Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Arabella mendongak menatap Samuel yang tersenyum padanya, bibirnya ikut mengulas senyum.
"Kau benar kak, ada Amara yang harus aku bahagiakan."
"Ya, kau harus semangat untuk putrimu!" Samuel menepuk kepala Arabella pelan, seperti yang sering dia lakukan.
Tapi tidak biasa bagi Maher yang sedang terbakar api cemburu, dadanya begitu sakit sampai membuatnya ingin memukuli pria itu.
Arabella dan Samuel menuju meja yang sudah disediakan, meja yang sudah diberi nama untuk tamu undangan masing-masing.
"Eh mau kemana?"
Mahira menyentuh lengan Maher saat pria itu hendak pergi, membuat Maher mendengus kesal.
"Lepas, urusi saja sugar Daddy mu itu." Maher menepis tangan Mahira dan berlalu pergi.
"Ish, kak Maher nyebelin!" Kesal Mahira yang malah di tinggal sendiri di mejanya, meja VIP untuk kelurganya.
Tak lama kedua orang tuanya datang, mereka hanya melihat Mahira, lalu di mana Maher?
"Sayang di mana kakakmu?" Disya duduk setelah Adam menarik kursi untuknya, kedua orang yang sudah tak lagi muda itu masih terlihat harmonis.
"Entahlah," Mahira malas, dia masih kesal.
Adam mengedarkan pandangannya dan tersenyum saat melihat dua orang sedang duduk mengobrol dan terlihat begitu dekat.
Mungkin saja Maher sudah melihat Arabella, pikir Adam.
Tak lama acara di mulai, para model berlenggak lenggok di atas catwalk dengan pakaian terbaik dari desainer terbaik yang mengikuti, acara ini terbuka untuk desainer yang sedang ingin mengepakkan sayapnya. Dan Adam sudah merencanakan semua dengan matang agar Arabella tidak curiga. Dari kota yang Arabella tempati ada beberapa yang juga ikut hadir, bahkan mereka juga tidak percaya bisa mendapat kesempatan seperti yang lain.
"Hasil rancangan mereka begitu indah," Gumam Arabella yang masih di dengar oleh Samuel.
Samuel tersenyum, dan lagi merangkum bahu Arabella karena Samuel sengaja menggeser kursi duduknya agar lebih dekat dengan adiknya.
"Punya kamu juga tidak kalah bagus, bahkan lebih bagus dari mereka."
Arabella menghela napas, Samuel berkata jujur bakat adiknya yang terpendam selama tiga tahun ini kini terlihat, Arabella mengenyampingkan bakatnya lantaran ingin bekerja dan mendapat uang, meskipun begitu Arabella tetap mendesain jika sedang senggang dan itupun tanpa diketahui oleh Maher.
Sedangkan Maher yang berdiri tak juah dari meja Arabella hanya bisa menahan amarahnya, dirinya benar-benar cemburu melihat kedekatan keduanya.
Suara tepuk tangan begitu riuh saat semua model sudah selesai memamerkan semua hasil desainer terbaik. Dan kini saatnya para juri senior untuk memberikan nilai.
"Semoga hasilnya memuaskan ya, karena hasil karya para desainer benar-benar memukau." Suara MC yang sedang ikut menunggu hasil terbaik dari banyaknya desainer yang datang.
"Kak aku ke toilet sebentar." Arabella duduk dengan tidak nyaman, dirinya ingin menuntaskan hajatnya dulu.
"Ck, kau ini. Pasti nervous." Decak Samuel kesal.
Arabella hanya tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih sampai terlihat gusinya.
"Kebiasaan!" Omel Samuel.
Memang kebiasaan Arabella jika sedang dalam keadaan nervous seperti ini, meskipun pernah memimpin rapat dengan orang-orang penting tapi Arabella tidak senervous ini.
Keluar dari toilet, Arabella berdiri didepan cermin untuk melihat penampilannya yang masih rapi. sedikit memoles lipstik Arabella pun melangkah keluar dan hendak kembal ke acara.
Tapi siapa sangka saat keluar dirinya melihat seorang pria yang sedang berdiri dan bersandar pada tembok, pria itu memejamkan matanya dengan kepala mendongak.
"M-maher."
*
*
Udah balik, jangan lupa tinggalkan jejak 👍👍