davin mengangkat telpon dan berkata "Sayang".
"Aku dari tadi nelponin kamu Bell,kamu kemana aja sih?"Tanya Davin.
"Itu gak penting!!!...jelasin ke aku,kenapa sekarang kamu malah nikah sama si Larisa haaahh?!!!"Ucap Bella marah-marah berbicara dengan Davin.
"Kenapa kamu marah sama aku?!!!,semua ini gak akan terjadi,kalo bukan karena kamu Bell!!!,aku kurang apa sama kamu?!".
"Kamu minta aku ngertiin kamu,aku ngerti Bell,kamu minta supaya hubungan kita gak ada satu pun yang tau,terkecuali keluarga dekat,aku juga ikutin mau kamu!".
"Aku udah turutin semua mau kamu Bella,jadi jangan salahin aku,kalo akhirnya harus seperti ini."Jawab Davin.
Larisa yang mendengar pertengkaran Davin dan juga Bella,langsung masuk ke dalam kamar mandi,ia muak mendengar Davin yang bodoh mencintai Bella.
Sementara Davin hanya memandangi Larisa yang masuk ke dalam kamar mandi,ia bahkan tidak sadar,untuk menjaga perasaan Larisa.
"Iyaaa aku tau Vin...tapi kan,kamu bisa nunda pernikahan kita,atau jumpa pers itu ngebahas tentang penundaan pernikahan kita,bukannya kamu malah menikah sama Larisa".
"Kamu bilang,kamu cinta sama aku,kamu sayang sama aku,dan kamu mau kita hidup bersama dalam ikatan pernikahan,tapi sekarang apa Vin?!"Ucap Bella.
Sebenarnya Bella juga mencintai Davin,tapi Bella terlalu khawatir dengan kariernya,karena ia tidak mengetahui siapa keluarga Davin sebenarnya,Bella juga hanya ingin sentuhan dari kekasihnya tersebut.
Tapi Davin tidak pernah mau menyentuh Bella,sekali pun Bella sudah merelakan dirinya.
Bella tidak sadar,justru lelaki seperti itulah,lelaki yang baik,selama berpacaran dengan Davin,Davin hanya sebatas menggandeng tangan Bella,membelai lembut pucuk kepala Bella,dan mencium kedua pipi Bella.
Meskipun Bella sering mengizinkan Davin untuk melakukan hal yang lebih terhadap dirinya,tapi Davin tetap pada pendiriannya.
"Iya!!!,aku memang cinta sama kamu,aku sayang sama kamu,aku tulus sama kamu,aku bahkan gak mau merusak kamu,sebelum kita ada dalam ikatan pernikahan yang sah,dan makannya itu,aku ngajakin kamu nikah".
"Tapi sekarang apaa!!!,kamu justru lebih mentingin karier kamu,daripada kita berdua Bell,terus sekarang kamu nanya,aku sayang dan cinta apa gak sama kamu?!".
"Tanya sama diri kamu sendiri!!".Ucap Davin emosi,setelah itu Davin langsung mematikan sambungan telpon mereka secara sepihak.
Tuuuttt...ttuuuutttt...tuuuuutttt..
"Iihh kok di matiin sih,aku kan belum selesai ngomong,gimana sih si Davin."Ucap Bella,sebal karena Davin memutus pembicaraan mereka secara sepihak.
"Aku gak bisa biarin kamu jatuh ke pelukan Larisa Vin,apalagi sampe jatuh cinta beneran".
"Aku yakin,kamu menerima pernikahan itu karena kamu terpaksa,aku emang bodoh karena gak tau siapa sebenarnya keluarga kamu".
"Aku cinta sama kamu Vin,tapi kamu terlalu membosankan."Ucap Bella bicara pada dirinya sendiri.
...****************...
Sementara itu,Liam yang sudah sampai dirumahnya,langsung merebahkan diri nya di kasur,karena merasa sangat lelah.
Sambil rebahan,Liam melihat foto-foto yang ada di Galery ponselnya,Liam melihat foto dirinya bersama Larisa dan juga Davin dulu,saat ketiga nya masih di SMP.
"Emang yaa...perihal takdir gak ada yang tau Sa..."Lirih Liam sambil memandangi foto mereka bertiga.
"Apa selama ini kamu punya rasa sama Davin,Sa?,sampe kamu mau menjadi pengantin pengganti untuk Davin."Lirih Liam lagi.
"Aku gak liat cinta dimata Davin buat kamu,aku justru bisa liat cinta yang ada di mata kamu buat Davin,saat tadi kamu memandang Davin yang sekarang udah jadi suami kamu".
"Aku akan bantu kamu untuk bisa meluluhkan hati Davin,tapi kalo setelah hal itu,dia tetep bodoh dan menyia-nyiakan kamu,aku pastikan Davin akan menyesal seumur hidupnya,Sa."Lirih Liam,masih memandangi foto persahabatan mereka.
...****************...
Larisa baru saja keluar dari kamar mandi,dan mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur.
Davin langsung berdiri dari duduknya,saat melihat Larisa keluar dari dalam kamar mandi.
Dengan gugup,Davin berbicara kepada Larisa.
"Maafin aku Sa...aku gak bisa tidur seranjang sama kamu,biar aku tidur di sofa aja".
"Kamu tau,kan?,antara aku dan Bella belum benar-benar selesai."Ucap Davin.
"It's okay..."Jawab Larisa singkat.
Davin langsung mengambil bantal dan juga selimut,Kemudian berjalan perlahan ke arah sofa yang ada di depan televisi.
"Bagi aku,hubungan kalian udah berakhir,saat kamu menjabat tangan ayah aku,di depan pak penghulu."Lirih Larisa
Davin menghentikan sejenak langkahnya,karena mendengar ucapan Larisa,Davin melihat ke belakang,sementara Larisa sudah membuang wajahnya ke arah lain.
Setelah itu keduanya sama-sama merebahkan tubuh mereka.
Davin di sofa,sementara Larisa di kasur.Malam itu,keduanya sama-sama gelisah dan tidak bisa tertidur nyenyak.
Davin gelisah memikirkan tentang Bella,sementara Larisa gelisah memikirkan bagaimana caranya ia bisa meluluhkan hati Davin,dan juga menghapus tentang Bella dalam ingatan Davin.
Entah kedepannya akan seperti apa,apakah dirinya sanggup meluluhkan hati Davin,atau malah dirinya akan menyerah dengan Davin.
Karena rasanya sakit sekali,ketika Larisa percaya lagi terhadap cinta kepada Davin,Larisa percaya,Davin akan belajar menerima dirinya,Tapi ternyata Tidak...
siap-siap sakit hati kau Vin...
menghadiri pernikahan mantan istri dengan sahabat sendiri....😅
tapi Larisa yang baik malah tersakiti terus...
apakah selamanya hanya akan diajak ajakin Bella...
CEO kok bdh sih.. ijazahnya dapat beli ya...
harusnya kali ini jangan gengsi vin... minta tolong sama ayah dan bunda. mereka lebih pinter dari pada kamu...